Dear Teman,
Tahu tidak
kalau ketergantungan akan beras dan terigu di Jawa Tengah adalah 91%? (Sumber: www.jatengprov.go.id).
Umbi-umbian Primadona Baru Pangan Lokal Indonesia |
Karena Indonesia memiliki banyak sekali bahan pangan lokal. Tak hanya beras, yang selalu jadi primadona sumber karbohidrat di negara kita. Keragaman bahan pangan kita banyak dikagumi warga negara lain saking kayanya. Selain beras, banyak pangan lokal yang jadi sumber karbohidrat yang bagus.
Diantaranya adalah umbi-umbian. Tanaman jenis umbi-umbian ini biasanya tumbuh di bagian akar, di dalam tanah dan mengandung karbohidrat atau pati. Ada talas, ubi jalar, singkong, kentang, hingga ganyong, dan gembili.
Seperti kita ketahui, ketergantungan kita pada beras sudah tertanam sejak Orde Baru bahkan pada masa sebelum Indonesia yaitu Kerajaan Mataram.
Ubi ungu yang enak dan bergizi tinggi |
Pemerintah zaman Orde Baru juga mengadopsi aturan saat Kerajaan Mataram berdiri bahwa beras adalah
lambang kewibawaan dan kesuksesan Raja memimpin rakyatnya. Pada zaman VOC
hingga Hindia Belanda, beras juga menjadi primadona, produksinya meningkat
pesat.
Karena itulah menurut sejarawan makanan Fadly Rahman (Sumber: Kompas.com), rakyat Indonesia akhirnya menjadikan beras makanan pokok. Bahkan, di daerah yang tidak menanam beras pun makanan pokoknya nasi.
Hal ini mengakibatkan ketergantungan bangsa kita yang besar pada beras hingga kini harus mengimpor dari luar negeri karena tak sanggup memenuhi kebutuhan sendiri.
Cake dari bahan talas yang lezat |
Singkong yang bisa diolah jadi beragam makanan enak |
Kalian pernah makan pangan lokal seperti garut, ganyong, uwi, gembili, talas sukun dan waluh? Banyak banget ya jenisnya, umbi-umbian ini bisa menjadi aset kekayaan pangan Indonesia. Juga untuk mengurangi ketergantungan kita pada beras impor.
Pangan lokal ini bisa diolah menjadi makanan yang populer misalnya bolu, kue kering, biskuit dan sebagainya agar lebih banyak dikonsumsi masyarakat. Kreativitas masyarakat mengolah umbi-umbian ini juga bisa meningkatkan kepopulerannya.
Pangan lokal ini sering diejek sebagai makanan ndeso, nggak keren, dan norak padahal kandungan gizinya tinggi lho tak kalah dengan beras. Sebut saja talas mengandung kalori, serat, protein, kalsium kalium, magnesium. Terus, talas mengandung karbohidrat kompleks, antioksidan, vitamin A, B dan C yang baik untuk kesehatan.
Bolu talas menjadi primadona oleh-oleh selain roti unyil dan
asinan Bogor. mengapa Indonesia harus seragam makanan pokoknya? Padahal setiap
daerah memiliki pangan lokal yang unik dan sehat untuk dikonsumsi.
Ya, mindset kita yang harus
diubah ya. Nggak lagi menganggap beras satu-satunya makanan pokok. Sudah saatnya
umbi-umbian menjadi primadona baru Indonesia. Kita berinovasi dengan bahan
pangan lokal yang unik dan menjadikannya sumber gizi keluarga dan juga
penghasilan tambahan. Anak-anak harus mengenal bahan pangan lokal yang sehat
dan enak ini sejak dini.
Jadi tak hanya kenal nasi dan terigu tapi juga suka mengonsumsi gembili, waluh, sukun, hingga sagu dan sorgum. Ya, Indonesia begitu kaya akan bahan pangan lokal. Mari kita konsumsi pangan lokal Nusantara yang beragam, perkenalkan umbi-umbian pada anak-anak, konsumsi dengan gembira agar masyarakat Indonesia lebih sehat dan cerdas, aamiin.
Foto: Pixabay.com
Umbi-umbian yang murah dan mudah ditanam sendiri ini memang banyak nutrisinya dan bisa diolah menjadi apapun, enak banget kayaknya harus coba nih.
ReplyDeleteINDONESIA luar biasaaaa ya Mbaa
ReplyDeletedaku juga BANGGA BANGET dan bersyukur, lahir, besar, bernafas di bumi Indonesia tercintaaa.
Karena sebenernya bahan pangan tuh beragam banget di negara kita.
Tinggal kita kreatif mau mencari dan mengolah dgn baik aja sih ya.
Noted bahwa Diversifikasi pangan adalah kunci ketahanan pangan.
Jika kita mengonsumsi pangan lokal yang tersedia di daerah kita maka ketahanan pangan meningkat, tak ada cerita kelaparan yang mengenaskan lagi.
