Dear Teman,
Belakangan ini,
profesi content creator makin banyak digeluti orang ya. Tak heran, karena media
sosial yang menjadi tempat para content creator berkarya dari hari ke hari
makin ramai peminatnya.
Media sosial
menjadi lahan yang subur untuk para content creator berkarya. Apa pun nichenya.
Tujuannya beragam mulai dari personal branding, berbagi pengalaman dan wawasan,
menambah portofolio hingga ajang mencari cuan atau penghasilan.
Apa pun tujuan kamu bermedia sosial, sah-sah saja. Asal, kamu memanfaatkan media sosial yang kamu miliki untuk tujuan yang baik dan benar. Jangan karena mau terkenal dan banyak follower, terus kamu bikin konten prank, bully orang, atau bikin konten yang mengandung SARA atau tidak senonoh.
Apa enaknya
terkenal karena kamu nge-prank atau ngerjain orang di videomu? Atau kamu jadi
terkenal karena joget-joget seksi mengundang komentar nakal dan usil netizen.
Aih, rugi dong!
Ya, tahu sih
kalau videomu viral dan banyak follower, kamu bisa dapat seabrek job endorse
yang nilainya lumayan. Tapi, apakah kamu mau mengorbankan dirimu untuk cuan
yang tak seberapa itu?
Langkah-langkah Jadi Content
Creator Pemula di Media Sosial
Pilih Media
Sosial yang Tepat
Sebelum terjun
jadi content creator, tentukan dulu kamu akan berkarir di media sosial apa?
Setiap media sosial punya target pasar masing-masing. Misalnya nih, Facebook
untuk kalangan ibu dan bapak berusia 40 tahunan ke atas. Sedangkan Tiktok
menyasar anak muda milenial dan gen Z. Instagram untuk usia produktif 30-an ke
atas dan rata-rata tinggal di kota.
Target pasarmu
kalangan mana? Sesuaikan dengan pasar masing-masing media sosial. Pilih
maksimal dua jenis media sosial untuk berkarya. Kebanyakan akun di media sosial
malah membuat kamu tidak fokus.
Luruskan Niat
Untuk itu,
sebelum memulai pekerjaan sebagai content creator, luruskan niatmu terlebih
dahulu. Apa tujuanmu menjadi content creator? Apakah tujuanmu untuk menghibur,
berbagi pengalaman, ataukah untuk mendapatkan penghasilan? Apa pun tujuanmu
membuat konten selalu ingat untuk membuat konten yang bermanfaat bagi penonton
atau pemirsa. Upayakan agar mereka tak sekadar terhibur tapi mendapatkan value atau nilai
dari konten kita.
Topik Apa yang Kamu Bahas?
Setelah kamu
mendapatkan tujuan yang ingin kamu capai, tentukan niche apa yang ingin kamu
bagikan ke penonton. Jangan menjadi content creator yang membahas segala hal
alias gado-gado. Kamu akan kesulitan memiliki ciri khas yang membedakanmu
dengan kreator lain.
Beda ya dengan
blogger lifestyle. Kita memiliki blog gado-gado yang membahas banyak hal. Tapi,
blog kita tetap memiliki benang merah yang membuat blog gado-gado kita unik.
Kalau blogku, banyak membahas literasi, jalan-jalan dan liputan acara.
Pilihlah topik
atau tema konten yang kamu sukai atau kamu kuasai. Mengapa harus kamu sukai
topiknya? Agar kamu bertahan lama menjadi konten kreator.
Kalau kamu tidak
suka makan-makan, jangan membahas kuliner karena nanti di tengah jalan kamu
bosan dan berhenti. Kamu nggak suka otomotif atau gawai, jangan jadikan akunmu
sebagai akun otomotif. Di tengah jalan kamu mendadak malas atau bosan
bagaimana?
Jadi, pilihlah
topik berdasarkan apa yang kamu sukai. Misalnya nih, kamu seorang penulis buku
atau blogger, kamu bisa berbagi konten seputar tulis-menulis. Kamu suka baca
buku, kamu bisa berbagi konten seputar buku yang kamu baca dan sukai.
Buatlah
Konten Secara Teratur
Cara
satu-satunya agar dikenal banyak orang dan orang tertarik menjadi pengikut atau
subscriber kamu adalah buatlah konten secara teratur. Untuk permulaan, kamu
bisa membuat konten setiap hari satu konten di Instagram, misalnya. Kamu bisa
mengunggah konten yang sama di Tiktok. Perhatikan jam-jam ramai akunmu dan
biasakan mengunggah konten pada jam ramai. Sambil membuat konten, kamu bisa
mengikuti cara-cara kreator senior memiliki pengikut banyak. Misalnya dengan
rajin berinteraksi di kolom komentar kontenmu dan lainnya.
