Yogya terbuat dari rindu, pulang dan angkringan.
Itulah
penggalan sajak Joko Pinurbo yang belakangan ini terngiang-ngiang di telingaku.
Entah mengapa, akhir-akhir ini aku merasakan tarikan kuat untuk kembali ke
Yogya. Tempatku menuntut ilmu dan menetap selama 5 tahun saat masih belia dan penuh harapan. Tanpa sedikit pun
garis keriput di wajah. Hehe.
Yogya adalah rangkaian rindu yang tak bisa menunggu. Tempat aku bertemu seseorang, memadu rasa dan memberikan kepercayaan padanya untuk membimbingku seumur hidupku, Insya Allah. Yogya adalah tempatku bertemu jodoh, suamiku.
Revo Suladasha penggagas YukTukoni Yogya |
Tapi, saat ini begitu jauh jarakku dari kota itu. Apalagi di
masa pandemi ini begitu mengungkung ruang gerak kita untuk menjelajah. Aku
begitu merindukan Yogya, ingin mengecap kembali manis dan gurihnya daging Sate Samirono yang lembut. Sate ayam dan sate kambing Samirono yang selalu jadi
hidangan mewah aku dan si dia, dua remaja berkantong pas-pasan menikmati
kelezatan di tanggal muda.
Sate Samirono yang tebal dagingnya dan gurih ini menjadi saksi cinta kami berdua. Hidangan istimewa yang kami santap saat kebetulan si dia mendapat honor dari kampus menjadi asisten dosen. Atau saat aku mendapat transferan bulanan dari orang tuaku. Kami menikmati cita rasa yang nikmat Sate Samirono yang tersohor itu.
Ya, Sebuah masakan tak hanya melulu soal rasa. Tapi, juga kenangan yang dibawanya serta saat kita mencicipinya. Suatu hidangan mampu melemparkan kita pada suatu kenangan di masa silam. Seperti Sate Samirono yang eksis sejak tahun 70-an, juga burger Monalisa yang menjadi kenangan manis dan agak memalukan untuk aku dan anak kos Puri Cantika, karena burgernya selalu kami santap dengan gragas hingga lebih dari tiga buah karena obsesi kami ingin bertubuh montok.
Burger Monalisa dan Sate Samirono, dua hidangan penuh memori di hatiku. Rasa rindu mendesak-desak untuk pulang ke Yogya dan mencicipinya. Tapi, mungkinkah? Aku tak bisa ke Yogya saat ini. Apa yang harus kulakukan?
Untunglah, pada suatu
siang yang terik aku menemukan YukTukoni di internet. Web yang didominasi warna
hijau yang segar ini cukup untuk membuatku menjerit kegirangan. Bagaimana
tidak? Aku menemukan makanan yang membuatku memendam rindu. Ya, YukTukoni
menjual Sate Samirono dan Burger Monalisa asli Yogya! Akkk, beneran kan aku
tidak sedang bermimpi? Ini nyata!
Ya, ternyata aku tak
sendirian merindukan rasa otentik Yogyakarta. Mangut Lele Mbah Marto kuliner
legendaris dari Bantul, Sate Samirono yang rasanya tak berubah sejak tahun 1970
atau burger lokal Monalisa menjadi produk terlaris di YukTukoni, platform
kuliner ciptaan Revo Suladasha dan Eri Kuncoro.
Tak mengherankan, pesanan Mangut Lele Mbah Marto dan Sate Samirono di YukTukoni tak hanya dari Yogya tapi juga dari berbagai kota besar di Indonesia. Membuatku bertanya-tanya, siapa saja pemesannya? Apakah mantan mahasiswa yang merindu atau wisatawan yang terkenang-kenang? Entahlah.
