Dear Teman,
Akhir-akhir ini, kita sering mendengar child grooming diperbincangkan di media sosial. Hal yang memicunya adalah berita perselingkuhan seorang pejabat dengan anak di bawah umur. Anak di bawah umur dianggap tidak memiliki consent atau persetujuan atas kejadian yang dialaminya. Sungguh, sebagai orang tua aku miris banget membacanya.
Lindungi anak kita dari Child Grooming (Foto: Candid Shoot, Pixabay.com) |
Menurut sebuah lembaga internasional National
Society for The Prevention of Cruelty to Children (NSPCC), Child grooming
adalah suatu cara yang dilakukan orang dewasa untuk membangun hubungan
kepercayaan dan emosional dengan seorang anak bertujuan untuk memanipulasi dan
melecehkan sang anak.
Siapa saja bisa menjadi pelaku
kejahatan ini. Tak memandang jenis kelamin dan usia, bahkan bisa terjadi dalam
keluarga kita sendiri. Kejahatan ini bisa dilakukan secara langsung atau
melalui media sosial.
Bagaimana modusnya? Modus yang digunakan beragam. Pelaku bisa berwujud mentor, pelatih, guru, yang nampak berwibawa, pintar dan sering memberi nasehat pada anak-anak. Mereka menunjukkan kepedulian dan perhatian pada anak kita. Pura-pura menjadi teman anak.
Baca Juga: Happy Parenting di Masa Pandemi
Kata-kata manis yang membuat anak percaya. Sehingga anak-anak semakin mengagumi pelaku. Modus lain, ia bisa memberikan hadiah barang yang disukai mengajak jalan-jalan, dan mentraktir anak makan.
Tak hanya itu, child grooming bisa dilakukan secara daring melalui media sosial seperti Instagram, Twitter, aplikasi chat seperti WA bahkan game online seperti Mobile Legend. Beberapa waktu lalu, polisi menangkap pelaku child grooming di aplikasi game Hago. Masih segar di ingatan kita, tertangkapnya Francois Abello, warga negara Perancis di Jakarta yang mempunyai modus mendekati anak jalanan dengan iming-iming memotret mereka dan melakukan kekerasan seksual.
Modus child grooming secara online adalah pelaku mengajak anak remaja berkenalan melalui aplikasi chat atau media sosial. Mereka berusaha memenangkan hatinya dengan memberi nasihat, perhatian, bahkan mengajak bertemu dan mengirim hadiah.
Banyak
kasus, anak remaja diperas oleh pelaku untuk memenuhi permintaannya karena
korban telah mengirimkan foto telanjangnya pada pelaku. Ya, pelaku memanipulasi
korban sedemikian rupa, merayu dan membujuk hingga mau menuruti keinginan
pelaku. Seram sekali ya, hiks.
Ketika anak-anak
sudah percaya, pelaku akan memanipulasi anak untuk melakukan hal yang pelaku
inginkan. Misalnya menyentuh bagian tubuh terlarang hingga mengajak berhubungan
seks. Anak pun mengalami kekerasan seksual. Naudzubillah. Sering kan kita
mendengar guru yang melecehkan murid, bapak yang melecehkan anak? Hal ini bisa
terjadi karena ada proses child grooming.
Child Grooming Mengarah pada Kekerasan Seksual
Beberapa waktu
lalu, aku mengikuti webinar Kemendikbud di Zoom. Ada beberapa
jenis kekerasan, dan kekerasan seksual kerap menimpa anak dan perempuan di
Indonesia.
Kekerasan seksual adalah tindakan fisik/non fisik yang merendahkan, melecehkan, atau menyerang seksualitas tubuh secara paksa tanpa persetujuan. Kekerasan seksual misalnya serangan tak senonoh memegang pantat, dada, alat kelamin, hingga perkosaan.
Hati-hati bermedia sosial (Foto:PDP, pixabay.com) |
Data kekerasan pada anak menurut UNICEF tahun 2015 memprihatinkan: 50% dirundung di sekolah. Bahkan menurut Survei KPPA, 4615 anak menjadi korban kekerasan 1 Jan-24 Juli 2020. Sebanyak 58.80% kekerasan terhadap anak dan perempuan terjadi dalam rumah.
Menurut Mas
Tio aktivis LSM anak di webinar itu, kekerasan seksual tidak terjadi begitu
saja. Ada proses panjang sebelum hal buruk terjadi. Ya, itulah proses child
grooming, dimana orang dewasa mencoba mendapatkan kepercayaan anak dengan
berbagai cara.