Pelajari Hal
Baru
Sambil terus membuat konten, asah kemampuanmu. Misalnya, kamu belajar mengedit video reels lebih baik, belajar bagaimana mengisi suara atau voice over untuk videomu dengan lebih apik. Kamu juga bisa belajar bagaimana agar kontenmu lebih banyak yang nonton. Jadi, kontenmu akan semakin berkualitas. Jangan mudah tergiur cara instan seperti viral dengan cara-cara tak bagus. Jadikan kontenmu sebagai portofolio karya, jadi berkarya semaksimal mungkin.
Jaga Attitude
Bekerja di industri ini memang banyak godaannya. Buat pemula, ambil saja peluang atau kesempatan yang ada di depan mata. Tak usah pilih-pilih job, asal tidak merugikanmu ya. Tak apa-apa fee kecil tapi kamu punya kesempatan menambah pengalaman dan mengisi portofolio kamu. Apabila kamu terpaksa menolak tawaran kerja karena tidak cocok, tolaklah dengan kata-kata yang sopan. Attitude yang baik itu modal utama semua orang, tak hanya konten kreator ya.
Jika nanti kamu sudah memiliki banyak pengikut, tetap rendah hati. Banyak kreator yang menjadi jumawa dan besar kepala karena banyaknya dukungan dan sanjungan orang lain kepadanya. Padahal, masih banyak yang keren dibandingkan kita.
Kita harus terus
belajar. Jangan sombong dan jaga perilaku kita di media sosial atau pun dunia
nyata. Tak hanya kepopuleran, skill mumpuni yang dibutuhkan brand untuk collab dengan kita
tapi juga attitude yang baik. Bagaimana berkomunikasi dengan orang lain,
menghargai orang lain, bekerja sesuai jadwal yang disepakati.
Manfaatkan
Teknologi yang Ada
Membuat konten sering membutuhkan transfer data dari satu gawai ke gawai lain.Kita sering kali
harus mentransfer data berupa file dan foto ke perangkat lain. Aku biasa
mengirimkan foto atau video di ponsel ke laptop untuk ditambahkan ke
blog atau untuk diedit menjadi video reels di laptop.
Tapi, mengirim
file dokumen dan foto via email terkadang ruwet. Karena email memiliki
kapasitas tertentu dalam mengirim file. Jadinya, kita harus mengirim
file berulang kali jika akan mengirim banyak foto dan video via email.
Mengirim file
dokumen, foto dan video via bluetooth juga sering bermasalah. Transfer data
kita sering macet karena banyak hal. Data pun gagal terkirim. Untuk itu,
manfaatkan teknologi yang ada yaitu aplikasi Share It yang ada di ponsel atau
laptopmu. Kamu bisa dengan mudah dan cepat mengirim data berupa file dokumen
atau foto bahkan video ke perangkat lain. Penasaran caranya? Kamu bisa
mengintip artikel di https://www.shareits.xyz
ya!
Nah itulah, langkah-langkah menjadi content creator pemula. Kamu bisa mulai sekarang juga. Tak usah memikirkan ponselmu yang bukan Iphone atau peralatan tempur kamu yang seadanya. Mulailah sekarang juga! Semoga berhasil!
Sumber Foto: Pixabay.com
Luruskan niat itu nomor satu banget ya kalau menurut aku kak, tidak hanya untuk yang mau terjun di konten kreator saja tapi juga bidang kreatif lainnya. Ditengah teknologi yang terus berjalan pekerjaan jadi semakin banyak ya...makanya back to niat. Mau yang bagaimana kita? Nice sharing kak🙏👍
ReplyDeleteBelajar banyak banget nih aku dari artikel mba Dew terkait content creator pemula dan sangat cocok sama aku yang mesti banyak cari tahu.
ReplyDeleteJujurly konten ku di IG dan tiktok masih rada campur aduk dan belum menentukan satu niche serta belum konsisten memposting konten secara teratur.
Kalau aplikasi pengirim video ataupun foto lewat share it baru pernah coba pake sekali. Memang lebih solutif dan memudahkan banget.
Nah terkait perangkat tempur, mulai aja dulu dengan yang kita punya. Akun pun pengguna android.
Konsisten dan pilihan niche emang penting banget sih. Sama kuat mental. Kadang begitu post, udah edit capek-capek dan habisin waktu, engagement kecil, langsung drop.
ReplyDeleteMbaaak, yg paling sulit itu membuat konten secara teratur menurutku. Krn ya kadang mood2an, kadang juga krn kesibukan dan gak smpet post apa2. Tapi emg salut sih buat yg konsisten dan isi kontennya pun berbobot dan bermanfaat buat followernya.
ReplyDeleteMenarik banget jadi content creator ya Mba. Selain menyalurkan hobby atau passion bisa menjadi hasil rejeki cuan lagi ya. Yuk ahhh lebih semangat lagi menjadi content creator
ReplyDeleteJadi content creator sekarang jadi profesi yang banyak dilakukan orang,namun tidak sedikit yang tidak konsisten dan memilih cara instan. Padahal tidak semudah itu,dan butuh proses.
ReplyDelete