Dear Teman,
Kalian masih semangat ngeblog, bikin
konten di media sosial alias jadi influencer, kan? Toss. Alhamdulillah,
walaupun sudah menjalani pekerjaan ini selama bertahun-tahun, aku masih
semangat untuk berbagi perasaan dan pengalaman lewat blog. Juga berbagi konten
menarik sebagai influencer dan content creator.
Ngeblog adalah passion aku sejak dulu. Lewat blog, aku bisa berbagi pengalaman dan ilmu, sebagai sarana relaksasi, memperluas jaringan pertemanan, hingga mendapatkan penghasilan! Jadi, ngeblog bagiku bukan lagi sebagai hobi tapi sebagai profesi. Kalau kalian bagaimana?
Sebagai blogger, pekerjaan kita
semakin berkembang, kan. Kini, kita tak melulu ngeblog. Sekarang, pekerjaan
kita berkembang sebagai content creator dan influencer berkat
popularitas media sosial saat ini. Sebut saja Instagram dan TikTok.
Apa itu KOL? KOL adalah Key Opinion
Leader yaitu individu atau entitas yang diakui sebagai ahli atau otoritas di
bidang tertentu. KOL ini sering juga disebut influencer. KOL dianggap sebagai
pemberi informasi yang dapat dipercaya oleh individu-individu dalam industri. Melakukan
kerjasama dengan mereka bisa meningkatkan reputasi sebuah brand. Keren, ya?
Tawaran Kerjasama untuk Blogger dan Influencer
Nah, sebagai blogger dan influencer, kita kerap mendapatkan tawaran kerja sama dari berbagai pihak seperti brand, instansi, yayasan dan lainnya. Tawaran kerja samanya beragam. Mulai dari menulis ulasan produk sebuah brand di blog, membuat konten review produk di media sosial, hingga tawaran lain seperti mengajar kelas blog atau kelas menulis, dan lainnya.
Tentu saja, sebagai blogger dan
influencer kita hepi dong menerima berbagai tawaran itu. Artinya, kita
dipercaya oleh brand atau instansi dan lembaga lain untuk bekerja sama dengan
mereka. Kita dianggap mampu dan cocok untuk mengulas sebuah produk dengan baik.
Apapun tawarannya, tentu saja harus kita kerjakan dan jalankan dengan
profesional dan sepenuh hati ya.
Ingat, pekerjaan yang kita lakukan dengan sepenuh hati maka hasilnya akan terlihat jelas. Beda, kalau kita mengerjakan suatu proyek setengah hati. Maka, artikel atau video kita akan nampak asal-asalan dan kurang memuaskan.
Padahal, kita tahu profesionalisme adalah kunci kesuksesan para blogger dan content creator. Selain itu, attitude juga sangat penting. Bagaimana kita bisa membawa diri kita dengan baik di hadapan klien. Apakah kita sopan, ramah, dan mendengarkan keinginan klien dengan baik.
Jangan sampai, hasil kerja kita yang keren itu tertutupi attitude
kita yang kurang baik seperti kurang sopan atau datang terlambat saat pertemuan.
Sehingga klien kapok dan tak mau lagi bekerjasama dengan kita. Rugi, kan?
Kesan Pertama Selalu Menggoda
So, dalam berhubungan dengan
klien kita harus mendapatkan kesan yang baik sejak awal pertemuan. Bagaimana tuh?
Ya, diawali saat kita mendapatkan surel atau DM dari pihak brand untuk mengajak
bekerjasama.
Pertama, rajinlah membuka surel
dan DM akun media sosialmu. Jangan biarkan surat penawaran kerjasama dari brand
menunggu berhari-hari untuk dibuka. Bisa-bisa, mereka ilfil dan mencari blogger
lain untuk diajak bekerjasama. Jadi, fast response itu penting sekali dalam
hubungan bisnis.
Kedua, Balaslah surat penawaran
dari brand dengan sopan dan jawablah berbagai pertanyaan mereka dengan lengkap
dan mendetail. Biasanya, pihak brand akan meminta nomor kontak kita seperti
Whatsapp agar bisa lebih mudah berbicara dengan kita.
Ketiga, berikan rate card dan portofolio
pekerjaanmu. Biasanya, brand akan meminta rate card kita. Nah, permintaan rate
card ini yang biasanya membingungkan bagi pekerja kreatif seperti kita.
Bagaimana Menentukan Rate Influencer?
Kita bingung menentukan berapa
rate atau tarif kita untuk berbagai pekerjaan. Sebut saja rate satu artikel beserta
foto-fotonya di blog, rate untuk posting satu foto atau short video di reels
atau feed Instagram. Belum lagi, rate posting short video di Tiktok. Nah, lho!
Pertanyaan tentang rate card ini yang kadang membuat blogger menghilang dan lama membalas DM dari brand atau klien. Tentu saja, klien jadi bingung. Mana balasan bloggernya, apakah dia butuh bersemedi untuk cari wangsit membuat rate cardnya? Hihi. Kita jadi keder membalas surel.
Padahal namanya kerja sama pasti yang ditanyakan duluan ya berapa rate kita untuk mengerjakan pekerjaan sebagai blogger dan influencer? Nggak mungkin kan, mereka bertanya kita sudah makan atau belum? Sudah mandi atau belum? Hihihi.
