Dear Teman,
Alhamdulillah, ramadan telah tiba. Selain ingin beribadah lebih khusyuk tahun ini aku ingin mengikuti BPN Ramadan Blog Challenge agar lebih produktif saat ramadan. Semangat! Oh iya, sebelumnya aku mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa ya, Teman!
Kali ini aku ingin berbagi tentang ceramah Ustaz Adi Hidayat di channel Youtubenya. Aku suka mengikuti kajian beliau karena topik ceramahnya yang relate dengan kehidupanku dan adem penjelasannya. Ikut kajian beliau seperti kita mengikuti kuliah 3 SKS karena diulas lengkap dengan ayat-ayatnya.
Kajian ustaz Adi Hidayat kali ini bertema tiga tujuan puasa ramadan. Pas banget kan untuk persiapan kita menjalankan ibadah puasa. Berhubung kajiannya cukup panjang maka tiga tujuan puasa ramadan ini aku bagi menjadi tiga artikel biar nggak kepanjangan ya. Semoga bermanfaat!
1 Ramadan telah tiba. Saatnya kita berpuasa dan melakukan ibadah lainnya demi mendapatkan pahala dan rida Allah. menurut Ustaz Adi Hidayat, ada tiga tujuan puasa ramadan yaitu peningkatan
ketakwaan personal, membentuk ketakwaan sosial dan membentuk karakteristik manusia yang bersyukur pada Allah.
K Kita bahas tujuan puasa ramadan yang pertama ya, yaitu peningkatan ketakwaan personal. Menurut Surah Al Baqarah ayat 183, dihadirkan Allah ibadah sebulan yaitu berpuasa agar terbentuk karakteristik ketakwaan personal bagi setiap muslim. Takwa disebutkan dalam Al Quran sebanyak 240 kali. Bahasan takwa adalah ritual ibadah.
Hai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Semua orang tahu, bahwa pada akhirnya semua akan pulang. Akan meninggalkan dunia ini. Bagi muslim, kita mempercayai bahwa setelah kehidupan di dunia selesai, akan ada kehidupan abadi di akhirat.
Baca Juga: Tips hadapi Musibah Ala Mamah Dedeh
Ya, Kita tinggal tak hanya dunia. Setelah meninggal, ada alam barzah atau pemisah, tempat menunggu waktu yaitu alam kubur. Setelah kiamat, kita akan ke akhirat yang hanya ada dua pilihan yaitu surga atau neraka.
Bimbingan rohani untuk bekal pulang ke keabadian termasuk dalam ketakwaan personal. Hidup di dunia, kita perlu bekal yang cukup. Mau ke kantor saja kita bawa bekal.
Kita juga tahu ada alam barzah. Bekal apa yang kita bawa untuk alam barzah? Apa yang sibuk kita kumpulkan di dunia tidak dibawa ke alam barzah. Setiap kita berpindah tempat, bekalnya tidak sama.
Persiapkan bekal akhirat sejak kita berjalan di dunia, biar kita siap. Usaha personal yang kita siapkan adalah ibadah. Allah meminta kita salat, baca Al Quran, beribadah haji dan ibadah lainnya. Walaupun ada aspek lain untuk dunia, tapi sebenarnya ibadah ini adalah bekal untuk kehidupan akhirat.
Bekal apa yang kita bawa saat berpindah dari dunia? Kita tidak bawa ponsel atau rumah megah kita. Berbahagianya menjadi muslim, semua konsep tak ada yang ambigu, semua dijelaskan dengan gamblang. Mulai dari proses kelahiran hingga kematian. Dari bangun tidur hingga tidur lagi semua dijelaskan, semua ada doa dan tata caranya.
Hasanah atau salat adalah bekal. Setiap kita melakukan hasanah atau salat, ia akan menjadi bekal untuk pulang. Menurut Ustaz, Semua hasil ibadah kita akan dikonfirmasi di akhir hidup. Jika bekalnya cukup, di akhir hidup kita akan tenang.
