Dear Teman,
Seminggu lalu, aku mengikuti kajian online dalam rangka Program Ramadhan 1445 H yang diselenggarakan oleh Connecting Mama dan Komunitas Emak Blogger.
Kegiatan Program Ramadhan ini diadakan selama bulan ramadan untuk memotivasi ibadah ramadhan untuk para peserta. Ya, keimanan kita memang naik turun, kadang semangat beribadah. Kadang malas-malasan, Astaghfirullah.
Baca Juga: Jangan Jadi Toxic Parents
Untuk itulah program ini hadir untuk menyemangati para peserta untuk meningkatkan ibadah kita selama ramadan. Harapannya, setelah ramadan selesai kualitas ibadah kita stabil atau lebih meningkat.
Kali ini, kajian online bertemakan Cara mudah anak menghafal Al Qur'an. Dibawakan oleh Ustazah Hj. Lucy Anwar, S.s. beliau adalah ibu lima anak, pimpinan majelis Rajab dan tim marketing Agen Haji Umrah Gema Safa Marwa.
Ustazah Lulu yang sering disapa Ummi ini, menceritakan pengalamannya ketika ingin anaknya menjadi penghafal Al Qur'an.
Ia berdiskusi panjang lebar dengan suaminya. Mereka memiliki lima anak tapi belum ada yang belajar Al Qur’an. Keduanya ingin anak bungsunya menjadi hafiz Qur'an. Untuk itulah, keduanya sepakat memasukkan anaknya ke pesantren. Mewakafkan anaknya untuk Allah.
Ya, Setiap orang tua tentu ingin anaknya pintar mengaji. Apalagi, jika mampu menjadi penghafal Al Qur'an. Orang tua berikhtiar untuk memanggil guru mengaji ke rumah atau memasukkan anak ke pesantren.
Jumlah penghafal Al Qur'an di Indonesia termasuk terbesar di dunia. Pada tahun 2010 ada sekitar 30 ribu orang. Apalagi tahun 2024 ini ya.
Persentase hafiz dan Hafizah ini memang masih terbilang sedikit apabila dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang berjumlah 200 juta penduduk ini.
Mengapa seorang muslim harus menghafal Qur'an? Ada beberapa sebabnya:
1. Al Qur'an menjadi syafaat di akhirat kelak bagi orang yang membaca, menghafal dan mengamalkannya.
Bacalah Al Qur'an karena ia akan datang menjadi syafaat bagi para pembacanya.
2. Mendapatkan pahala yang besar dan kedudukannya ditinggikan oleh Allah.
Ada hadits yang menyebutkan barangsiapa yang membaca satu huruf baginya satu kebaikan. Satu kebaikan ini dilipatgandakan jadi sepuluh kebaikan. Apalagi, di bulan ramadan ini tentu saja lebih dilipatgandakan lagi pahala membaca Al Qur'an.
Barangsiapa yang membaca 100 ayat Al Qur'an dalam satu malam, maka akan pahalanya akan bernilai seperti salat sepanjang malam. Luar biasa ya.
3. Mendapatkan julukan Ahlullah atau keluarga Allah yaitu sebutan untuk para penghafal Al Qur'an, orang yang suka membaca, menghafal Al Qur'an dan mengamalkan isinya. Mereka juga mendapat julukan sohibul Al Qur'an.
Baca Juga: Sambut Ramadan dengan Sukacita
Ada sebuah kisah ketika Umar Nafi akan hijrah ke kota lain. Rasulullah bertanya, siapa yang akan menggantikan kamu jadi imam di Mekah? Umar Nafi menjawab, ada seorang mantan budak yang akan menggantikan posisinya.
Lho, mantan budak bisa apa? Ternyata, mantan budak yang direkomendasikan sang imam adalah seorang penghafal Al Qur'an maka ia berhak jadi imam salat.
Cara Mudah Anak Menghafal Al Qur'an
Tasmi’
Memperdengarkan bacaan Al Qur'an sejak dini.
Agar anak mampu menghafal Al Qur'an, carilah guru yang baik agar bacaan yang didengar anak tidak salah. Jika orang tua punya keinginan anak menjadi hafiz, ikhtiar yang bisa dilakukan:
Orang tua tentu saja harus rajin tilawah. Para ibu saat hamil jangan hanya membaca surah Maryam dan Yusuf. Semua surah dalam Al Qur'an dibacakan sejak dalam kandungan untuk anak.
