Ketika Penyu Belimbing Nyaris Punah Akibat Perubahan Iklim

Siang terik, seekor penyu belimbing berukuran sedang terdampar di pantai yang terlihat kumuh ditumpuki berbagai sampah plastik. Tubuh bagian tengahnya terjerat botol plastik yang robek. Ia tak mampu bergerak. Menanti seseorang berbaik hati melepaskan jeratannya. 

Fenomena ini tak asing terjadi di Indonesia. Keberadaan satwa dan puspa mulai langka keberadaannya akibat krisis iklim yang tak lain penyebabnya juga adalah manusia. 

Tak banyak orang tahu, kalau Indonesia memiliki 6 dari 7 jenis penyu langka di dunia. Ada Penyu Hijau, Penyu Belimbing, Penyu Tempayan, Penyu Pipih, Penyu Sisik dan Penyu Lekang. Mengagetkan bukan? Negeri kita mendapatkan kehormatan menjadi tempat tinggal tuan dan nyonya penyu yang menakjubkan. Sayangnya, kita abai terhadap keberadaan puspa dan satwa di sekitar kita. 

Salah satu spesies penyu yang unik dan menakjubkan adalah Penyu Belimbing. Sayangnya, akibat perubahan iklim, spesies penyu belimbing terancam punah. Hm, orang-orang sering membicarakan perubahan iklim dan krisis iklim. 

Ketika Penyu Belimbing Nyaris Punah Akibat Perubahan Iklim
Ketika Penyu Belimbing Nyaris Punah Akibat Perubahan Iklim  (Foto: Nestonline.org)

Sebenarnya, apa itu perubahan iklim?

Perubahan iklim adalah perubahan pola suhu dan cuaca dalam jangka panjang. Perubahan iklim terjadi bisa karena sebab alami seperti pergerakan matahari dan letusan Gunung Krakatau yang dahsyat ratusan tahun lalu.

Saat itu, letusan Gunung Krakatau yang dahsyat pada tahun 1883 mengakibatkan suhu bumi turun drastis. Perubahan iklim juga terjadi karena aktivitas manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak dan gas bumi. Perubahan iklim juga bisa terjadi karena peternakan hewan besar-besaran seperti peternakan sapi dan kambing.

Secara alami, sinar matahari yang dipancarkan ke bumi akan terpantul kembali ke luar angkasa. Atau diserap bumi dan membuat bumi hangat. Tapi, karena penggunaan bahan bakar fosil berlebihan dan penebangan hutan, timbul efek gas rumah kaca. 

Apa itu efek gas rumah kaca? 

Segala kegiatan tadi menghasilkan jenis gas tertentu yang disebut gas rumah kaca. Gas ini dilepaskan ke atmosfer, menyerap energi matahari dan menahan sinar matahari. Akibatnya, suhu permukaan bumi naik bahkan mengubah iklim bumi. Inilah yang disebut perubahan iklim.

Penyu Belimbing di Indonesia

Mari berkenalan dengan si lurik, penyu belimbing yang punya banyak keunikan. Salah satunya, adalah ia bertubuh raksasa! Apa saja keunikan lainnya?

1. Karapas atau cangkangnya yang berbeda dengan cangkang penyu spesies lain. Jika penyu lain cangkangnya keras, maka penyu belimbing punya cangkang yang lembek. Unik, ya? 

2. Penyu belimbing memiliki corak yang unik, ia memiliki garis-garis seperti buah belimbing!

3. Penyu belimbing merupakan spesies penyu yang terbesar di dunia alias penyu raksasa. Ya, penyu belimbing dewasa bisa memiliki panjang 2.4 meter dan berat 900 kg! Wow. 

4. Penyu belimbing lamban di darat namun di air, mereka juaranya. Mereka mampu berenang 35 km per jam! Tak heran, penyu belimbing dikenal sebagai penyu penjelajah.