Yang pasti, Mangut Lele dan Sate Samirono ini dikemas dalam plastik vakum yang rapi dan modern serta tahan lama. Rasanya pun otentik, citarasanya tak jauh berbeda saat kita menikmatinya di rumah atau saat kita memakannya di Yogya, langsung di warungnya. Menakjubkan. Siapakah penggagas YukTukoni ini?
Babak-Belur Bisnis Kuliner Mula Pandemi
Tiada yang menyangka, Covid19 mampu memorak-porandakan
segala sektor di Indonesia. Bak sudah jatuh tertimpa tangga, masyarakat
Indonesia babak-belur dihantam pandemi Covid19. Bulan Maret 2020 tahun 2020
baru saja menginjak bulan ketiga, saat badai Covid menghantam Indonesia.
Seluruh lapisan masyarakat terkena dampaknya. Termasuk perekonomian masyarakat Yogya. Kota Yogya yang sebagian besar kelangsungan hidupnya dari bisnis pariwisata dan kuliner pun tak luput dari bencana. Kunjungan wisatawan merosot nyaris nol, para mahasiswa yang menuntut ilmu di Yogya kembali ke kota asalnya sehingga perekonomian Yogya makin terpuruk.
Tak ada yang menyangka hal ini akan terjadi. Selama ini, usaha kuliner di Yogya adalah primadona dan terus berjaya di tengah pesatnya pariwisata Yogya. Belum lagi, Yogya dikenal sebagai kota pendidikan yang tersohor. Di mana para calon mahasiswa berbondong-bondong menyerbu Yogya untuk menuntut ilmu setiap tahun. Anak muda yang jadi target pasar bisnis kuliner.
Tak mengherankan, dari 262 ribu usaha kecil dan menengah di Yogya, sekitar 40% diantaranya adalah pengusaha bidang kuliner. Bisa dibayangkan betapa legitnya laba mereka, bukan? Lebih legit dibandingkan gudeg Yogya.
Namun, tak ada yang abadi. Maret 2020, semua kenikmatan itu berakhir. Semua pengusaha UMKM menjerit, situasi saat itu benar-benar di ujung tanduk. Sebentar lagi, semuanya akan roboh seperti susunan kartu domino yang rapuh.
Lelaki yang akrab disapa Revo ini memutar otak. Ia tak bisa diam saja dan menyaksikan semuanya hancur-lebur di depan mata. Lelaki bernama Revo ini memang terkenal pekerja keras yang disiplin, dua hal yang ia pelajari dari ayahnya yang anggota TNI dan ibunya yang seorang pendidik. Kedua orang tuanya mendidik Revo sejak kecil untuk menghargai waktu dan selalu disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Ketika mengerjakan suatu hal, Revo kecil akan fokus hingga tujuannya tercapai. Ia akan merasa puas dan bahagia jika tujuannya tercapai.
Karena penjualan secara offline terkendala pembatasan kegiatan pemerintah dan lockdown, banyak usaha kuliner terpaksa tutup. Pembeli pun semakin berkurang karena enggan keluar rumah. Sedangkan, usaha harus terus berjalan jika ingin menghasilkan laba. Bahan baku menumpuk, pekerja dan karyawan harus dibayarkan gajinya. Revo akhirnya punya ide cemerlang. Bagaimana kalau usaha kuliner teman-teman ini ia bantu promosinya secara daring?
Instagram, Jadi Pembuka Jalan YukTukoni
Idenya terbilang sederhana. Ia berencana memotret produk kuliner teman-teman UMKM secara profesional dengan kamera bagus dan skill mumpuni. Ia ingin foto produk kuliner teman-temannya bisa tampil keren ala iklan-iklan perusahaan kelas kakap.
Instagram YukTukoni |
Setelah itu, Revo akan mengedit foto jepretannya agar lebih menarik lalu mengunggahnya di Instagram, tentu saja dengan caption berupa story telling yang akan membuat calon pembeli ngiler ingin mencicipi produknya. Ya, Pengalamannya berbisnis kuliner belasan tahun membuatnya piawai merangkai kata untuk copywriting produk.
