Kecintaan pada bumi sudah terpatri di hati Amanda Katili Niode sejak dini. Kata bumi dan lingkungan sudah berseliweran dalam keseharian Amanda sejak balita. Itulah kesan yang saya tangkap dari buku Dalam Dekapan Zaman, Memoar Pegiat Harmoni Bumi.
Ayahnya John
Ario Katili, seorang dosen ITB, doktor Geologi yang cinta lingkungan,
menularkan kecintaan ini pada putrinya yang cerdas dan kritis, Amanda. J.A Katili adalah doktor pertama di ITB, doctor
in natural science, dan meraih gelarnya pada usia 31 tahun pada tahun 1960.
Puluhan tahun kemudian, Amanda mengikuti jejak ayahnya menuntut ilmu di kampus tersohor itu. Lalu, menjadi doktor di usia 31 tahun seperti ayahnya. Mengagumkan. Kalian bisa membaca jejak pendidikan Amanda di bab 03, Mengukir Landasan Pendidikan.
Like Father, Like Daughter
Inilah yang
terbetik di benakku saat membaca buku ini. Amanda begitu mengagumi sosok
ayahnya yang mengajarinya betapa krusialnya menjaga bumi untuk masa depan
generasi selanjutnya.
Buku setebal 420
halaman ini memang bukan buku yang bisa dibawa ke mana-mana dan dibaca untuk
pengisi waktu antrean di bank atau dokter gigi. Buku setebal bantal, begitu
anakku berseloroh ketika aku membaca buku bersampul biru dengan ilustrasi bak indah
cerita fantasi ini.
Baca Juga: KBA Sunter Jaya Go Green
Bukunya tebal
dan berisi pemikiran-pemikiran cemerlang seorang perempuan yang sudah banyak
makan asam garam kehidupan ini, Amanda Katili Niode, Ph.D. Bagaimana pergulatan
hidup Bu Amanda agar bisa bangkit kembali setelah terpuruk karena kehilangan
dua lelaki yang dicintainya, sang ayah dan putra pertamanya, Omar Niode.
Mengenal Bu
Amanda Lebih Dekat
Bagian awal
buku, di bab Tentang Penulis, pembaca diajak mengenal lebih dekat dengan
penulis memoar yang juga pegiat harmoni bumi. Bu Amanda menduduki banyak posisi
penting di pemerintahan berkaitan dengan penanganan masalah perubahan iklim dan
lingkungan hidup. Beliau juga menekuni bidang penelitian selama 15 tahun di
BPPT dan direktur perusahaan konsultan lingkungan selama 5 tahun.
Baca Juga: Tips Hidup Sederhana
Tak hanya aktif
di lembaga dalam negeri, beliau juga giat di beberapa organisasi internasional
diantaranya The Climate Reality Project Indonesia, bagian dari organisasi
global yang didirikan Al Gore yang peduli masalah krisis iklim, dampak dan
solusinya. Kini, Bu Amanda menjabat sebagai direktur The Climate Reality
Project Indonesia.
Mulai Mempraktikkan
Outdoor Intelligence
Bab 1 menarik
untuk saya. Ada sub bab Memahami Nilai Bumi. Bu Amanda menuliskan sebuah paragraf
yang membuatku merenung.
Kesehatan
bumi secara langsung mempengaruhi keberlanjutan dan kesejahteraan ekosistem
alam semesta dan kehidupan yang bergantung padanya.
Plak. Sebagai
manusia, kita bergantung sepenuhnya pada bumi dan alam. Lalu, mengapa kita
begitu serakah mengeksploitasi alam seolah tiada hari esok? Padahal, manusia
hanya memiliki hak pakai, hak pinjam pada bumi dan alam. Kita mengambil
seperlunya dari bumi dan alam untuk kita gunakan sehari-hari. Lalu, akan diteruskan
pada anak dan cucu kita. Begitu seterusnya.
