Dear Teman,
Sejak zaman kita SD sudah diajarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan diantaranya dengan membuang sampah ke tempatnya.
Ajaran ini sudah kita terapkan sejak usia dini. Tapi, ternyata anjuran membuang sampah pada tempatnya tidak cukup untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup kita.
Sampah yang kita buang ke tempat sampah akan dibawa oleh tukang sampah ke tempat penampungan akhir yang ternyata sampahnya sudah menggunung dan mencemari lingkungan sekitarnya. Kita tidak membersihkan, hanya memindahkan sampah ke tempat lain.
Ya, lingkungan tempat tinggal kita memang bersih tapi bagaimana dengan lingkungan sekitar TPA? Sudah bisa dipastikan mereka menderita karena pencemaran lingkungan yang terjadi.
Jadi, membuang sampah pada tempatnya sudah tidak cukup lagi.
Sebagai anggota keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil kita harus melakukan perubahan.
Kita mengenal tentang 3R yaitu Reduce, Reuse, Recycle yang kita terapkan dalam mengelola sampah terutama plastik.
Reduce
Mengurangi sampah dengan cara menghindari penggunaan plastik sekali pakai. Mengurangi penggunaan kantong plastik dan membeli air kemasan. Sebaiknya, kita menggunakan kantong kain untuk berbelanja dan membawa botol minuman sendiri.
Reuse
Kita tidak membuang barang yang tak terpakai tapi memanfaatkannya untuk hal lain. Misalnya, baju bekas bisa kita manfaatkan jadi kain pel atau lap. Gunakan kreativitasmu!
Recycle
Ketiga adalah recycle yaitu mendaur ulang. Kita bisa memanfaatkan bank sampah untuk mengumpulkan sampah kertas dan plastik kita. Minyak bekas menggoreng bisa kita jual ke pengepul untuk mereka jadikan biogas. Sampah kita bisa bernilai ekonomis kan?
Selain itu, aku juga belajar dari Mbak Dian K. Wardhani seorang penulis dan aktivis zero waste. Aku tertampar banget dengan gaya hidup minim sampahnya. Aku masih harus belajar banyak dari beliau bagaimana mengelola sampah di rumah.
Tiga tahun lalu, ia meluncurkan buku berjudul #belajarzerowaste Menuju Rumah Minim Sampah. Di situ, ia mengenalkan apa yang disebut zero waste. Aku mendapat wawasan baru setelah membaca bukunya. Mbak DK mengajarkan tentang cegah-pilah-olah di kelas zero waste yang ia mentori. Kerennya, banyak peserta yang berhasil mengurangi sampah rumahnya hingga 70%.
Gaya hidup minim sampah yang diajarkan diantaranya adalah membuat komposter untuk membuat kompos sendiri dari sampah organik kita secara praktis. Kompos ini bisa kita manfaatkan untuk pupuk organik untuk menyuburkan tanaman kita.
Selain itu, ia juga mengampanyekan pembuatan lubang resapan biopori untuk setiap rumah. Lubang resapan biopori adalah lubang yang berbentuk tegak lurus yang memiliki kedalaman 10-30 cm.
Lubang ini bisa kamu isi dengan sampah organik seperti sisa sayuran atau buah. Lubang biopori ini bermanfaat mengurangi sampah organik, menyuburkan tanah, menyeimbangkan kadar air dalam tanah hingga mengurangi banjir! Wow. Keren ya. Langkah kecil dan sederhana tapi sungguh bermakna bagi kelestarian lingkungan hidup.
Cara membuat lubang biopori ini pun sederhana dan biayanya murah. Hanya dibutuhkan bor, pipa PVC dan penutup serta sampah organik dan air. Juga niat kuat untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
PR banget nih bagaimana caranya mengelola sampah di rumah. Mengurangi penggunaan plastik. Butuh keseriusan dan komitmen untuk menjalani gaya hidup minim sampah. Berat tapi bukan berarti mustahil. Demi kelestarian alam untuk anak cucu kita. #UntukmuBumiku apa sih yang tidak mampu kami lakukan? Tak apa bersusah-payah demi hidup yang lebih nyaman dan sehat untuk generasi anak cucu kita di masa depan. Kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di kolom komentar ya?
Sumber Foto: Pixabay.com
Mengingat kondisi lingkungan yang memburuk, perlu disadari kalau itu juga berasal dari gaya hidup kita yang berdampak pada bumi. Apalagi perihal sampah yang sudah menumpuk perlu dikurangi, apalagi yang sulit mengurai. 3R ini jadi rumus tepat buat mengurangi sampah, terima kasih informasinya!