Mencegah Terjadinya Child Grooming
Kekerasan seksual dan child grooming bisa kita cegah mulai dari keluarga. Orang tua harus memberikan teladan terbaik di rumah. Perlihatkan bagaimana orang tuanya saling menghargai. Berikan anak kasih sayang, hargai anak sebagai manusia dan mendengarkan pendapatnya tentang segala hal. Jadilah sahabat untuk anak-anak kita sehingga mereka tidak merasa kesepian, sendirian, sehingga rentan dipengaruhi orang lain.
Baca Juga: Menjaga Diri Tetap Bahagia
Sejak dini, ajari anak mengenal tubuhnya. Bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh seperti dada, pantat dan alat kelamin. Berdiskusi dengan anak agar tidak sembarangan menerima pemberian, ajakan dari orang asing. Selalu bersikap waspada di tempat umum. Kita bekali anak dengan ilmu beladiri agar bisa melindungi dirinya. Selain itu, dekatkan keluarga pada Tuhan, berdoa semoga anak selalu diberi perlindungan di manapun ia berada.
Ajarkan anak untuk berani berbicara dan berpendapat sejak dini. Hal ini akan menjadi pondasi bagi mereka. Ingat, Proses kekerasan seksual seringnya tidak terjadi begitu saja. Tapi, ada proses child grooming dengan bujukan dan rayuan, sebelum terjadi kekerasan. Jika anak berani berbicara tentang kejadian dialaminya, kita bisa mencegah hal lebih buruk terjadi.
Pererat hubungan dengan anak (Foto: Nastya Gepp, Pixabay) |
Orang tua harus selalu menekankan pada anak-anaknya untuk mencintai dan menghargai diri sendiri.
Kalian itu berharga!
Perempuan dan lelaki sama-sama berharga dan mampu berprestasi di bidang apapun. Perasaan berharga dan dicintai membuat anak lebih percaya diri.
Kepercayaan diri dan pikiran jernih akan membuat para remaja tak gegabah mengambil keputusan berbahaya seperti bertemu orang asing di tempat sepi atau menanggapi rayuan om-om tak beradab di media sosial.
Dari Berbagai Sumber
"Artikel ini dipilih untuk dimasukkan dalam kampanye "Blog Parenting Terbaik di Indonesia" dari penerbit bahan ajar pendidikan Twinkl"
Astaghfirullah.... ini zaman makin edan, makin ngga keruan ya Mba
ReplyDeleteSelalu berlindung kepada ALLAH. Semoga Allah melindungi dan menyelamatkan anak2 kita
Ortu harus terus bersahabat dgn anak remaja ya. Supaya mereka bisa curhat dan bercerita apa aja, tanpa kudu takut dimarahi ortunya
Serem ya kalau baca kasus child grooming seperti ini. Jadi orang tua jaman sekarang makin terasa berat. Intinya perhatian ke anak ya, agar anak tak mencari-cari perhatian di luar sana
ReplyDeletewah pas banget aku baca tulisan ini saat anakku usianya sudah memasuki usia pra remaja. informasi yang penting untuk dipraktikkan dan diketahui oleh setiap orangtua
ReplyDeleteSedih sekaligus deg-degan bacanya. Jadi pengen langsung memeluk anak-anak. Kunci utamanya memang tetap di orang tua, ya. Jangan sampai orang tua gak peka dengan perilaku anak
ReplyDeleteData dari Unicef bahwa 50% dirundung di sekolah seharusnya menjadi acuan bagi sekolah untuk mengantisiipasi ya Mak tapi nyatanya sekolah banyak yang masih begitu-begitu saja sikapnya. Anakku dua orang korban waktu SMP. Anjak sulungku dirundung lebih dari 2 tahun, hampir 3 tahun .... Seandainya sekolah jeli, seharusnya bisa diantisipasi.
ReplyDeletechild grooming ini sudah lama ada bahkan sejak blom era digital dan sekarang makin marak krn sarana digital. Inilah kenapa dulu sy strick banget untuk aturan soal gadget sm anak, tp krn kondisi pandemi dan PJJ akhirnya terpaksa aturan pakai gadget jd sangat longgar, makanya pendekatan personal ke anak jd harus lbh diintenskan supaya mrk ttp terbuka termasuk saat main gadget
ReplyDeleteNgeri ya, Mbak dengan kasus pelecehan pada anak dan remaja yang terjadi di sekitar kita. Sebagai orang tua jadi harus lebih waspada dan membekali anak dengan ilmu pengetahuan, ilmu agama dan tentu saja memberikan kasih sayang yang berlimpah, agar anak tidak mencarinya di luar sana
ReplyDeleteDeg-degan juga nih. Sejak anak-anak boleh punya smartphone, jadi merasa kudu waspada
ReplyDeleteDuuuh sedih banget baca ini!
