Dear Teman, kembali lagi dengan kajian rutin muslimah Jelajah Hikmah di Ungaran. Kali ini, Ustazah Maria Septriana Wulandari membawakan tema Persiapan Menyambut Ramadan.
Panggilan Allah SWT untuk umat-Nya yang beriman adalah menjalankan ibada puasa di bulan ramadan. Jika kita merasa sebagai orang yang beriman, maka jatuhlah kewajiban berpuasa untuk kita.
Ustazah Maria bercerita, Ada seorang ibu yang suaminya berguru pada orang berilmu. Sang suami menceritakan ajaran gurunya. Kata gurunya, salat itu tidak perlu, yang penting kita percaya pada Allah.
Baca Juga: Pentingnya Tadabbur Al Quran
Ajaran yang berbahaya ya, Teman. Modal mengaku beriman saja kita tak perlu lagi menjalankan kewajiban kita sebagai muslim yaitu salat. Lho, Kalau kita percaya tapi nggak manut pada Allah apa bedanya kita dengan setan?
Tahu kan, setan itu percaya pada kebesaran Allah. Tapi, saat diperintah Allah untuk menghormati manusia ia menolak. Setan berani membangkang perintah Allah.
Jadi, tak cukup modal percaya saja. Sebagai muslimah, kita harus taat pada Allah dan itu dibuktikan dengan menjalankan ibadah salat lima waktu, berpuasa di bulan ramadan, bersedekah dan lainnya. Berbagai kewajiban itu juga diperintahkan Allah pada umat sebelum kita.
Fitrah Puasa
Puasa itu fitrah tak hanya untuk manusia tapi juga berlaku pada makhluk hidup lain. Tahu kan, kalau hewan juga berpuasa. Sebut saja beruang berhibernasi, ulat menjadi kepompong selama beberapa waktu. Tentu saja, tata cara puasa kita dengan hewan berbeda. Kita tidak berhibernasi seperti beruang. Hehe.
Allah sudah membuatkan sistem berpuasa yang sempurna untuk manusia sesuai fitrahnya. Keimanan kita salah satunya dibuktikan dengan berpuasa di bulan ramadan. Ingat, berpuasa itu bukan untuk Allah. Allah SWT tidak membutuhkan puasa dan ibadah kita lainnya. Tapi, kita berpuasa untuk kenikmatan kita sendiri. Kita merasakan indahnya menyembah Allah SWT.
Puasa Menjaga Diri Kita dari Perbuatan Dosa
Seperti halnya salat, berpuasa juga menjaga kita dari kemungkaran dan dosa-dosa. Allah SWT juga menjaga kita dengan ibadah lainnya seperti sedekah dll secara langsung. Dengan berpuasa dan melakukan ibadah lainnya dengan sungguh-sungguh maka kita terjaga dari hawa nafsu.
Baca Juga: Tujuan Berpuasa Ramadan
Menurut Ustazah Maria, saat kita dalam keadaan lapar, energi marah itu termanage atau bisa diatur, bisa lebih ditahan. Jadi, itulah mengapa berpuasa penting bagi kita. Sesungguhnya yang menjaga diri kita adalah puasa kita.
Bagaimana Kualitas Puasamu di Bulan Ramadan?
Maka, bagaimana cara kita melakoni puasa dan ibadah kita, maka itulah kualitas puasa kita tahun ini. Jika mutu puasa dan salat kita bagus, maka diri kita lebih terjaga.
Bagaimana cara mengetahui kualitas puasa dan ibadah kita di bulan ramadan?
Caranya mudah. Kualitas ibadah kita bisa dilihat hasilnya setelah ramadan berlalu. Apakah kita lebih bertakwa? Apakah kita lebih taat pada Allah SWT? Atau ibadah kita kembali biasa-biasa saja, kendor dan malas-malasan? Nah, kalau ibadah kita kembali lesu berarti kualitas puasa kita saat ramadan ya biasa-biasa saja, standar. Hiks, sedih ya. Apakah kamu pernah merenungkannya?