Rajinlah tasmi' Al Qur'an sejak dalam kandungan hingga besar. Anak akan lebih cepat paham daripada menyuruh anak belajar.
Untuk anak usia SD hingga remaja, biasakan membacakan Al Qur'an untuk anak. Jika orang tua sedang tak sempat, putarkan murottal dari YouTube. Jangan sayang listriknya. Bacakan atau perdengarkan berulangkali.
Panggilkan guru untuk tahfiz. Orang tua bisa berikhtiar memasukkan anak ke pesantren khusus Tahfiz yang lebih fokus menghapal wuran. Anak Bu ustaz dari juz 1.5 jus di sd, saat kelas 8 ia sudah hafal juz 30.
Tikrar
Yaitu membaca Al Qur'an berulang-ulang.
Perintah membaca bisa kita temukan di dalam Surah Al Alaq ayat 1-3.
Jangan malas mengajak anak untuk mengulang bacaan Al Qur'an.
Metode tikrar ini bisa berbeda-beda setiap anak. Ada yang mengulang bacaan yang sama selama 15 menit baru menghafalnya.
Ada yang membaca suatu ayat sebanyak dua puluh kali baru mulai menghafalnya sambil menutup mata.
Tugas orang tua adalah mengingatkan anak untuk rutin tikrar. Bimbing anak mengatur waktu untuk mengulang bacaan. Harus ada waktu setiap hari untuk tikrar.
Orang tua juga harus tekun mendampingi anak untuk mengulang bacaannya. Bawa selalu anak dalam doa agar mudah menghafal Al Qur'an.
Murojaah,
Adalah mengulang hafalan Al Qur'an.
Sebaiknya, anak-anak memiliki waktu khusus untuk murajaah setiap hari. Misalnya, ketika bangun tidur, saat salat atau sebelum tidur.
Tugas kita sebagai orang tua adalah mendampingi dan menemani anak menghafal. Bantu anak mengoreksi bacaannya. Jadi, orang tua jangan malas membaca Al Qur'an.
Kita harus bersemangat untuk belajar Al Qur'an juga. Jangan banyak alasan seperti sibuk dan lainnya. Luangkan waktu kita untuk belajar tahsin Qur'an. Bagaimana kita bisa mengecek bacaan anak kalau kemampuan baca kita sekadarnya?
Istimror,
Konsisten setiap waktu.
Amalan yang dicintai Allah adalah yang rutin walaupun sedikit (HR. muslim)
Para orang tua sebaiknya meluangkan waktu setiap hari untuk mendampingi anak murojaah. Untuk durasinya, bisa didiskusikan dengan anak.
Pendampingan ini bertujuan agar anak tidak merasa berjuang sendiri. Karena perjuangan mereka menghafal Al Quran untuk kita juga.
Tugas orang tua adalah mendampingi, memotivasi, hingga memberi penghargaan pada anak karena telah bersungguh-sungguh balajar. Reward tak hanya berupa materi, tepukan di pundak, kecupan di kening dan kata-kata “Mama bangga padamu, Nak,” sangat berharga.
Niat yang tulus.
Innamal A’malu Binniyat (Hadits Arbain ke-11)
Segala sesuatu tergantung niatnya.
Tidak aku perintahkan kepada kamu hamba-hambaku kecuali kamu beribadah dengan tulus ikhlas.
Kebanyakan orang munafik adalah orang yang menghafal Al Qur'an dengan niat tidak tulus misalnya agar keahlian anak bisa dipamerkan ke saudara, atau agar bisa mendapat umrah dan beasiswa gratis.
Nauzubillah. Luruskan niat, segala kegiatan menghafal Al Qur'an ini diniatkan hanya untuk mendapatkan syafaat Allah.
Yang pertama dihisab adalah orang yang mati syahid. Saat diperlihatkan amal salehnya, baru ketahuan kalau ia berjuang dan Sahid untuk jadi pahlawan. Akhirnya, ia tak bisa masuk surga karena niatnya bukan karena Allah,
Berikutnya, ada seorang penghafal quran yang niatnya tidak tulus karena Allah. Ia juga tak bisa masuk surga.
Sesungguhnya, seluruh amal itu tergantung niat. Dan kita akan menerima hasilnya kelak sesuai amal saleh yang kita usahakan.
Mungkin anak berhasil dapat beasiswa, kita mendapatkan umrah gratis, tapi tidak mendapatkan kemuliaan di sisi Allah. Sungguh merugi.