ReplyDeletePerlu banget sih, sadar akan kebersihan lingkungan, apalagi di zaman sekarang yang serba plastik, sampah main numpuk gak karuan bikin kita yang repot sendiri
ReplyDeleteMemang kalau mau lingkunga kita bersih itu diawali dari rumah ya, Mba. Kelola sampah yang benar. saya belum bisa tuh, Mba. Kendalanya masih di beberapa anggota yang blm bisa memilah sampah
ReplyDeletePrinsip 3R juga aku jalani di rumah mba dan bahkan anak - anak kerap mengingatkan. Semoga Kebiasaan baik ini bisa kita jaga terus
ReplyDeleteIya benar juga Mbak Dew, kampanye buang sampah pada tempatnya, walau sudah didengung-dengungkan sejak jalam kuda gigit besi, kayaknya gak mempan di Indonesia ya. Masih aja ada orang yang tega buang sampah tidak pada tempatnya. nah di dekat tempat kerja saya, ada satu gang kecil. Gang itu mestinya bersih, karena kiri-kanan tembok, dan tidak ada dedauanan yang bakal rontok. Tapi tahu gak Mbak Dew, setiap pagi, aku lihat ada aja kantong-kantong sampah yang nyender dekat tembok. Aku tuh sampai urut dada, kok ya gak bermoral banget mereka yang buang sampah diam-diam di sana. Gak habis pikir, tapi gitu lah moral mereka yang tega buang sampah rumah tangga di tepi jalan Mbak Dew. Ada lho manusia sampah kayak gini di Serpong :)
ReplyDeletebenar banget ini kita perlu jaga lingkungan dengan hidup minim sampah biar tetap lestari bumi ini
ReplyDeleteAku pun di rumah sudah mencoba minim sampah, memang masih kagok sih awal-awal. Tapi jujur sih aku sendiri tuh masih susah melepas penggunaan tissue kering, walau di rumah sudah menyedia lap kain. Tapi kalau pergi rasanya susah. Memang kudu dimulai dari rumah dulu sih.
ReplyDeleteAku baru pada tahap memilah sampah dari rumah mba.. dan disalurkan ke bank sampah yang lebih pintar mengelolanya.. belum sampai pada zero waste juga. Masih belajar.. semangaaatt peduli lingkungan
ReplyDeletememang kita perlu mencintai bumi tempat kita berpijak seperti menerapkan gaya hidup minim sampah. Puji Tuhan akupun sudah menerapkan seperti yang kakak lakukan di rumah
ReplyDeleteaku juga mupeng banget utk bisa menerapkan hal ini mbaaa
ReplyDeletekarena bumi makin k sini kian bikin khawatir kondisinya ya kan
Kami sudah berusaha berada di fase ini Mba. Memisahkan sampah, yg organik jadi pupuk di kebun dan sebagian buat makanan kucing hehehe. Menggunakan tempat sendiri kemana2, termasuk bungkusin sisa makanan arisan, hahaha
ReplyDeleteUntuk rumah yang sebagian besar sudah di plester, maka membuat lubang resapan ini menjadi PR banget ya.. Etapi bisa diganti dengan keranjang takakura yaa, kak Dew..
ReplyDeleteSebisa mungkin meminimalisir sampah yang kita buang ke lingkungan agar zero waste bisa tercapai dan lingkungan bebas sampah.
Harusnya digalakan ya di mana-aman bikin lubang resapan biopori untuk sama-sama menjaga lingkungan. Coba untuk mengurangi sampah mulai dari diri sendiri ya
ReplyDeleteAku masih belajar soal hidup minim sampah. Mungkin kalau punya rumah sendiri, bisa dimulai lebih leluasa. Masih sama ortu, PR-nya buanya banget. Belum sepakat soal kaya gini
ReplyDeleteiya mbak, sama, aku pun belum sepenuhnya bisa minim sampah rumah tangga, masih aja ada plastik di dalam belanjaan, sementara kalau sampah rumah tangga sih alhamdulillah sedikit sudah mulai berkurang dan bisa didaur ulang untuk dibuat kompos. moga kedepannya mulai bisa disiplin gak ada sampah yang gak bisa didaur ulang
ReplyDeleteIde biopori ini bagus, lebih tepat digunakan kalau di rumahku yang masih banyak lahan tanahnya. Daripada sampah2 dibakar ye kan, malah merusak lingkungan dan bikin polusi.
ReplyDeleteMau bikin tertunda terus huhuhu..padahal mudah ya membuat lubang biopori
ReplyDeletecaranya sederhana dan biayanya murah. Memang butuh niat kuat untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Bulan lalu aku dan anak-anak berkunjung ke kampung SIBA yang mengelola sampah organiknya sendiri. Ini pertama kalinya kami melihat lubang biopori. Bahkan ada yang satu tong, di bawahnya tempat hidup lele, di atasnya buat menanam kangkung. Kereeen! Pengen menerapkan minim sampah.
ReplyDeleteYa Allah aku sedih deh, masih aja jadi penyumbang sampah yang banyak di rumah. Makanya aku misahin sampah yang bisa dijual para pemulung buat aku kasih mereka, dan membuang sampah basah ke lahan kosong biar dimakan tikus atau daur ulang
ReplyDeleteDi komplek aku tiap Minggu ada yg keliling meminta sampah daur ulang alhasil ibu2 sini jadi lebih aware utk ngumpulin
ReplyDelete