Setelah kita puluhan tahun berpuasa apakah kita pernah merenung dan bertanya pada diri sendiri, apakah kita sudah bertakwa pada Allah SWT atau belum?
Ciri-ciri orang bertakwa dan beriman:
Sejak TK kita diajarkan bahwa orang bertakwa adalah yang melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan-nya. Apa ciri-cirinya?
1.Ada rasa takut dan harap pada Allah
Ya, orang bertakwa selalu ada perasaan cemas apakah Allah meridai langkah kita? Ada rasa takut dan berharap yang makin kuat hanya pada Allah SWT. Bukan kepada makhluk lain.
Kita dilatih rasa takut dan harap itu sepanjang tahun terutama pada bulan ramadan. Kita berpuasa bukan karena nggak ada nasi dan lauk-pauk, tapi kita berpuasa karena keimanan kita. karena kita ingin takwa dan menjalankan perintah Allah. Kita berpuasa bukan karena iming-iming baju atau sepatu baru seperti anak SD hehe.
2. Kehati-hatian
Takwa itu berjalan terus, tapi menghindar dan menghindar. Kita berjalan di muka bumi selalu dengan langkah yang berhati-hari seolah bumi adalah tempat berduri dan banyak rintangan.
Baca Juga: Bicara yang Baik atau Diam
Jadi, kalau anak remaja kita bilang tenang saja Bunda, aku sudah paham tentang yang baik dan buruk jangan keburu ayem. Karena antara paham dan mampu memilih hal yang baik dan hal buruk itu tidak mudah. Harus tetap diawasi. Kita harus tetap mengawasi langkah anak remaja kita ya. .
3. Kelapangan dalam bersedekah
QS. Ali Imran ayat 134: "(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.”
Terkadang, kita merasa berat sekali untuk bersedekah, bahkan ketika kita dalam keadaan lapang. Apalagi saat sempit ya pasti lebih susah rasanya.
Teringat banyaknya kebutuhan sehari-hari yang belum tentu uang kita cukup eh harus bersedekah pula. Jadi, Allah lah yang membukakan hati kita untuk lapang bersedekah.
Kita juga sering merasa sempit, dalam berpuasa. Padahal, dengan berpuasa kita sedan dilatih Allah SWT untuk tahu batasan kita. Bahwa manusia itu punya keterbatasan.
Tahu kan keinginan manusia itu tak ada batasnya? Jadi, orang yang kaya raya punya segalanya pun kadang merasa tak cukup dan tak puas.
Ustazah Maria mencontohkan, para ibu yang punya puluhan kerudung di lemari baju. Tapi, saat mau keluar rumah, ribut nggak punya kerudung yang cocok. Ingin beli kerudung baru yang lebih ngetren.
Begitu juga saat berpuasa, di mata kita semua makanan jadi enak sekali. Jadinya, kita kalap membeli camilan dan panganan berlimpah untuk berbuka puasa.
Padahal, itu hanya fatamorgana. Saat berbuka, kita tak sanggup menghabiskan semua makanan tadi dan akhirnya terbuang dan mubazir. Rasa nikmat makanan itu sebenarnya hanya seputar lidah yang merupakan indera perasa.
Sampai kerongkongan dan perut, kenikmatan makanan pun tak terasa lagi. Bahkan harus dikeluarkan. Itulah keterbatasan kita dalam menikmati dunia. Kini bahkan makanan pun tak bisa dinikmati sebebas dulu karena takut gula, kolesterol dan lainnya.
Saat puasa, kita dilatih oleh Allah untuk menikmati keterbatasan. Kita merasa lapar dan haus, harus menahan amarah dan hawa nafsu. Kita dibatasi banyak hal.
Puasa mengajarkan menahan dan keterbatasan. Kita jadi berpikir lebih luas. Untuk apa susah-payah mengumpulkan barang dan harta benda toh barang itu takkan dibawa mati.
Baca Juga: Adab Agar Sukses Ramadan
Bagi orang bertakwa, barang yang bermanfaat adalah barang yang sedang kita pakai saja dan yang kita sedekahkan kepada orang yang membutuhkan. Kalau gaun dan gamis indah tertumpuk di lemari itu sebenarnya tak bermanfaat.