Baca Juga: Say No To Toxic Parents
Jika kita selalu tu'maninah dalam salat, maka kelak akan menghasilkan mutmainnah atau ketenangan di saat akhir. kehidupan. Karena itu, ada orang yang meninggal dengan tenang sekali. Ia ditampakkan hasil ibadahnya selama hidup di dunia. Ada seorang ahli masjid yang proses meninggalnya sangat nyaman di masjid setelah selesai salat. Masya Allah, indahnya.
Menurut Al Quran, Siapa yang mengerjakan satu pekerjaan hasanah, maka dapat sepuluh kebaikan. Hasanah yang kita kumpulkan hasilnya pahala. Hitungannya tidak seperti matematika biasa yang satu tambah satu sama dengan dua.
Ya, Setiap kita meyakini kita akan pulang, meninggal dunia. Sesibuk apapun di dunia, sesukses apapun kita, pasti kita pergi juga. Apakah kita sudah menyiapkan bekal pulang? Hidup di dunia yang hanya sementara saja kita serius banget. Apalagi untuk akhirat yang akan selamanya harus lebih serius lagi.
Jadi, Umat Islam harus sukses dunia dan akhirat juga. Keseimbangan sangat diperlukan dalam Islam karena tempat mencari bekal untuk akhirat adalah dunia. Jangan terbalik. Kita sibuk di dunia hingga lupa akan tempat pulang.
Nah, Kenapa bulan ramadan menjadi ajang untuk pengingat diri?
Ya, karena manusia saking
sibuk dengan dunia malah lupa menyiapkan bekal untuk pulang.
Jika dihitung saksama, usia 40 tahun amalan potensial kita paling hanya 5 tahun. Sisanya untuk tidur,belajar dan bekerja serta kegiatan lainnya. Sangat sedikit untuk ibadah. Karena itu, Allah mewajibkan kita berpuasa di bulan ramadan.
Mengapa wujudnya puasa? Karena dengan berpuasa di bulan ramadan kita lebih mudah meningkatkan amal soleh. Saat puasa, jangankan salat fardhu, ketinggalan salat sunnah saja perasaan kita gelisah. Orang yang nggak pernah ke masjid, saat ramadan bisa rajin ke masjid. Yang nggak pernah baca Al Quran bisa khatam.
Potensi maksiat
saat ramadan bisa dijaga atau ditekan oleh kita. Misalnya, yang pemarah, bisa menekan amarahnya
saat berpuasa. Jadi, ramadan melatih diri kita untuk lebih tekun dan disiplin beribadah. Ramadan jadi ajang melatih diri untuk meningkatkan ketakwaan personal. Di balik kesibukan dunia yang
kita kerjakan, Allah mengingatkan dengan ramadan bahwa kita harus mengumpulkan bekal pulang.
Menurut Ustaz Adi, ciri manusia bertakwa jika diperdengarkan nama Allah maka ada getaran. Setiap mendengarkan azan ada getaran, maka itu tandanya beriman. Insan beriman itu datang sebelum dipanggil oleh azan. Ia sudah bersiap-siap sebelum Allah memanggil.
Dahsyatnya pada Ramadan, semua umat Islam dipanggil tanpa kecuali tak memandang mereka beriman atau tidak. Tua dan muda semua dipanggil. Itulah yang menjadikan semua muslim bagaimanapun karakteristik imannya, akan bersemangat di awal Ramadan. Masalahnya, semangat itu biasanya hanya berkobar di awal Ramadan. Sisanya, kita sibuk menyiapkan lebaran dan mudik. Hiks.
Untuk itu, kita harus memotivasi diri agar tetap bersemangat menjalankan ibadah hingga Ramadan berakhir. Ramadan untuk mendekatkan diri pada Allah dan memohon ampunan-Nya. Ya Allah, kau mencintai orang-orang yang mendekat pada-Mu. Semoga rangkuman kajian Ustaz Adi Hidayat ini bermanfaat ya Teman. Insya Allah nanti kita lanjutkan ya! Selamat berpuasa!
Sumber Foto: Pixabay
semangat berpuasa mba dewi.
ReplyDeletepuasa nggak menjadikan kita untuk malas-malasan ya, pokoknya kudu produktif
aku sendiri juga coba ikutan challenge BPN, harapannya semoga bisa seperti tahun lalu yang aktif nulis