Sebagai bukti keseriusannya, Revo lalu menggandeng temannya Eri Kuncoro yang berprofesi sebagai konsultan pemasaran untuk membuat marketplace bernama Yuk Tukoni. Mereka berdua bertekad baja untuk membantu penjualan kuliner Yogya yang terdampak pandemi. Agar praktis dan tanpa keluar biaya, ia membuat akun marketplace di Instagram. Akunnya diberi nama @yuktukoni dicomot dari kalimat bahasa Jawa, artinya ayo dibeli.
Cukup memesan makanan dan minuman di YukTukoni secara daring via website. Memulai usaha di Bulan Mei 2020, tak lebih dari 10 produk UMKM yang dipajang di Instagram Yuk Tukoni. Tak banyak, tapi itu awal yang bagus, bukan?
Tak disangka, setelah beberapa bulan berpromosi secara daring akhirnya usaha keduanya membuahkan hasil. Satu-persatu pesanan mulai berdatangan melalui Instagram dan Watsapp. Para pengusaha kuliner mitra mereka pun kini kembali bersemangat untuk memulai bisnisnya kembali.
Fokus Membesarkan YukTukoni
Satu-persatu pengusaha UMKM kuliner di Yogya dan sekitarnya pun meminta bergabung jadi mitra YukTukoni. Mereka tertarik untuk mempromosikan produknya karena melihat prospek YukTukoni yang menjanjikan. Hingga kini, jumlah pengikut Yuk Tukoni di Instagram pun berkembang pesat, sudah mencapa 24 ribu pengikut.
Dengan tagline Tukoni Solusi Kebutuhan Pangan Halal, Higienis, Hemat, Revo pun optimis dengan usaha mereka. Keduanya menyambut terbuka para pengusaha kuliner yang ingin bergabung di Yuk Tukoni dengan syarat produknya harus berupa makanan dan minuman.
Karyawan YukTukoni mengecek stok produk kuliner |
Agar lebih mudah menjual produk kuliner para mitra, Revo mencari tempat yang akan digunakan sebagai gudang agar mereka bisa menyimpan stok dan memudahkan proses pengemasan serta pengiriman produk ke pelanggan.
Syukurlah, seorang temannya meminjamkan bangunan kantor secara gratis. Revo pun berinvestasi dengan membeli alat untuk memvakum produk makanan serta kotak pendingin untuk menyimpan produk jualan. Ia berusaha mencari harga barang termurah. Yang penting, ia bisa segera berjualan.
Kantor YukTukoni yang bersih dan rapi |
Ide Menggandeng Kuliner Legendaris di Yogya
Usaha apapun, termasuk bisnis kuliner harus selalu berinovasi dan mengembangkan kreativitas agar produknya diterima masyarakat. Revo dan Eri pun mencari ide bagaimana agar usahanya makin berkembang dan menarik pelanggan lebih banyak. Revo memutuskan untuk menggandeng usaha kuliner legendaris di Yogya misalnya saja Mi Ayam Bu Tumini.
Lele Mangut Mbah Marto Bantul kemasan vakum |
Pernah terbayang tidak, kalian yang berada jauh dari Yogya bisa menikmati lezatnya Mangut Lele Mbah Marto asli Bantul? Mangut lezat ini tak punya cabang di kota lain seperti bisnis ayam goreng cepat saji ala Amerika yang menjamur di berbagai kota.
Bisa menyantapnya tanpa harus menunggu oleh-oleh suami pulang tugas dari Yogya adalah suatu kemewahan duniawi! Revo dan YukTukoni mewujudkan semua itu. Melalui YukTukoni, kamu bisa mencicipi dan bernostalgia dengan berbagai makanan dan minuman yang kamu kangeni. Tak ada lagi alasan jarak untuk menuntaskan rindu yang membuncah pada makanan penuh kenanganmu. Tak heran, produk kuliner legendaris ini menjadi best seller di YukTukoni.