Selagi masih bisa berinfak, infakkan. Jangan terhasut bisikan setan untuk terus merasa sempit dan akhirnya kita jadi orang pelit. Makanya, orang beriman dan bertakwa itu akan bersedekah di saat sempit dan lapang.
4. Menahan
Orang-orang yang memaafkan adalah orang yang mampu menahan amarah. Menahan amarah harus disertai dengan memaafkan.
Jika marah ditahan-tahan akan jadi penyakit, tapi jika dilampiaskan dulu baru minta maaf malah jadi perkara.
Contohnya, anak-anak yang kita omeli dan cubit, biarpun setelahnya kita minta maaf tapi perasaan anak sudah tersakiti. Rasa sakit hati itu susah dilupakan.
Rasulullah bersabda, Pipis anak itu bisa dihapus, tapi apa yang kita renggut dari anak tak bisa digantikan.
Alasan kita sebagai orang tua mengajarkan anak untuk berani dengan kekerasan. Kita memarahi, membentak, dan merundung anak dengan alasan mendidiknya padahal anak malah akan jadi cengeng dan tak berani mengambil keputusan sendiri.
Anak tak punya dosa, Allah saja tak menghukum, kenapa kita yang hanya dititipi bukan milik kita berani menghukum berlebihan? Maka, tahanlah dirimu.
Maka menahan itu sambil memaafkan. Berinteraksi dengan orang lain juga sama. Konsepnya adalah menahan dan memaafkan. Interaksi dengan suami juga begitu, ia tak sempurna. Kita juga. Maka saling memaklumi. Begitu juga berinteraksi dengan anak. Lihat anak sebagai manusia yang punya kekurangan, jadi kita tak menuntut ia sempurna karena kita tak sempurna. Hanya Allah SWT yang sempurna.
Konsep berpuasa itu menahan makan dan minum. Bukan untuk dilampiaskan dengan makan kalap dan dalam jumlah banyak saat berbuka puasa tiba.
Kita puasa itu dididik untuk menahan. Bukannya malah kalap makan dan membeli banyak makanan dan minuman hingga banyak yang terbuang.
Ingat, Ramadan tak hanya 12 jam berpuasa tapi ramadan itu sehari 24 jam. Jadi kalau kita kalap saat berbuka puasa, maka keberkahan puasa kita pun hilang.
Prioritaskan ibadah saat ramadan. Maksimalkan. Terkadang, para ibu jadi jarang berzikir dan mengaji saat ramadan karena kelelahan. Sahur menyiapkan makanan dengan heboh sehingga pagi mengantuk, sore memasak hidangan buka, lalu malamnya kelelahan.
Ustazah Maria mengingatkan, belajarlah untuk menahan, yang tidak perlu ya tak usah. Buka dan sahur seadanya, sederhana saja. Tak usah mengada-ada.
5. Orang-orang yang apabila melakukan kesalahan, mengingat Allah.
Jika kita punya salah, ingatlah Allah maka itulah ciri orang bertakwa. Bukannya ingat manusia. Jangan seperti anak kecil, kalau melakukan kesalahan dan orang tua tidak melihat, maka dilakukan lagi.
Siapkan Ramadan dengan Sukacita
Mari kita persiapkan ramadan, sambut dengan sukacita. Maksimalkan ibadah kita saat ramadan karena saat itu nilainya berlipat ganda. Agar amal ibadah kita cukup untuk bekal kita di akhirat kelak.
Diskon Alfamart saja diburu, apalagi diskon Allah. Ingat ramadan itu keberkahannya 24 jam! Manfaatkan. Persiapkan sebaik mungkin, tingkatkan tilawahnya dan buku Iqra dibuka, jangan sampai ibadah kita kalah dengan kegiatan buka bersama, masak hidangan berbuka, berburu diskon, bikin kue kering, dll.
