Zainul Arifin, Seniman Nasionalis dari Lumajang, Jawa Timur

 

Jadilah orang Indonesia yang berkearifan lokal, sehingga Anda tahu bahwa nusantara memang benar-benar Bhineka Tunggal Ika. Yang sama jangan dibedakan, yang beda jangan disamakan

-Zainul Arifin, Seniman Jawa Timur

Globalisasi benar-benar telak menampar kita, Teman.

Derasnya arus globalisasi ke tanah air memasukkan berbagai budaya asing ke Indonesia. Tak hanya budaya barat, tapi juga budaya Cina, Jepang dan India pun menyerbu. Yang terbaru, Korean Wave juga menyapu kita tanpa ampun. Korea menjadi kiblat anak muda masa kini mulai dari musik, drama, fashion hingga budaya mereka kita serap. Kpop dan Kdrama jadi bagian sehari-hari kita. 

Zainul Arifin, Seniman Nasionalis dari Lumajang, Jawa Timur


Timbul kekhawatiran, bagaimana dengan nasib budaya kita sebagai bangsa Indonesia yang terdiri dari ribuan suku bangsa? Apakah masih ada remaja yang peduli belajar menari tarian tradisional atau belajar bahasa daerahnya?

Ternyata, masih banyak anak muda Indonesia yang peduli budaya dan adat istiadatnya. Sebut saja Zainul Arifin salah satunya. Lelaki kelahiran 20 Februari 1989 asal Kampung Pasinan, Desa Karangbendo di Lumajang ini sangat mencintai Indonesia. Ia mengagumi Indonesia karena terdiri dari banyak sekali budaya dan adat istiadat yang berbeda dalam sebuah negara besar.

Baca Juga: Pejuang Pendidikan dari Palu

Bagaimana caranya mencintai Indonesia? Dengan setia menjalankan berbagai kearifan lokal yang ada di daerah kita masing-masing. Berbekal kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari, maka budaya dan adat istiadat di Indonesia akan terus terjaga walaupun gempuran budaya asing terus-menerus merangsek kita. Generasi muda akan lebih mencintai seni budaya Indonesia jika diperkenalkan sejak dini.

Mengenal Musik Danglung

Berawal saat ia masih jadi siswa SMPN 3 Lumajang tahun 2003, Zainul sudah tertarik menekuni dunia seni dengan bergabung menjadi penabuh rebana di sekolahnya. Musik tradisional dari Lumajang, Danglung diperkenalkan oleh dua guru keseniannya yaitu Pak Asyik Suyono dan Ibu Dwi Suwarsih Ningsih.

Pertama kali mendengarkan musik Danglung, suami Uun Alvia ini langsung jatuh cinta. Musik danglung terdengar rancak di telinga asyik untuk bergoyang. Menurut Pak Asyik, musik danglung mencerminkan rancak dan lincahnya orang Lumajang. Memang, saat mendengarkan alunan danglung untuk pertama kalinya di Youtube, aku bagaikan tersihir. Musiknya begitu magis dan menenangkan. Beruntunglah masyarakat Lumajang memiliki musik yang begitu unik dan indah. Coba deh, kalian dengarkan sendiri.

Musik danglung adalah kesenian khas Lumajang. Bunyi-bunyian khasnya berasal dari kenong thelok dan tong tong atau kentongan yang biasa digunakan untuk mengiringi karapan sapi. Dari musik pengiring karapan sapi, kini danglung menjadi musik yang juga digunakan untuk mengiringi tari-tarian daerah khas Lumajang.

Baca Juga: Ibu Guru Diana Mengajar di Pedalaman Papua

Zainul pun memutuskan menekuni musik ini dan bermaksud memperkenalkannya lebih luas. Sayang sekali, musik sekhas ini tak banyak dikenal orang di Indonesia. Ia lalu mendirikan CIO Indonesian Art Culture, sebuah lembaga training yang dipadukan dengan seni budaya pada tahun 2006. Para peserta outbond akan menginap di rumah-rumah penduduk di desa. Mereka akan merasakan pengalaman hidup di desa selama beberapa hari. Mereka akan ikut bertani, beternak dan juga merasakan pengalaman berkesenian bersama warga desa.

Mendirikan Kegiatan Outbond Berbalut Seni Budaya Lumajang

Berbeda dengan penyelenggara outbond training lainnya, Zainul menyisipkan kegiatan mengenal seni budaya seperti musik danglung ini dalam kegiatan outbond. Zainul mengajak para peserta outbond untuk ikut latihan memainkan musik dan tari saat warga desa sedang berlatih. Mereka juga bisa menyaksikan warga desa tampil mementaskan musik dan tarian khas Lumajang.

Zainul Arifin, Seniman Nasionalis dari Lumajang, Jawa Timur

Program yang ia gagas bernama Pengenalan Pendidikan Kearifan Lokal Melalui Sadar Wisata dan Musik Tradisional Daerah. Ia mendirikan desa wisata dengan pemuda dan masyarakat desa sebagai penggeraknya. Tak hanya mengajak para peserta kembali ke alam dengan trekking menyusuri hutan dan mengunjungi air terjun yang indah di desa mereka.

Baca Juga: Jamaluddin dan Rumah Koran di Gowa 

Pengurus CIO juga memperkenalkan adat istiadat dan seni budaya Lumajang kepada para peserta outbond. Jadi, semakin banyak orang mengenal dan menyukai musik danglung yang unik ini, ya.

Meraih Penghargaan Satu Indonesia Award 2016

Untuk kerja kerasnya mengenalkan seni budaya Lumajang, Zainul yang dijuluki seniman nasionalis asal Jawa Timur ini meraih beragam penghargaan mulai dari Penghargaan Pemuda Utama tahun 2018 dari Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo. Ia juga meraih penghargaan Insan Pemuda dan Olahraga Jatim dari Gubernur Jatim, ibu Khofifah Indar Parawansa pada 2023.

Tak hanya itu, Zainul juga merahih penghargaan prestisius Satu Indonesia Award kategori pendidikan untuk program Sang Seniman Nasionalis pada tahun 2016 dari Astra. Penghargaan ini begitu menginspirasinya untuk berbuat lebih banyak lagi dan merangkul masyarakat di Lumajang untuk bersemangat mengenalkan seni budaya mereka pada dunia luar.

Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

Post a Comment

Previous Post Next Post