Efeknya pun menggembirakan. Pembeli yang awalnya hanya memesan menu-menu legendaris, kini mulai melirik produk-produk UMKM lain di Yuk Tukoni. Produk mitra lain pun ikut terangkat.
Usaha ini semakin berkembang pesat. Pengelolaan bisnis pun tak bisa lagi dilakukan berdua Revo mulai mempekerjakan karyawan untuk bagian administrasi, pengemasan hingga pengiriman. Karena harus membayar gaji karyawan dan lainnya, Lelaki yang pernah mengenyam pendidikan manajemen di STIE YKPN ini pun kemudian menetapkan biaya konsinyasi sebesar 15 persen untuk menutupi biaya operasional mereka. Tapi, biaya ini tidak mengikat dan disesuaikan dengan kemampuan pengusaha UMKM tersebut.
Yuk Tukoni Menggandeng Lebih Banyak Lagi UMKM Kuliner
Tak lama kemudian, kru YukTukoni menempati kantor sendiri di kawasan Babarsari, Sleman Yogya. Ruko ini menjadi toko dan warehouse sehingga pembeli bisa memesan berbagai produk dari banyak merek atau jenama berbeda lewat satu aplikasi hingga lebih hemat ongkos kirimnya.
Hingga saat ini, sekitar 120 UMKM dari Yogya dan Jateng hingga Madiun yang bergabung menjadi mitra di Yuk Tukoni. Produknya semakin beragam mulai dari mi ayam, aneka keripik, jus buah hingga sambal tersedia di Yuk Tukoni. Awas kalap kalau memantengi Instagram YukTukoni, semuanya enak! Ada Tekwan Palimo, Lemet Singkong Weeta, hingga Empal Gentong Niki Eco!
Duh, Rasanya ingin memesan semuanya.
Banyak pengusaha kuliner terbantu dengan adanya YukTukoni dan mengaku puas menjadi mitra mereka. Misalnya saja Mi Ayam Bu Tumini, pesanan dari Yuk Tukoni bisa mencapai 200 porsi per dua hari! Begitu pula dengan Mangut Lele Mbah Marto yang pesanannya di YukTukoni mencapai 150 porsi frozen food setiap minggu. Wow, sangat membantu banget untuk penjualan produk kuliner para pengusaha UMKM ya.
Sungguh, YukTukoni membawa angin sejuk pada dunia kuliner Yogya. Senyum para pelaku usaha kuliner bisa kembali terkembang. Sebut saja, Pak Poniman pengelola Mangut Lele Mbah Marto yang terpaksa menutup usahanya berbulan-bulan karena ia tak berani membuka warungnya di saat kasus Covid19 sedang meningkat pesat.
Tak Selamanya Usahamu Berjalan Mulus
Tapi, tak semua yang direncanakan bisa berjalan tanpa aral-melintang. Termasuk bisnis Yuk Tukoni. Revo pun beberapa kali mengalami masalah. Salah satunya, produk yang dipajang di web laris dipesan tapi ternyata produsen tak sanggup memenuhi pesanan. Hal ini tentu mengecewakan pembeli. Revo berusaha menggandeng pihak produsen agar mampu menggenjot produksi lebih banyak. YukTukoni turun tangan dengan menyediakan tenaga kerja tambahan untuk membantu produksi. Sayangnya, beberapa produsen pesimis dan menyerah sebelum mencoba. Hal ini cukup membuatnya kecewa.
Masalah lainnya, ada UMKM yang kekurangan modal tapi saat akan dibantu permodalan oleh Yuk Tukoni malah dicurigai.
Agar bisa sama-sama bergerak maju, Yuk Tukoni memberikan berbagai pelatihan gratis terkait pemasaran produk serta berusaha mengembangkan mindset berwirausaha pada rekan-rekan UMKM. Hal ini dilakukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan para pelaku UMKM agar lebih berkembang lagi usahanya.