5. Penyu belimbing bermigrasi ke negara lain saat musim berganti.

Peran Penting Penyu Belimbing untuk Ekosistem Lautan

Penyu adalah hewan yang hidup di lautan. Saat ia bertelur, penyu akan naik ke daratan dan bertelur di tepi pantai. Terancam punahnya penyu ini berakibat fatal lho. Kehadiran penyu sangat dibutuhkan oleh ekosistem lautan. 

Mengapa? Ya, karena makanan utama penyu adalah ubur-ubur. Jika tak ada penyu, maka keseimbangan ekosistem laut terganggu. Spesies ubur-ubur akan membludak dan menyebabkan makhluk laut terancam bahaya. Spesies ikan, terumbu dan binatang laut lainnya juga terancam punah karena ubur-ubur memakan telur dan larva ikan. Bayangkan, kalau isi lautan hanya ubur-ubur saja!  

Cangkang penyu juga berfungsi sebagai rumah bagi banyak penghuni lautan. Salah satunya adalah epibiont. Mereka menempel di cangkang penyu dan makan di sana. Ikan-ikan kecil juga banyak berlindung di bawah penyu agar aman dari kejaran burung-burung. 

Bagaimana Perubahan Iklim Mempengaruhi Penyu?

Sayangnya, menurut IUCN populasi penyu di Indonesia mulai berkurang. Keenam jenis penyu di Indonesia masuk dalam daftar merah spesies yang terancam.

Akibatnya, penyu kini mulai langka. Hal ini terlihat dari makin sedikitnya penyu yang bertelur di pantai-pantai Indonesia seperti Pantai Sangalaki di Kaltim dan Pantai Jeen Womom di Papua Barat.

Padahal, pantai-pantai tersebut tadi selalu menjadi pantai tempat penyu bertelur setiap musim kawin. Perubahan iklim ternyata mempengaruhi kehidupan penyu. 


Ketika Penyu Belimbing Nyaris Punah Akibat Perubahan Iklim
Penyu belimbing bertelur di pantai (Foto: Wikimedia.org, Steve Garvie)

Suhu Bumi Makin Panas

Perubahan iklim yang ekstrem pun ternyata turut andil dalam kepunahan penyu. Ya, akibat perubahan iklim yang ekstrem menyebabkan suhu udara semakin panas dan tinggi air meningkat. Maka, penyu yang bertelur di pantai pun merasakan efeknya. Mereka tak hanya kepanasan seperti manusia, tapi ternyata berpengaruh besar pada kelangsungan hidup penyu. Jenis kelamin penyu bergantung pada suhu udara pantai saat itu. 

Jika penyu mengerami telur yang suhu saat itu suhu udara di bawah 27 derajat celcius, maka lahirlah tukik jantan. Sedangkan jika suhu panas sekali di atas 31 derajat celcius, maka akan menjadi tukik jantan. Bagaimana kalau tukik betina over populasi atau kelebihan jumlahnya? Maka, penyu belimbing bisa punah. 

Rumah Penyu di Pantai Makin Terancam

Perubahan iklim ekstrem juga bisa meningkatkan permukaan air. Sehingga pantai-pantai yang ada mengalami erosi. Pantai yang makin sempit dan sampah yang menggunung memaksa para penyu untuk berpindah tempat bertelur. Sarang telur terancam hilang karena pantai yang erosi. 

Sampah-sampah yang dibuang manusia pun menyebabkan spesies penyu terancam jiwanya. Banyak penyu muda terjerat sampah plastik yang dibuang manusia. Penyu-penyu muda ini bisa kehilangan nyawa akibat terjerat sampah. 

Mengapa penyu sering terlihat menelan sampah plastik? Penyu mendarat di tepi pantai pada malam hari. Mereka buta warna sehingga diduga tak bisa membedakan kantong plastik sampah dengan ubur-ubur dan memakannnya. 