Jadi, hati-hati dengan niat. Kita bimbing anak dengan niat tulus menghafal Al Qur'an demi Allah. Luruskan niat sebagai orang tua.
Orang tua berpengaruh besar terhadap kesalehan anak. Apa yang bis kit lakukan agar anak lancar menghafal Al Qur'an?
Doakan
Jangan hanya bersyukur bisa hamil dan anak yang dikandung lahir sehat dan selamat. Minta lebih pada Allah. Mintalah anak yang rajin salat, rajin menghafal Al Qur'an dll. Jangan lupa doakan anak secara spesifik jangan hanya minta anak jadi saleh.
Mencontohkan
Nazarkan anak untuk mampu menghafal Al Qur'an. Jangan minder karena merasa diri tak pantas punya anak hafiz karena kemampuan mengaji orang tuanya biasa saja. Doa sambil bernazar. Ikhtiar. Investasikan pesantren khusus hafiz untuk pendidikan anak yang bermanfaat dunia dan akhirat.
Kesalehan ortu memiliki efek besar pada kesalehan anak. Begitu pula sebaliknya. Jangan harap anak kita akan baik kalau orang tuanya tak baik. Begitu sebaliknya. Berilah contoh yang baik pada anak. Rajinlah mengaji secara rutin.
Semoga kita termasuk hamba Allah, orang tu yang saleh, orang tua yang mewariskan kebaikan untuk anak agar kelak bisa berkumpul sekeluarga di Jannah. Aamiin.
Ada beberapa pertanyaan menarik yang diajukan peserta pada Ustazah Lulu. Salah satunya dari Mbak Ade.
Bagaimana jika kita terlanjur salah mendidik anak? Bagaimana memperbaikinya?
Menurut Ustazah Lulu, cara memperbaikinya adalah dengan taubat pada Allah. Minta ampun pada Allah karena mungkin niat kita kurang tulus jadi anak susah menghafal.
Allah cinta pada hambanya yang ingin bertaubat dan membersihkan diri.
Seperti Ustazah Lulu dan suaminya yang berikhtiar memasukkan anak bungsunya ke pondok khusus penghafal Al Qur'an. Tadinya, ia ragu pendidikan akademis di pesantren kurang.
Suaminya menguatkan. Wakafkan anak ke jalan Allah, jadi hafiz. Dari niat tulus itu ternyata Allah memudahkan anak bungsunya jadi penghafal Qur'an. Masya Allah. Keren ya!
Ada lagi pertanyaan dari Echa. Ia baru beberapa waktu pindah dari Jakarta ke sebuah daerah di Jawa Timur.
Ia ingin anaknya jadi hafiz tapi di desanya tak ada tempat yang kondusif untuk belajar menghafal Al Qur'an. Hanya ada SD Islam bukan sekolah khusus belajar Al Qur'an.
Ustazah Lulu menyarankan Echa dan para orang tua untuk membelikan perangkat MP3 atau memutar video tadarus di YouTube dan rutin memperdengarkan bacaan Al Qur'an pada anak.
Peserta lainnya, Melinda bertanya bagaimana agar balita semangat belajar Al Qur'an. Menurut Ustazah Lulu, caranya dengan mengajaknya bermain.
Untuk anak balita usia tiga tahun caranya ya dengan permainan menirukan dan imitasi, ajak anak menirukan kita, bahkan pada permainan misal sambung ayat, dll stimulasi anak dengan bacaan Al Qur'an dengan cara menyenangkan.
Misalnya, kita bacakan anak sebuah buku cerita tentang pasukan gajah, lalu bacakan ayatnya. Orang tua harus rajin dan rutin menyiapkan stimulus yang cukup untuk anak belajar Al Qur'an. Orang tua juga harus rajin belajar terus.
Ada sebuah cerita dari Nurul tentang seorang Ibu yang rutin salat tahajud sesuai jumlah anak dan cucunya. Beliau mendoakan semua anak dan cucunya satu-persatu.
Menurut Ustazah Lulu, Kita beribadah agar mendapatkan timbal balik yang tepat sesuai janji Allah, yaitu kehidupan yang layak untuk muslim dan muslimah yang beramal saleh, itu janji Allah.
Allah mendatangkan rezeki dari arah tak disangka. Jadi ketika bekerja, belajar dan kegiatan lainnya, niatkan hanya untuk Allah. Take and give selalu ke Allah.
Jadi, jangan pamrih ke anak, suami dll. Harapkan balasan dari Allah saja. Jika harapkan balasan dari selain Allah maka kita akan kecewa.