Sibukkan diri dengan ibadah. Jangan membuang waktu dengan kegiatan kurang bermanfaat. Tidak menahan harta, sedekahkan. Rasulullah pemurah, pada bulan ramadan beliau bersedekah seperti angin.
Ramaikan grup dengan saling menyemangati ibadah seperti duha, mengaji dan lainnya. Semoga ibadah kita di bulan ramadan tahun ini lebih berkah dan maksimal ya. Sekian dulu ulasan kajian ini semoga bermanfaat!
Tulisannya baguuus buat jadi reminder kita yg muslim dalam berpuasa nanti mba.
ReplyDeleteLangsung jleb baca yg bagian jilbab banyak, tp ngerasa kurang.
Memang sih, aku hrs mulai untuk mengurangi baju2 di lemari. Banyak yg ga kepakai jadi udh waktunya bersih2 utk dibagi ke orang lain. Lagian biar hisabnya nanti ga lama.
Ramadhan kali ini aku juga ada target, utk khatam alquran, zikir minimal 500x tiap hari . Yg begitu2lah. Supaya puasa setidaknya full dengan kegiatan manfaat
Masya allah tabarakallah, terima kasih sudah menulis artikel ulasan kajian jelang ramadhan. Bismillah, semangat semoga kita lebih bersiap menyambut ramadhan penuh suka cita serta keimanan. Setahun sekali, momentum buat meningkatkan kualitas taqwa, semoga puasa kita berpahala dan diterima Allah SWT, aamiin.
ReplyDeleteMarhaban Yaa ramadhan..
Menahan dan memaafkan .... jujur, sulit ya ..... biasanya dilepas dulu baru berusaha menahan .. padahal harus bisa menahan di awal kemarahan agar bisa menerapkan "sabar".
ReplyDeletePuasa kan memang sejatinya menahan. Bukan cuma makanan tapi segalanya. Jujur aja kalo bulan puasa itu bawaannya pengen ngegas aja hahaha. Ujian banget menahan kesabaran ya mbak. Bentar lagi ramadhan semoga tahun ini aku semakin kuat menahan amarah
ReplyDeleteRamadan sebentar lagi ya, Mbak Dew. Terima kasih sudah mengingatkan untuk perbanyak ibadah dan sedekah di bulan Ramadan. Semoga kita tetap sehat agar tetap bisa memperbanyak ibadah dan amalan baik di bulan Ramadan ya, Mbak.
ReplyDeleteRamadan sebentar lagi ya, Mbak Dew. Terima kasih sudah mengingatkan untuk perbanyak ibadah dan sedekah di bulan Ramadan. Semoga kita tetap sehat agar tetap bisa memperbanyak ibadah dan amalan baik di bulan Ramadan ya, Mbak.
ReplyDeleteBanyak persiapan yang harus dilakukan sebelum ramadhan. Terutama adalah menyiapkan keimanan, persiapan rohani, persiapkan hati yang bersih, meminta maaf pada sesama. Semoga kita masih diberi kesempatan bertemu bulan yang suci dan oenuh berkah. Aamiin.
ReplyDeletetiap tahun menyambut Ramadhan dengan sukacita, feelnya berbeda ketika pandemi beberapa tahun lalu, ke mushola untuk tarawih memang berjarak, udah juarang banget yang bukber saat pandemi, semua lebih memilih untuk berbuka dirumah. tapi tetep semua merayakan ramadhan dengan seneng
ReplyDeletemeskipun masih banyak juga, nggak cuman aku aja, siang hari mungkin ditahan-tahan buat ga emosi, pas udah malem ada yang meledak-ledak emosinya. Sebisa mungkin di bulan Ramadhan banyakin pahala pokoknya
Masyaallah terima kasih bangrt remindernya mbak. Jadi tersentil nih puluhan tahun mrnjalani Ramadan masa ya ga ada upgrade ya. Bismilah insyaallah tahun ini harus bisa lrbih maksimal ibadahnya. Meskipun jqdi melow nih mbak karena ramadan ni udah ga ada papa lagi hiks..