Tak hanya itu, Untuk produk yang belum memiliki jenama, Yuk Tukoni akan membantu memberikan nama brand atau jenama yang menarik dan mudah diingat pembeli.
Satu Indonesia Award 2020, Pemicu Semangat Berkarya
Tak disangka, sepak terjang lelaki kelahiran Bandung 23 Mei 1986 membantu usaha UMKM mendapat perhatian dari panitia Anugerah Pewarta Satu Indonesia Award. Mereka berhasil menyisihkan ratusan finalis, dan meraih Anugerah Satu Indonesia Award kategori Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19. Bersama empat finalis lainya, ia meraih penghargaan kategori khusus dari Astra karena sumbangsihnya membantu sesama di bidang ekonomi saat pandemi.
Mimpi Besar Bersama YukTukoni
Walaupun kesuksesan mulai digenggamnya, Revo dan Eri Kuncoro masih memiliki mimpi besar bersama YukTukoni. Mimpinya adalah ingin YukTukoni menjadi rumah bagi UMKM kuliner seluruh Indonesia. Revo selalu memberikan cinta tak bersyarat pada produk kuliner UMKM karena ia yakin kualitas produksi UMKM Indonesia sangat mampu bersaing di kancah internasional. Produk kuliner Indonesia sangat unik dan akan digemari oleh masyarakat luar negeri. Tinggal bagaimana mempromosikannya agar lebih dikenal.
"Terus bergerak walau berjarak! Menyelesaikan masalah yang dihadapi banyak orang adalah suatu kepuasan tersendiri. Jadilah manusia yang senantiasa bisa bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya orang, dengan kemampuan kreativitas kita."
Sumber Foto: Revo Suladasha
Wih mantep ini sudah melakukan revolusi, mengingat di masa pandemi bisnis semakin sulit berkembang memang kita harus pandai-pandai mengaturnya agar tetap bertahan.
ReplyDeleteLuar biasa ya, akibat rasa iba dan ingin menghidupkan kembali ekonomi lewat UMKM yang terserang pandemi di Yogya, apalagi 40% mata pencaharian disana berasal dari kuliner dan pariwisata. Yang awalnya cuma memfoto secara profiesional, lalu membantu menjajakan dalan bentuk e commerce dan membangun gudnag untuk membantu mngemas dan menstok produk mitra.
ReplyDeleteIni memang luar biasa perjalanan mas Revo, sudah memang sepantasnya mendapatkan penghargaan. DIbutuhkan orang yang lebih banyak seperti mas Revo ini
Hebat ya. Di tengah carut marutnya kondisi pandemi begini. Ada pihak yang mencari kesempatan untuk lebih berkembang. Membantu para UMKM untuk bisa bangkit. YukTukoni memang bagai oase di tengah padang pasir...
ReplyDeleteWah keren, dapat Satu Indonesia Award ya Mas Revo ini. Kreatif memang Tukoni ini.
ReplyDeleteOrang yang tinggal di Makassar, kangen akan makanan Yogya bisa juga ya memesan di Tukoni?
Keren sekali Yuktukoni. Di masa pandemi seperti ini memang terasa berat bagi UMKM. Jadi dengan adanya bantuan semacam ini tentunya amat bermanfaat. Semoga terus berkembang dan sukses. Jadi UMKM yang dibantu juga dapat meluas dan ekonomi Indonesia membaik.
ReplyDeleteSalut buat Revo dan Eri Kuncoro kalian layak dapat bintangi semangat terus untuk mengejar mimpi yaa...!!Yakinlah usaha takkan menghianati hasil
ReplyDeleteYogya terbuat dari rindu, pulang dan angkringan.
ReplyDeleteBaca kalimat pertama ditulisan ini, auto kangen kota Yogya. Betul banget, Yogya adalah kota yang selalu dirindukan.