Jadi, sebagai ibu ikhtiar kita selain berdoa, tilawah, di next levelnya adalah salat. Cara kita connecting, menghubungkan diri dengan Allah yaitu rajin salat. Sedangkan connecting dengan manusia adalah silaturahmi. Niatnya hanya untuk Allah. Sebesar apa pun yang kita minta pada Allah, berikan effort atau usaha kita yang sama besarnya. Rutin melakukan ibadah-ibadah sunah untuk memikat Allah.
Pertanyaan terakhir dari peserta majelis adalah bagaimana menyatukan visi dan misi suami istri terkait pendidikan agama anak?
Menurut Ustazah Lulu, ajak suami mengobrol mau dibawa ke mana anak kita, bagaimana bekal untuk akhiratnya. Satukan visi dan misi.
Kalau saja bapak-bapak tahu betapa peran bapak sangat besar dalam Al Qur'an. Masya Allah pasti semua berbondong-bondong ingin ikut serta.
Jika suami tetap tidak bisa dan kurang peduli, istri yang bergerak, bisa ambil alih perannya. Jangan berkecil hati. Seorang Ibu amat berperan dalam pendidikan anak. Ibu adalah madrasah, sekolah pertama anak.
Seorang Imam Syafi'i dan Imam Bukhori bisa sukses karena dukungan penuh ibunya. Mainkan privilege kitq sebagai ibu. Doa kita yang mustajab mengantarkan anak. Jangan mencari-cari kekurangan suami, syukuri apa yang ada.
Terakhir, Ustazah Lulu mengingatkan pentingnya niat. Orang tua berperan sebagai pendorong, penguat dan pemberi contoh buat anak-anak.
Walaupun sedikit, mulailah para ibu semangat menghafal juga. Jangan lupa selalu doakan anak biar lancar proses menghafal Al Qur'an karena doa ayah dan ibu manjur.
Selalu beri dukungan pada anak, jangan biarkan anak berjuang sendiri.
Mba Dedew, makasih ulasannya detailnyaa. Lengkap sekalii
ReplyDeleteAku juga ikutan zoom ini.
ReplyDeleteAdeeemmm banget nyimak.tausiyah ustadzah
cara beliau njawab pertanyaan juga sangat bijak
super loveeee
Baca ini aku jadi agak malu Krn pernah ga yakin kalo anakku bisa jadi menghapal Alquran. Padahal sebagai ibu aku ga boleh berpikir begini yaaa.
ReplyDeleteSalah satu anak asuh ku menghapal Alquran juga mba. Dan sedang belajar di mesir Al zhar. Jurusan Alquran. Tapi dia sudah hapal Alquran saat masih sekolah di pesantren di Medan.
Krn melihat kemampuannya, maka aku dan papa sepakat urunan menyekolahkan anak ini ke Mesir.
Tapi sayangnya untuk anak sendiri aku belum bisa membimbing mereka jadi seperti anak asuhku.
Menohok. Kalau mau anak jadi hafidz ya ortunya kudu rajin tilawah. Jadi emang wajib ngaji dan menghafalkan bareng ya.
ReplyDeleteMasya Allah keren banget program KEB & Connecting Mama yang memfasilitasi para member untuk mendapatkan ilmu agama di ramadhan. Cara Mudah Anak Menghafal Al Qur'an sangat manfaat dan bisa segera aku implementasikan dalam mendidik keponakan dirumah. Terima kasih sudah berbagi ilmu melalui artikel mu mba 😇
ReplyDeleterayu Allah dengan ibadah2 yang kita lakukan dan diniatkan hanya karena Allah,,,suka banget dengan kalimat ini..
ReplyDeleteseringnya kita banyak meminta tapi kita lupa sejauh mana ibadah yg telah kita berikan kepada Allah...
semoga kita bisa selalu menjadi hambanya yg banyak bersyukur dan beribadah
aku dulu ngajinya mengandalkan di TPQ, tapi nggak hapal-hapal banget. Kalau melihat anak-anak yang masih kecil dan hafal 1 juz misalnya, aku kagum lihatnya.Aku masih harus banyak belajar lagi
ReplyDeleteHarus dibiasakan dari kecil ya mbak, kalau mau jadi penghafal Al Quran, adik aku yang sekolah di sekolah agama, karena tiap harinya dituntut untuk hafalan surat atau ayat al quran, lama-lama juga jadi hapal