Kita juga akan memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan hidup dengan baik agar persediaan asupan pangan kita terus terjaga hingga anak-cucu kita kelak.
Waahhh, aku sebagai pecinta makanan lokal, dan mulai dibukakan mindset lima tahun belakangan ini. Kalo makan ga harus nasi pokonya, bisa diganti sama umbi2an. Jadi udah mulai membiasakan diri juga, ga rempong kalo ga makan nasi.
ReplyDeleteMasih ada kentang yg di goreng/mashed potato, talas dikukus pake kelapa muda, atau cake yang dari ubi ungu, singkong di getuuuk, makin nikmaaat sekarang tuh banyak olahannya. Gimana pinter2 kita mengolahnyaa.
Umbi-umbian tuh emang enak banget sih sebenarnya.. Direbus atau dikukus gitu aja udah enak apalagi diolah macam2.. Anakku suka getuk, sukun goreng, ubi ungu juga suka..
ReplyDeleteAku mba. Kalau nggak makan nasi rasanya belum makan hahaha 😂. Aku pernah sarapannya bukan nasi tapi roti. Tapi ya ampunnnn cepet lagi lapernya. Ga kenyang aja gitu kalau makan bukan nasi hahaha 😂 *plakkk.
ReplyDeleteNah kalau ya umbi umbian gitu, aku suka jadiin mereka cemilan pdahal mereka bisa juga ya jadi menu utama karna mengandung karbohidrat juga kayak nasi
Alhamdulillah mak, aku udah mau jalan dua tahu gak makan nasi, kalo terigu masih sih belum bisa ditinggalin, sama kayak gorengan juga baru dkurangi. Ini kondisi, gak bisa kita paksakan, sebab banyak orang butuh makan, banyak dan murah, cepat kenyang. yah apalagi kalo bukan nasi, coba liat, kadang telor satu tapi nasi bisa dua piring loh
ReplyDeleteHAAAH! Makanan ndeso dari sebelah mananyaaaa
ReplyDeletesekarang umbi umbian ini susah dan langka Dew! Ya mungkin di beberapa daerah masih ada tapi di Jakarta - kota kota besar ... camilan ini sekarang primadona di kafe dan resto mahal !
aku termasuk suka semua olahan umbi-umbian, apalagi yang diolah dengan rasa manis dan gurih, ah me so like it
ReplyDeleteIya ya, saya yang warga Jawa Timur juga mengakui kalau kita tuh ketergantungan sama yang namanya beras. Mengganti dengan bahan lain, butuh penyesuaian tinggi. Bahkan untuk mengurangi porsi nasi saja, juga butuh niat yang besar
ReplyDeleteAku kalau pulang ke rumah mertua, selalu dikasih makan tiwul mbak. lahan dari singkong, dinikmati pakai lauk dan sayur lodeh. Orang Indonesia ini, kalao belum makan nasi katanya beluma makan hehe
ReplyDeleteWah aku suka singkong, ubi, jagung, dan apapun jenis umbi-umbian tapi yah itu mindset kalau makanan pokok atau utama itu ya beras dan nasi susah banget di lepas, kayaknya butuh perjuangan ekstra berat melepaskan mindset tentang beras. Tapi beberapa orang khususnya di perkotaan sudah mulai mengganti makanan pokok dengan selain nasi.
ReplyDeleteah iya, memang sampai saat ini ketergantungan kepada beras sebagai sumber karbohidrat masih tinggi ya mbak
ReplyDeletepadahal banyak sekali sumber karbohidrat lainnya, dari umbi umbin misalnya
Benar sekali, sekarang umbi-umbian mulai banyak di olah dgn kreatif masyarakat Indonesia sehingga varian rasa bermacam macam dn mulai menjadi jajahan favorit banyak orang
ReplyDeleteUmbi-umbian ini padahal juga enak loh, singkong yang jadi favorit keluarga aku, sering banget bikin makanan dari singkong, kalau enggak digoreng kadang dibikin gemblong
ReplyDeleteEyaampun, aku salfok dengan singkongnya. Huhuhu sejak kena kopid aku ngidam itu belom kesampaian. Kayaknya enak deh. Hehehehe. Btw, setuju banget, sekarang ini umbi-umbian lagi naik daun. Habisnya memang orang-orang pada kreatif ya. Didbikin macem-macem. Jadinya gak bosen deh makannya.
ReplyDeletejadi inget di sini ubi cilembu jadi favorit mba
ReplyDeletekarena jarang banget ada begitu
telaan gitu biasanya rada ga enak di sini, makanya pas ada ubi ceilembu pada suka
cuma kalau ga pake nasi makan mah tetep belum makan namanya wkwkkw
Aku termasuk penggemar umbi-umbian loh, selalu ada camilan umbi di rumah karena memang aku suka ngemil yang sehat kayak singkong, ubi, talas bogor dll
ReplyDeletememang kita harus memiliki banyak alternatif pangan yaaa.. diversifikasi pangan akan sangat membantu yaaa mba untuk ketahanan pangan kita juga
ReplyDeleteKemarin aku pesen ubi di layanan ojek online.