Baca Juga: Gaya Hidup Minim Sampah
Ada bagian menarik di bab 01 Mengenal Bumi, Nilai, dan Nasibnya. Saya tertarik dengan tulisan Bu Amanda tentang Outdoor Intelligence yang diajarkan Fi Macmillan. Seorang petualang, coach pendiri Wild Leadership di Inggris. Ia mengajarkan bagaimana caranya untuk kesinambungan dengan alam dan bisa kita tiru agar lebih dekat dengan alam. Diantaranya adalah berdiri di luar ruangan selama 1 menit dan berjalan kaki selama 10 menit-1 jam di luar rumah. Hal ini menarik untuk kita ikuti agar senantiasa terkoneksi dengan alam.
Belajar dari
Para Pejuang Bumi
Bab 02,
Menggalang Memoir untuk Bumi berisi cerita perjalanan sebuah buku memoar para
pejuang lingkungan yang bergabung di The Climate Reality Project Indonesia
berjudul Menjalin Ikhtiar Merawat Bumi. Bab ini menarik karena Bu Amanda
menuturkan kisah inspiratif dibalik terbitnya buku setebal 536 halaman itu.
Baca Juga: Makanan Ramah Iklim Gorontalo
Kita bisa
membaca bagaimana pengalaman hidup para kontributor bergulat dengan masalah lingkungan
hidup. Bagaimana seorang penulis bercerita tentang sulitnya para nelayan
mencari ikan dan harus bertarung nyawa ke tengah lautan karena perubahan iklim.
Ternyata, tak
mudah mengumpulkan tulisan para kontributor ini. Akhirnya selesai dengan 93 tulisan.
Memoar unik ini saya harap bisa dibaca banyak kalangan dan mungkin tersedia di
aplikasi Ipusnas agar anak-anak muda bisa terinspirasi dan lebih peduli masalah
bumi dan lingkungan hidup ya.
Mengenal
Profesi Konsultan Lingkungan Hidup
Bab 04
Mengembangkan Profesi Harmoni Bumi, Bu Amanda menceritakan bagaimana awal mula
ia berkecimpung menjadi pegiat harmoni bumi. Seperti yang sudah diceritakan di
bagian awal buku, Bu Amanda sudah belasan tahun menjadi ASN di BPPT, menjadi
narasumber berbagai kegiatan lingkungan hidup.
Pengalamannya
bergiat masalah lingkungan hidup di pemerintahan membawanya menjadi seorang
konsultan lingkungan hidup yang akhirnya menjadi pegiat harmoni bumi. Konsultan
lingkungan hidup adalah profesional yang memberikan masukan pada klien tentang
hal-hal terkait lingkungan hidup dari proyek mereka.
Mulai Gaya
Hidup Berkelanjutan
Pada Bab 05,
Menuju Masa Depan Berkelanjutan, Bu Amanda menceritakan kesadaran para pemimpin
dunia pentingnya bumi yang sehat untuk kelangsungan hidup manusia di masa
depan. Pentingnya pembangunan berkelanjutan dituangkan dalam 17 SDgs. Sebagai
penulis buku anak, kami juga mulai menuliskan 17 tujuan ini dalam buku-buku
kami. Bagaimana mengenalkan tentang 17 SDgs ini pada pembaca cilik.
Baca Juga: Dengarkan Alam Bernyanyi
Pembangunan
berkelanjutan bukan lagi masalah pemerintah saja, tapi menjadi masalah seluruh
penduduk dunia. Kita sebagai warga dunia harus memiliki sustainability
mindset. Tak hanya ketakutan akan dampak perubahan iklim, tapi kita juga
berusaha mencari cara untuk mengatasinya.
Sudah saatnya
kita mengadopsi gaya hidup berkelanjutan yaitu memahami bagaimana pilihan gaya
hidup akan memengaruhi dunia sekitar kita dan menemukan cara bagi semua orang
untuk hidup lebih baik dan lebih ringan. Misalnya lebih banyak jalan kaki dan
bersepeda dibandingkan naik kendaraan bermotor.