Ya, makanan utama penyu belimbing adalah ubur-ubur. Sehingga bentuk kantong plastik kerap disangka penyu muda sebagai ubur-ubur dan memakannya. Mereka pun mati.Kasihan ya! Plastik-plastik ini diduga berasal dari hulu sunga-sungai dan bermuara ke laut. 

Akibat pencemaran pula, jadwal bertelur penyu pun bisa berubah. Biasanya penyu akan bertelur di bulan April. Tapi, tahun ini di daerah Jatim bulan Mei baru mereka bertelur di tepi pantai. Itu pun tempat bertelur mereka berpindah sekitar 7 km karena banyaknya sampai di pantai sebelumnya membuat penyu enggan bertelur di sana dan memilih pantai yang lebih bersih. 

Perburuan Penyu 

Manusia ternyata menjadi penyebab banyak spesies hewan punah. Bagaimana bisa? Ya, karena manusia memburu berbagai binatang untuk dikonsumsi. Manusia memburu penyu karena konon daging penyu berkhasiat untuk kesehatan. Padahal, menurut penelitian, daging penyu berbahaya karena mengandung banyak racun. Lautan sudah tercemar dan penyu pun tak luput darinya. Cangkang penyu juga banyak diburu untuk dijadikan hiasan dinding di rumah-rumah. Telur penyu banyak dikonsumsi orang dan diburu. Sungguh menyedihkan!

Ketika Penyu Belimbing Nyaris Punah Akibat Perubahan Iklim
Tukik siap menuju lautan bebas (Foto: NOAA Fisheries)

Mengapa Kita Harus Peduli?

Penyu bermanfaat untuk ekosistem seperti yang sudah dijelaskan di atas. Jadi, jika penyu belimbing punah, maka ekosistem lautan pun terganggu. Penyu belimbing adalah kekayaan alam Indonesia yang termashyur. Jangan sampai, penyu punah karena kurangnya kepedulian kita menjaga spesies penyu belimbing. Jangan sampai, anak cucu kita di masa datang takkan bisa melihat penyu belimbing si penyu raksasa ini lagi. Mereka hanya tahu betapa gagahnya penyu belimbing dari buku dan film. Miris sekali, bukan? 

Apa yang bisa kita lakukan?

Melindungi pantai dan laut, 

Jika piknik ke pantai, jangan lupa untuk membuang sampah di tempatnya. Jika tak ada tempat sampah, kantongi saja plastik atau kotak bekas kemasan makanan dan minuman ya, bawa pulang. 

Mengurangi polusi

Mari bersama-sama mengurangi sampah yuk. Caranya mudah, kurangi penggunaan kemasan plastik. Kalian bisa minta orangtua untuk membawa bekal setiap hari dalam wadah plastik non BPA yang lebih tahan lama. Kalian juga bisa membawa botol minum daripada membeli air mineral kemasan yang bikin sampah menumpuk. Kalian juga bisa menggunakan sedotan besi untuk mengurangi penggunaan sedotan plastik dan banyak lagi hal kecil.

Ajak teman dan saudara untuk peduli lingkungan. 

Hal kecil seperti membawa botol minuman sendiri tapi dilakukan bersama-sama akan berdampak besar, lho. Jadi, ajak teman dan saudaramu untuk mengurangi sampah dengan menggunakan barang yang ramah lingkungan. 

Menyumbang ke komunitas yang melindungi penyu.

Ya, sekarang banyak komunitas yang membantu melindungi penyu dari kepunahan. Mereka rutin melindungi telur penyu dan melepasliarkan tukik yang mereka rawat. Nah, kita bisa membantu gerakan mereka dengan berdonasi semampu kita. Sisihkan uang jajanmu dan cari informasi tentang komunitas penjaga penyu ya. 

Mari kita lindungi penyu belimbing dan jenis penyu lainnya dari dampak perubahan iklim yang makin terasa dari hari ke hari. Agar mereka terhindar dari kepunahan.



Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

Post a Comment

Previous Post Next Post