Kampanye Jangan Tunggu Sampai Sakit Gigi Pepsodent

Dear Teman,

Siapa bilang lebih sakit gigi daripada sakit hati? Huhu, sakit gigi itu tak tertahankan!

Ingat banget, waktu masih SD mama dan papaku keluar kota. Aku dan adikku tinggal di rumah hanya ditemani pembantu. Ndilalah, aku sakit gigi dong. Sakit banget! Aku ingat banget, menangis sehari semalam menahan nyerinya gigiku. Mana pembantu Mama tak tahu bagaimana harus mengatasinya jadinya ia hanya bisa mengoleskan minyak tawon di pipi dan gigiku dengan kapas. Huhu. Sungguh pengalaman yang traumatis.

Kampanye Jangan Tunggu Sampai Sakit Gigi Pepsodent

Masih berkaitan dengan penyakit, Dua tahun sudah pandemi Covid19 melanda Indonesia dan seluruh dunia. Alhamdulillah, kini situasi sudah membaik dengan gencarnya vaksinasi dan ketatnya protokol kesehatan oleh pemerintah dan masyarakat. 

Baca Juga: Alternatif Pengobatan Kanker Dr. Warsito

Setahun lalu, ruang gerak kita benar-benar terbatas. Sekolah diadakan jarak jauh secara daring. Begitu juga kantor pun virtual, istilah work from home pun akrab di telinga. Pergi berobat ke dokter di rumah sakit pun kita khawatir. Karena saat itu, rumah sakit menjadi pusat isolasi para pasien yang terjangkit Covid19. Pergi ke rumah sakit sama saja dengan mendekati pusat bahaya.

Apa akibatnya? Ya, kita bingung ketika mengalami gangguan kesehatan. Ketika adikku sakit gigi, ia terpaksa menahan sakitnya karena dokternya tidak praktek selama pandemi. Mau pergi ke rumah sakit, resikonya tinggi. Untungnya, dokternya bersedia untuk konsultasi daring.

Tahu tidak, kalau masalah mulut dan gigi di Indonesia terbilang tinggi? Hal ini dibahas dalam webinar yang diadakan Unilever Indonesia untuk merayakan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia 2022. Acara virtual ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dengan pembicara dari Unilever dan PDGI. Juga para peserta yang heboh, mamak-mamak blogger dari Kumpulan Emak Blogger (KEB).

Scan kode QR di Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang

Beberapa faktor penyebab tingginya masalah mulut dan gigi di Indonesia adalah kurangnya kesadaran, rasa enggan berobat dan kesulitan mengakses tenaga kesehatan profesional.

Menurut drg. Usman Sumantri, MSc Ketua Pengurus Besar PDGI jumlah dokter gigi di Indonesia memang masih belum ideal. Menurut rekomendasi WHO, 1 dokter gigi untuk 7500 orang. Sedangkan di Indonesia dokter gigi bertugas melayani 9565 orang. Keberadaan dokter gigi pun masih terpusat di perkotaan dan belum merata hingga ke pedesaan.

Tak hanya itu, Kebiasaan sederhana seperti menyikat gigi dua kali sehari belum menjadi kebiasaan masyarakat. Padahal, kebiasaan ini sangat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut kita. Para dokter gigi menyarankan untuk menyikat gigi dua kali sehari yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur. Cara menyikat giginya pun harus dilakukan dengan benar, tidak asal sikat dan sebaiknya dilakukan selama kurang-lebih dua menit. Selain rutin menyikat gigi dua kali, sebaiknya kita memeriksakan gigi secara berkala setiap 6 bulan sekali. Tapi, hal ini jarang sekali dilakukan oleh masyarakat Indonesia.

Sikat gigi dua kali sehari ya (Foto: Pixabay.com)

Dampaknya, pada usia 35-44 tahun rata-rata orang Indonesia telah kehilangan dua giginya. Dan pada usia 65 tahun ke atas, 11 gigi telah tanggal! Hal ini tentu menyebabkan kita menjadi kurang nyaman dalam mengunyah dan menikmati makanan, kan Teman? Kualitas hidup menjadi terganggu.

Bahkan menurut drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent, MDSc, Head of Proffesional Marketing Beauty and Personal Care Unilever Indonesia mengungkapkan bahwa sebanyak 94.9% masyarakat perkotaan di Indonesia tidak pernah ke dokter gigi dalam setahun terakhir.

Selain masalah kekhawatiran tertular Covid, juga ada faktor biaya yang menjadi hambatan masyarakat untuk berkunjung ke dokter gigi. Akibatnya, dari 57% orang yang mengalami masalah gigi dan mulut, hanya 10% saja yang pergi ke dokter gigi. Itupun karena tak tahan lagi dengan rasa sakitnya.

Baca Juga: Resep Alami Penurun Gula Darah

Untuk itu, bertepatan dengan perayaan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia 2022 Unilever Indonesia dengan jenama Pepsodent bersama FDI World Dental Federation dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) meluncurkan Kampanye Jangan Tunggu Sampai Sakit Gigi, Konsultasi Gigi Sekarang!

Ya, Pepsodent dan PDGI percaya setiap senyuman begitu berarti. Melalui kampanye ini, mereka ingin membangun kesadaran bahwa menunda ke dokter gigi menyebabkan masalah yang lebih besar. Tak hanya dari sisi biaya yang makin mahal, permasalahan gigi akan semakin parah yang akhirnya bisa menyebabkan gigimu tanggal. Huhu, seram bukan?

Dapatkan Layanan Teledentistry dengan scan QR di kemasan Pepsodent

Selain meningkatkan kesadaran untuk berani ke dokter gigi, Pesopdent dan PDGI juga memfasilitasi masyarakat untuk melakukan pemeriksaan gigi dan mulut secara rutin melalui Layanan Teledentistry gratis “Tanya Dokter Gigi by Pepsodent”

Untuk itu, Unilever Indonesia meluncurkan Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang kemasan baru yang disertai QR Code agar jutaan orang dapat mengakses langsung layanan Teledentistry Tanya Dokter Gigi by Pepsodent. Cukup dengan memindai QR Code setiap konsumen bisa langsung mengakses layanan tersebut kapan saja.

Selama 01 April-30 Juni 2022, konsultasi akan diberikan oleh ribuan dokter gigi dari 100 PDGI Cabang. Para dokter gigi di 23 PDGI cabang akan memberikan edukasi dan tindakan perawatan pada masyarakat. Tak hanya itu, 300 Pepsodentist, relawan dokter gigi swasta di seluruh Indonesia akan ditampilkan dalam Dentist Locator di situs Tanya Pepsodent. So, Jangan Tunggu Sampai Sakit Gigi, Segera manfaatkan layanan Teledentistry ini ya, Teman!