Membawa
Perubahan Dengan Kata
Pada bab 07 yang
berjudul Membawa Perubahan dengan Kata, Bu Amanda menceritakan bagaimana
dahsyatnya kekuatan kata-kata untuk membawa perubahan. Komunikasi yang ia
lakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan krisis iklim ia lakukan di
berbagai platform seperti media massa, workshop, hingga media sosial
seperti Instagram dan Facebook. Jadi, tak hanya menulis tulisan ilmiah, tapi ia
juga belajar menulis artikel bergaya populer untuk media yang lebih umum.
Senang sekali ketika membuka halaman 221, ada artikel Bu Amanda berjudul Bumiku Kelak: Suara Generasi Baru. Bagaimana tidak? Anak sulung saya, Nailah Aieola Nabihah mengikuti kegiatan komunikasi lingkungan yang diceritakan Bu Amanda.
Bersama belasan
penulis muda, anak pertama saya mengikuti pelatihan menulis intensif bersama
Perkumpulan Penulis Indonesia Alinea tahun 2022 lalu. Alhamdulillah, dua
tulisan Nailah ikut diabadikan dalam buku Seribu Pohon Satu Bumi terbitan
Penerbit Alinea tahun 2023 lalu. Terima kasih Bu, sudah meningkatkan kesadaran
Nailah dkk tentang pentingnya mencintai Bumi.
Mencintai
Kuliner Lokal, Turut Menjaga Bumi
Nah bagian yang
juga menarik perhatian saya adalah Bab 10 Mengangkat Citra Kuliner Lokal. Saya
pertama kali tahu sepak-terjang Bu Amanda dari aktivitasnya mengenalkan kuliner
Gorontalo yang ramah iklim lewat Zoom tiga tahun lalu. Saat itu, Bu Amanda membahas
buku Memilih Makanan Ramah Iklim + 39 Resep Gorontalo yang diterbitkan Omar
Niode Foundation tahun 2021 lalu.
Makanan ramah
iklim, adalah makanan yang bersumber dari bahan lokal di sekitar kita, sehingga
kita tak hanya memberdayakan petani dan nelayan lokal tapi juga mengurangi
jejak karbon yang timbul akibat proses produksi dan distribusi bahan pangan
tersebut.
Saya suka sekali
ide beliau mengampanyekan gemar makan makanan khas daerah masing-masing
sehingga makanan khas daerah takkan punah, petani dan nelayan serta pedagang di
pasar lebih berdaya dan meningkatkan perekonomian darah, sekaligus kita menjaga
lingkungan alam kita. Daripada mengimpor bahan makanan dan merusak lingkungan?
Kesan Saya
Tentang Buku Ini
Buku tebal ini
ternyata begitu menarik untuk dibaca. Di akhir tiap bab, ada lampiran artikel
atau esai tulisan Bu Amanda yang bisa menambah wawasan kita tentang lingkungan.
Seperti di bab 10 ada lampiran artikel berjudul Binthe Biluhuta Gorontalo yang
menambah wawasan saya tentang kuliner Gorontalo yang unik.
Ya, Kita
mendapatkan banyak sekali wawasan dan pengetahuan baru dari buku karya Amanda
Katili yang cerdas dan membumi. Buku ini bagus dibaca segala kalangan yang
ingin mempelajari bagaimana gaya hidup berkelanjutan itu. Bahwa menjaga
lingkungan tak hanya sekadar buang sampah pada tempatnya tapi juga bagaimana
menjalankan gaya hidup berkelanjutan yang serasi dengan alam.
Ingin membaca
buku ini? Hubungi Penerbit Diomedia di WA 0856-4376-2005. Harga buku Rp.
145.000,- belum termasuk ongkos kirim bukunya ya.
Judul Buku:
Dalam Dekapan Zaman: Memoar Pegiat Harmoni Bumi
Penulis:
Amanda Katili Niode, Ph.D
Penerbit: CV.
Diomedia, Solo.
Cetakan: Pertama,
Oktober 2024.
Jumlah
Halaman: 420 Halaman.
Harga:
Rp145.000,-