Kalau pertanyaan tentang rate
card adalah sebuah keniscayaan, mengapa kita kesulitan tiap mendapatkan pertanyaan ini? kenapa tidak mempersiapkan
rate card kita sebelumnya? Seperti para pelamar pekerjaan menyiapkan CV mereka?
Menurutku, jawabannya mungkin karena
menentukan tarif jasa kita sebagai blogger cukup rumit. Berapa harga yang pas
untuk kita menulis artikel di blog? Berapa harga satu konten short video di
feed Instagram kita? Setiap blogger punya rate yang berbeda.
Apalagi, rank setiap blog milik
blogger juga bervariasi. Ada yang memiliki skor Domain Authority tinggi, ada
yang biasa saja. Ada yang pengunjung organik blognya banyak dan sebagainya. Jadi,
besaran fee setiap blogger bisa berbeda-beda walaupun sama-sama blogger, ya.
Begitu juga job kita sebagai
influencer di media sosial. Untuk satu pekerjaan yang sama, bisa saja rate
setiap influencer berbeda. Mengapa? Ya, tergantung dari berbagai komponen
misalnya jumlah pengikut di media sosial, jumlah engagement tiap postingan dan
lainnya. Rumit, kan?
Jadi, menentukan harga yang tepat
adalah dilema. Apakah harga yang kita tawarkan kemahalan? Nanti brand pada
kabur membaca rate card kita. Atau justru harga yang kita tentukan malah terlalu
rendah dan merugikan kita sebagai blogger? Dapat capeknya doang, plis! Hehe.
Nah, untuk kamu yang punya
kesulitan menentukan rate card kamu, sekarang jangan pusing-pusing lagi, ya. Ada
website untuk Buat Rate Card, lho! Namanya www.kol.id.
Nah, sebagai KOL atau influencer kamu bisa dengan mudah menentukan rate kamu
via web ini menggunakan teknologi AI yang sedang ngetren.
Aku baca di laman web ini, riset kol.id membuktikan bahwa sekitar 250.000 influencer pasang tarif terlalu murah. Sedangkan sekitar 100.000 lainnya malah pasang tarif kemahalan. Waduh!
Cara daftarnya mudah.
Kamu tinggal sign up di web ini dengan memasukkan nomor telepon kamu. Setelah
itu, kamu akan mendapatkan kode verifikasi via WA. Nah, setelah itu login deh!
Kamu bisa langsung membuat rate
card lho di dashboard kamu. Biayanya juga terjangkau mulai Rp20.000-Rp300.000,- per
tahun! Murah meriah kan? Jadi, berakhir sudah kepusingan kamu! Rate Card kamu
sudah tersedia! Semangat cari cuan, ya Teman!
Sumber Foto: Pixabay.com
Nah ini dia informasi yang aku butuhin. Pas banget mau bikin ratecard biar makin gaspol
ReplyDeletewah asik nih jadi lebih mudah bikin rate card ya, biasanya suka malas akutuh mba bikin rate card makanya jarang dapat job hahahah
ReplyDeletewah solusi nih! aku juga masih bingung menentukan rate card untuk blog dan instagram. Trus sekarang ini makin banyak yang minta full barter, huhu... *malah curhat
ReplyDeletebtw, apa rate cardnya bisa diunduh atau nanti bakal berupa link?
Wah saya langsung search kol.id Kak, kebetulan saya emang bingung juga masang ratecard, takut ketinggian klien kabur, kalau kerendahan kitanya yang babak belur, hehe. Terima kasih infonya Kak bermanfaat sekali terutama mewakili sekali untuk para blogger :)
ReplyDeleteMenentukan rate card adalah hal yang penting buat kita para blogger dan konten kreator. Karena itu cara kita menghargai hasil jerih payah kita sendiri. Dulu sih masih meraba-raba dan mengira-ngira saja. Untungnya sekarang ada Kol ID yang bisa membantu kita menentukan rate card sesuai dengan kemampuan dan portfolio yang kita miliki.
ReplyDeleteJadi kalau menggunakan kol.id untuk membuat rate card, nanti dikasih ratingnya kemahalan atau kemurahan, gitu kaah, ka Dew?
ReplyDeleteCanggih yaa.. Aku selama ini juga gak pernah punya rate card yang baku siih.. Jadi pingin cobain juga agar lebih profesional. Ahaaii~
Kok pas banget ini,lagi butuh referensi tentang cara bikin rate card eh ada artikel ini. Makasih mbak sharenya.
ReplyDeleteNah! Pertanyaan mengenai red card masih juga bikin saya gimana gitu. Apalagi kalau yang nanya teman sendiri--baik sebagai pemilik bisnis atau staf sebuah jenama. Penginnya sih ada manajer gitu, tapi kan bukan artess, hahaa.
ReplyDeleteOmooo seneng banget bisa tahu ada web kaya gini, sangat membantu kita yang perlu update rate card supaya lebih menarik dan nampak profesional saat diapproach calon klien hehe
ReplyDeleteNoted mba, selama ini sering pusing kalo ditanya ratecard secara masih berasa bukan apa-apa dan masih harus banyak belajar
ReplyDelete