ReplyDelete....dan enak banget banget.
Makanan di sini ((Bandung yang katanya kota kuliner dan fashion)) - membuatku langsung terinspirasi.
Kalau mengolah umbi-umbian ini dengan benar, maka bisa kok disukai semua orang serumah, anak-anak pun...
Umbi2an ini dari dulu jadi favorit ku mbak. Sejak di jogja demen makan ubi rebus, talas, singkong, dll. Cake talas nya bikin ngiler lho. Jadi pingin buat ah
ReplyDeletehihi iya juga ya mbak. Biarpun pagi udah minum teh ditemani singkong rebus, tetep aja bilang belum sarapan, soalnya belum makan nasi.
ReplyDeleteJaman sekarang banyak lho yang makan garut, ganyong, uwi, gembili, talas untuk nostalgia masa kecil. Terus saya jadi kepikiran, ntar kalau anak-anakku sudah besar, nostalgia makanan masa kecil mereka apaan ya?
Nah, nenek moyang kitu sebetulnya pemakan umbi-umbian mam. Padi baru masuk Indonesia saat masa Majapahit. Jadi memang sebaiknya untuk sehat kita banyakin konsumsi umbi seperti leluhur kita.
ReplyDeletealhamdulillah saya dari kecil tidak tergantung pada beras, karena memang hidup sebagai anak kecil dalam kondisi yang terbatas, membuat saya menyontoh ayah ibu dan juga nenek yang bisa bertahan hidup dengan makan dengan selain nasi, karena di kakek menanam sendiri tanaman umbi-umbian itu, seperti singkong, ubi. dan nenek itu pinter banget mengolah singkong jadi makanan yang lezat gak sekadar sebagai cemilan tapi juga sebagai pengganti nasi. waktu di malaysia dan jepang, saya jadi tahu, ubi itu makanan lezat juga bagi mereka. malah ubi ungu itu terkenal mahal lho.
ReplyDeleteSaya bersyukur sekali tinggal di desa yang masih banyak orang jualan umbi-umbian. Bisa menanam sendiri juga karena masih ada kebun di belakang rumah. Sehingga anak-anak pun tidak asing dengan singkong, ubi, talas, dan makanan tradisional yang terbuat dari umbi.
ReplyDeleteMakanan lezat dan sehat. Cocok utk ngeteh dan ngopi. PRcnya adalah, bgmn membust generasi millenial menyukainya.
ReplyDeleteubah mindsetnya ini yang susah aku mah tetep kalau belum kena nasi berasa belum makan, tapi aku juga suka umbi-umbian makanya neh badan melar terus
ReplyDeleteWaduh kangen tiwul aku, gaplek juga, apalagi gethuk.
ReplyDeleteGarut didaerahku namanya Jlarut mbak, biasanya dimakan setelah digodok, atau dibuat kripik
Wah iya betul sekali, sebenarnya ada sumber karbohidrat lain yang bisa mengenyangkan, apalagi Indonesia ini kaya sekali akan keanekaragaman pangannya, sayangnya sudah jadi kebiasaan belum makan kalau belum makan nasi😅
ReplyDeleteIya beragam dan enak-enak ya pangan lokal yang kita punya, aku juga lagi penasaran pingin bikin kue-kue sendiri pakai tepung talas
ReplyDeleteAlfie pernah mikir kalau tak makan nasi, tak akan kenyang. Tapi setelah makan singkong, sagu, atau jagung ternyata juga bisa kenyang. Apalagi kalau diolah dengan estetik, pasti tertarik ya kak.
ReplyDeletepernah baca berita, ada event di suatu kabupaten, ada festival makanan pokok selain nasi, nah anak-anak sekolahnya diminta sarapan selain nasi. setelah itu mereka ikut upacara, malah lebih banyak yang pingsan. ini pengalaman luar biasa sih. ternyata untuk berubah, butuh proses, hehehehe
ReplyDeleteIya mbak dew, umbinya Indonesia enak padahal, bisa dibikin jadi beragam makanan dan minuman yang sehat
ReplyDeleteAku tipikal orang yang bisa ganti nasi dengan karbo lain. Lebih seringnya ganti sama kentang, menurutku kenyangnya sama. Jadi laper 🤤
ReplyDeleteaku paling suka talas sukun mbaa, apalagi dijadiin gorengan. seringnya kukira itu ubi, tapi enakan talaasss
ReplyDeleteCake talasnya ngegemeshiiin banget, gak nyangka ternyata dari talas.
ReplyDeleteAku tadinya mau ikutan nulis ini. Apa daya lagi sakit hehehe. Tapi emang bener mba Indonesia itu kaya akan panganan lokal, umbi2an apalagi banyak macemnya. 😍😍😍
ReplyDeleteSekarang lagi nge-hits kue korea dengan bentuk ubi ungu 😄
ReplyDelete