Dear Teman,
Tak Sekadar Cuan, Profesionalitas Penyelenggara Acara Yang Utama-Pandemi Covid19 sudah mereda. Masyarakat sudah mulai berkegiatan di luar rumah kembali. Sekolah, kampus dan kantor ramai kembali. Pariwisata mulai bangkit ditandai dengan banyaknya orang yang bepergian di dalam dan luar negeri. Yang paling menyolok, ramainya acara konser dan pertandingan olahraga secara luring. Tak terhitung jumlah konser diadakan di Indonesia yang mengundang artis dalam negeri hingga artis Kpop dan barat. Setiap bulan ada lebih dari 5 acara konser musik, belum lagi pertunjukan teater, pertandingan sepakbola dan banyak lagi. Hal ini patut kita sambut gembira.
Kalian sudah menonton konser apa saja seusai pandemi ini? Duh, sayangnya aku belum sempat menonton konser apapun karena ada kesibukan pribadi. Tapi, rasanya mupeng banget kalau ada yang mengunggah keseruan mereka menonton konser musik. Aak, aku mau nonon konser WayV jugaaa!
Sayangnya, belum lama kita menikmati kebebasan
menghadiri acara hiburan dan olahraga, sudah merebak berbagai cerita tak sedap
tentang profesionalitas penyelenggara acara dan hiburan olahraga. Beberapa kali
mendapati cerita konser musik Kpop di TL Twitter yang penyelenggaraannya kacau.
Mulai dari harga tiket yang berubah-ubah, banyaknya calo tiket yang
bergentayangan hingga pelaksanaan konser di hari H yang mengecewakan. Sebut
saja: sound system yang tidak mumpuni, penonton yang tidak punya tiket bisa
masuk hingga pengaturan lainnya yang mengurangi kenikmatan dan kenyamanan
penonton untuk bertemu biasnya.
Yang paling tragis, adalah Tragedi Kanjuruhan di Kabupaten Malang awal bulan ini. Ratusan penonton meninggal dunia karena kerusuhan di stadion yang melibatkan gas air mata. Diantara ratusan penonton yang meninggal ini ada anak-anak pelajar dan mahasiswa. Mereka yang berniat untuk menghibur diri bersama teman-teman menonton petandingan bola tim kesayangannya.
Tak disangka, bukannya kebahagiaan yang didapat. Tapi, mereka tak kembali lagi ke pelukan ibu dan ayahnya. Beberapa hari ini, perasaanku dan juga jutaan masyarakat Indonesia diliputi mendung. Masih terbayang tragedi yang sebenarnya bisa kita hindari ini terjadi lagi dan lagi.
Sebuah konser, pertandingan olahraga, apapun itu adalah untuk menghibur diri agar kita bisa berbahagia menikmati waktu bersama saudara dan teman-teman. Maka sebuah konser dan pertandingan olahraga sepatutnya adalah event yang membahagiakan. Penonton harusnya merasa aman, nyaman dan bahagia berada di venue.
Untuk itulah, profesionalitas penyelenggara acara harus selalu diutamakan. Tak hanya asal cuan, keamanan dan kenyamanan penonton adalah hal utama. Apakah kapasitas venue atau tempat acara mampu menampung penonton seharga tiket yang dijual? Apakah tersedia peralatan untuk keamanan dan kenyamanan penonton misalnya jika terjadi kebakaran dan lainnya.
Bagaimana akses jalan keluar di venue? Adakah pintu darurat seperti yang tersedia di bioskop? Apakah penonton diinformasikan sebelumnya barang yang boleh dibawa dan terlarang untuk dibawa? Jangan sampai, panitia melarang membawa makanan dan minuman ke dalam venue tapi tak menyediakan stan atau kios makanan dan minuman di dalam venue. Apakah ada tim medis untuk para penonton yang sakit atau membutuhkan bantuan medis? Beneran tim medis, bukan formalitas belaka, lho.
Semua hal yang menyangkut keamanan dan keselamatan para pengisi acara dan penonton harus dipikirkan dan dipersiapkan matang-matang. Karena tak ada sepak bola, konser musik yang seharga nyawa manusia.
Jika aku baca-baca artikel di Google, ada sertifikasi khusus untuk para penyelenggara acara di Indonesia. Itu berarti sudah ada standar khusus dan syarat khusus untuk menjadi penyelenggara acara di Indonesia. Tak bisa asal ada modal terus bisa membangun bisnis EO seenaknya. Apa itu profesionalitas? Menurut KBBI, kemampuan untuk bertindak secara profesional. Sedangkan profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak-tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.
Tapi mengapa, hal-hal yang membahayakan penonton di suatu acara terus terjadi? Sedih sekali membaca berita akhir-akhir ini. Anak-anak muda ini hanya ingin menonton grup musik atau tim kesayangannya. Untuk bersenang-senang bersama teman-teman dan bukannya terluka, bahkan nyawanya hilang karena kelalaian penyelenggara acaranya. Tak Sekadar Cuan, Profesionalitas Penyelenggara Acara Yang Utama. Bekerja dari hati tentu hasilnya akan lebih sampai ke hati.
Sumber Foto: Pixabay.com
cita-cita nonton konser belum terwujud. dan karena insiden kanjuruhan kemarin itu, jadi mikir lagi. ternyata butuh persiapan dan effort enggak sedikit buat bisa menikmati hal seperti itu. huaaaaa ...
ReplyDeleteIya, sedih dengan kejadian baru-baru ini yang menelan banyak korban. Saya sendiri masih belum berani ke tempat yang terlalu ramai
ReplyDeleteMudah-mudahan tragedi seperti ini tak terulang lagi. Tentunya dari pihak penyelenggara juga harus memperhatikan keselamatan dan kenyamanan bagi penonton. Tidak hanya mengejar keuntungan semata.
ReplyDeleteAku termasuk orang yang takut berada dalam kerumunan jadi sebisa mungkin menghindar, karena niat mau menikmati hiburan bisa jadi malah pingsan, pusing .. Jadi ya sudahlah nonton di layar kaca, atau streaming aja .
ReplyDeleteBetul mudah-mudahn tidak terjadi lagi kejadian-kejadian seperti ini.
ReplyDelete3 bulan lalu nonton Pamungkas Mba Deew, hehehe. bener banget, panitia acara harus profesional, gercep namun tetap berhati-hati supaya event berjalan dengan baik supaya tidak ada pihak yang dirugikan
ReplyDeleteMiris banget memang kalo ingat kejadian yang viral itu, ya, Mba. Semoga nggak terjadi lagi. Profesional itu memang penting biar bekerja optimal.
ReplyDeleteKekurangan orang Indonesia sih kayaknya dari dulu di segi keamanan. Semoga ngga kejadian lagi ya buat kedepannya
ReplyDeleteInnalillahi, tragedi Kanjuruhan di Malang bikin sedih. Jadi pelajaran berharga banget bagi penyelenggara maupun penontonnya.
ReplyDeleteSemoga tidak terulang lagi suatu acara yang merenggut nyawa