Sangat berharap UMKM di seluruh Indonesia semangat bangkit kembali.
Otw kepoin IG YukTukoni
Yogya terbuat dari rindu, pulang dan angkringan.
ReplyDeleteBaca kalimat pertama ditulisan ini, auto kangen kota Yogya. Betul banget, Yogya adalah kota yang selalu dirindukan.
Sangat berharap UMKM di seluruh Indonesia semangat bangkit kembali.
Otw kepoin IG YukTukoni
Yuk tukoni, ben padha sukses bareng.. maju UMKM Indonesia, ekonomi bangkit, semua maju dan sejahtera
ReplyDeleteAghhhhhhhh aku langsung mau buka websitenya mbaaaaa 😍😍😍😍😍. Udah kangen bangetttt Ama makanan2 legendaris Jogja. Kebetulan dr dulu penasaran Ama mie ayam Bu Tumini ini, tp ga kesampaian bisa nyobain Krn tutup mulu pas ke Jogja 🤣. Yg sate bisa dipesen juga ke Jakarta? Kayaknya aku bisa kalap kalo liat websitenya sih. 😄
ReplyDeletebaca artikelnya jadi makin semangat menghadapi kondisi pasca pandemi, semuanya bisa kembali pulih dan membaik, dan usaha-usaha kita akan perlahan jalan membaik kalau kita yakin dan saling bantu ya, termasuk para UMKM yang selama ini mengalami penurunan selama pandemi
ReplyDeletesalah satu hikmah pandemi ya. Banyak orang yang tergerak untuk saling membantu. Apapun bentuk bantuannya, yang terpenting bermanfaat untuk sesama.
ReplyDeleteSalut untuk Mas Revo dan tim
Wah jadi kangen jogja, terutama kulinernya... Memang kita dituntut utk kreatif dalam setiap perubahan kondisi, seperti masa pandemi ini. Yuk tukoni dapat menginspirasi kita utk terus berkembang bersama masyarakat dan mengangkat UMKM kita.
ReplyDeleteMasyaAllah... belajar banyak dari tulisan ini. bisnis iya, semangat iya, kreatif iya. semoga kelak bisa meniru jejak YUKTUKONI. Makasih tulisannya Mbak Dew
ReplyDeleteKeren banget niat baiknya Mas Revo Suladasha. Membantu UMKMnya enggak setengah-setengah, all out. Semoga bisnis ini bernapas panjang dan UMKM makin naik daun. Aamiin
ReplyDeleteDalam masa pandemi memang kita harus kreatif agar tetsp exist. Pemasaran secara digital sekarang memang lagi merekot mengikuti kondisi dunia... Kapan2 pengen juga order Yuktukoni.
ReplyDeletePandemi bukan akhir dari segalanya. Selalu semangat buat teman teman para pelaku UMKM, tetap produktif dengan mengasah kreativitas untuk terus melaju di masa pandemi.
ReplyDeleteLangsung kebayang, para perindu Yogya nyerbu IG YukTukoni.... Mantep pokoknya, Mbak
ReplyDeleteBesok mau ke Jogya mborong ah buat oleh oleh, lebih prefer produk UMKM sii akutu
ReplyDeleteBaru denger Mba ttg Yuk Tukoni ini, inovasinya bagus banget dan bisa membantu banyak pedagang makanan yang mana masih banyak yang tidak paham bagaimana harus berjualan online. Jadi penasaran pengen mampir di Yuk Tukoni.. makasi informasinya
ReplyDeleteSeneng banget karena UMKM masyarakat di Jogja dapat terbantu oleh kehadiran komunitas Yuktokoni.. namanya pun unik sekali dalam bahasa Jawa. Pastinya sangat membantu dan bermanfaat sekali untuk para UMKM yang dihampir gulung tikar gara-gara pandemi. Semoga langgeng dan semakin banyak diminati oleh para customer!
ReplyDelete