ReplyDeleteItuu nasehat bu ustazah jleb banget. emang bener ya pengen beli2 kerudung, gamis, tapi kalau jarang dipake gimanaa? Hisabnya nanti euy, seremm. Reminder bener buat aku. BTW Bu ustazahnya ada channel youtube ga sii|?
ReplyDeletePaling suka dengan Ramadan karena banyak bertabur pahala, udah menyiapkan segala kegiatan di bulan Ramadan, bahkan udah punya jurnaling muslimah, biar nggak hanya kerjakan wajibnya, perbanyak juga sunahnya
ReplyDeleteMasyaallaahh, betul terima kasih pengingatnya. Jangan sampai kita kepedean sudah merasa beriman dan tidak merasa butuh lagi beribadah, naudzubillah yah.. semoga dijauhkan dari sifat setan yang sombong.
ReplyDeleteTak sabar rasanya ingin segera memulai Ramadhan. Rasa Bahagia yang muncul setiap awal Ramadan ini adalah perasaan yang saya tunggu-tunggu dan semoga di Ramadan kali ini bisa beribadah dengan lebih maksimal, lebih khusyuk dan yang pasti bisa memenangkan Ramadan tahun ini. Dan bisa lebih baik lagi dibanding tahun lalu. selamat Menunaikan ibadah Ramadan untuk yang menjalankannya
ReplyDeleteAdem bener baca artikelnya mbak Dewi, saya baca sampe tutuk.
ReplyDeleteMan nowadays ya, memang ajaran islam itu mempermudah, malah mereka jadinya menggampangkan. Serem malah, masa iya ngga sholat ngga puasa. Itu aliran mana juga astagfirullah..
Semoga kita semua diberi kelimpahan iman dan kesehatan agar siap menyongsong bulan Ramadhan dalam waktu dekat. Aamiin ^^
Wah iya, seminggu lagi Ramadan datang
ReplyDeleteBulan penuh ampunan dan berkah bagi semua muslim
Sudah seharusnya disambut dengan penuh suka cita ya mbak
Terima kasih atas tulisan pengingatnya
Karena yang namanya iman itu tidak cukup dengan percaya atau meyakini dalam hati atau sekadar mengatakan "saya telah beriman" tapi harus ditunjukkan dengan bukti ketaatan kita ya yakni dengan mematuhi apa yang Allah perintahkan which is salah satunya adalah dengan berpuasa. Alhamdulilaah ramandan sudah di depan mata dan pastinya bulan kemuliaan ini adalah bulan yang dinanti2kan oleh semua orang yang beriman karena di dalamnya terdapat banyak sekali keberkahan
ReplyDeleteinsyaallah saya sudah siap menyambut bulan Ramadhan engan sukacita mba Dew, ada rasa haru biru setiap kali menyambut bulan suci penuh dengan rahmah ini, semoga puasa ini semakin membuat keimanan dan ketaqwaan kita semakin bertambah, aamiin
ReplyDeleteMashaAlla~
ReplyDeleteSyukran atas resumenya, ka Dew..
Berasa banget kala Ramadan hadir, ada banyak hikmah yang harus disyukuri dan Ramadan menjadi momentum yang tepat untuk mengembalikan fitrah manusia yang telah ditetapkan Allah.
Paling kesentuh saat membaca fatamorgana dunia.
Subhanallahu. Betapa sebaik-baik manusia adalah yang banyak beramal dan melupakannya serta bersyukur di setiap keadaan. Iya, banget kalo sering bingung baju dan mengeluh gapunya gamis baru.
Astaghfirullah...
Memprioritaskan ibadah saat Ramadan emang agak berat kalau kita belum terbiasa. Ramadan emang ngga cuma 12 jam aja, memaksimalkan semua ibadah ngga cuma puasa aja dan longgar usai berbuka. Semoga kita semua bisa makin menyibukkan diri dengan ibadah dan saling menyemangati di bulan suci yam baa..
ReplyDeleteMasya Allah, hatiku tergetar membaca tulisan ini. Aku ingin Ramadan tahun ini dan seterusnya aku bisa lebih bertakwa dan istiqomah menjalani hari sebagai muslimah yang taat. Rasanya banyak sekali dosa-dosaku mbak hiks :( Mari kita sambut Ramadan penuh suka cita dan tentunya harapan pada Allah SWT agar kita senantiasa diberikan kelimpahan rezeki dan berkah sebanyak2nya aamiin.
ReplyDeleteKalau mau Ramadan kaya gini, aku biasanya belanja ini itu. Berhubung harga-harga lagi naik, jadi ya belanja secukupnya aja, nyukupin uang juga. Soal nanti, semoga Allah ngasih rezeki lain. Yang penting, persiapan hati juga biar lebih damain di bulan yang suci nanti
ReplyDeleteMasyaAllah, terima kasih remindernya, Mbak. Jadi lebih hati-hati untuk menjalankan ibadah puasa nanti. Menjaga supaya kualitas puasa dan salat kita bagus, dan bukan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga aja
ReplyDeleteMasya Allah, terima kasih sharingnya mak... Jadi reminder nih supaya engga boleh kalap pas buka puasa... Semoga kita semua sehat dan bisa menjalankan ibadah puasa dengan lancar dan sepenuh hati ya...
ReplyDeleteRamadan makin dekat Insya Allah kita dipertemukan di Ramadan tahun ini supaya bisa beribadah dengan maksimla ya. Semoga ibadahnya ga menurun di akhir Aamiin
ReplyDeleteSelamat menyambut ramadhan, Mbak Dedew dan keluarga. Tak bisa dipungkiri, komersialisasi menelusup di semua aspek kehidupan. Tak terkecuali di aspek religi. Puasa yang esensinya menahan/membatasi banyak keinginan, malah kadang jadi waktu untuk jor2an. Kajiannya bagus banget untuk menyiapkan hati menjelang Ramadhan.
ReplyDeleteBanyak sekali keistimewaan bulan Ramadhan
ReplyDeleteMakanya sebagai orang yang beriman, pasti akan sangat sukacita menyambut bulan mulia ini ya mbak
Banyak sekali keistimewaan bulan Ramadhan
ReplyDeleteMakanya sebagai orang yang beriman, pasti akan sangat sukacita menyambut bulan mulia ini ya mbak
Itu ajaran serem banget Mak Dedew.. Gurunya belajar dimana? Masa percaya Allah doang ga perlu sholat. Hiii..
ReplyDeleteKalau enggak senang sama bulan puasa, entah imannya sedang lemah atau bagaimana
ReplyDeletePastinya saya sangat bahagia sambut Ramadan dengan anak tiga
Bakalan seru siang-ku yang puasa tapi anak aktif luar biasa
Manfaat puasa begitu banyak selain menyehatkan tubuh tentunya menahan nafsu dan emosi. Selamat menunaikan Ramadhan di minggu depan dengan sukacita
ReplyDeleteRamadan tinggal menghitung hari, semoga kita semua sampai ke sana. Makin tua rasanya pengen Ramadan tu bener2 menikmati ibadah, bahkan punya impian bisa ke tanah suci di hari2 terakhir Ramadan, entah kapan yaa. Sekarang memantaskan diri dulu aja deh dengan beribadah lebih baik dari sebelum2nya, memanfaatkan Ramadan dengan baik supaya dapat ridha-Nya ya mbak.
ReplyDeleteMashaAllaa~
ReplyDeleteSemoga meskipun sepertinya aku gak bisa memulai Ramadan di hari pertama ini dengan ikutan berpuasa, tapi amalan tetap harus berjalan dengan sebaik-baiknya. Bismillah..
Pesannya menohok banget Mbaa.. makasih remindernya Mba
ReplyDeleteBulan ramadan itu euforianya dan godaannya banyak sebetulnya.
Bagi pedagang, bulan ramadan merupakan bulan berkah karena banyak orang yang belanja apa pun karena dapat THR.
Semoga dengan berlimpah berkah di bulan puasa tak menjauhkan kita semua dari mengejar amalan ibadah yang sesungguhnya. Aamiin