ReplyDeleteAku masih inget waktu usia 5 tahun, pernah ada teman bokap yang pegang pegang, untuuuung saja masih diselamatkan Allah, aku orang yang berani marah dan judes banget, dan kedua ortu tidak pernah membiarkan anak anak sendirian tanpa pengawasan ketat mereka, alhamdulillaah
kasihan kalau ada anak anak di bawah umur yang "dilepas" oleh ortunya - dengan alasan mereka belajar mandiri.
Aku gregetan bacanya mba, anak-anak yang mestinya kita jaga dan sayangi, bisa jadi korban abuse orang2 yang tidak bertanggung jawab. Entah kenapa kok ada yang tega melakukan itu ke anak2.
ReplyDeleteJadi kita emang mesti extra hati2 ya jaga anak2 kita karena child grooming pelakunya bisa siapa saja.. bahkan orang2 terdekat.
Yang paling sulit itu perudungan, atau bully. Bisa bikin anak2 jadi depres. Dan mereka cenderung malu untuk bercerita ðŸ˜
Serem ya mba dengan child grooming. Jaman sekarang mah bukan cuma anak oetemouan, anak laki pun sudah mengerikan dgn sodomi.. hiii.. ya Allah.. bener tuh, mba perhatian dr keluarga itu yg paling utama buat melindungi hal2 demikian.
ReplyDeleteDuh jauhkan deh dari segala tindakan tak senonoh seperti ini. Dan aku pun sejak dini slalu ajarkan anak untuk kenali diri sendiri seperti larang orang pegang pegang
ReplyDeleteChild Grooming...sebagai ibu dua anak remaja ku sangat ngeri memikirkannya. Mereka laki-laki, aku merasa dekat dengan mereka tapi dunia maya begitu kejamnya tetap saja kekhawatiran orang tua ada...Semoga kita dan anak-anak kita dilindungi-Nya . Ulasan menarik yang jadi pengingat diri ini
ReplyDeleteHikss, banyak cerita juga anak remaja yang deket sama Om2 dan itu terjadi dengan teman2 anakku, kasian, miris banget. Akibat dari broken home, ada juga keisengan semata.
ReplyDeleteAku yang punya anak remaja juga, semoga selalu dilindungi anak2 kita semuaa.
Kebanyakn diimingi2 beda atau sesuatu yang mereka sukai. Ternyata ada juga ya child grooming online sekarang. Semoga anak-anak kita dijauhkan dari hal ini
ReplyDeletewhoaaa aku baru baca beritanya Francois Abello, mbak. Ah parah 300 lebih korban anak-anak dan si bapak, atau kakek, usianya udah 65 tahun!
ReplyDeletejago banget manipulasi, membuat nyaman anak-anak yang kurang perhatian.
Naudzubillah makin sini makin banyak ya kasus child grooming dan aku juga setuju nba ajarin anak sejak dini mana bagian tubuh yg boleh disentuh dan ga
ReplyDeletePas banget nih mbak aku baru baca pelecehan seksual balita sama tetangganya, hadeuh aku ngilu mbak :(
ReplyDeleteLindungi anak2, mau cowok maupun cewek ya kalau gini caranya. Bener ajarin mereka berbicara dan terbuka sama ortu jg :(
Baru tahu isilahnya, kak..
ReplyDeleteDan langsung merasa teriris hatiku.
Semoga Allah melindungi anak keturunan kita dari kezaliman yang membuat mereka trauma begini.
Astaghfirulloh.
duh serem banget ya mbak si child grooming ini. Huhuhuhu, orangtua mesti lebih aware lagi sama anak-anaknya yaaa.. kejahatan seksual udah merajalela banget sih soalnyaaa.. huhu
ReplyDeletePR banget ya buat ortu untuk terus memantau aktivitas media sosial anak-anak... Apalagi sekarang anak-anak udah sedikit sekali aktivitas offlinenya..
ReplyDeleteAku sediih bangeet kalo baca kek gini. Ortu yg harusnya melindungi dan hd cinta pertama anak justru jd tokoh utama di balik child grooming. Dan ini sering bgt kejadian.
ReplyDeleteHarus banget ya mbak sejak dini anak2 diajari melindungi diri n berani bersuara
Kalau dulu ngajarin anak tentang sex education selalu nunda nunda, tapi sekarang abak anak sudah harus diajari tentang sex education sedini mungkin. Ngeri juga ya mbk child grooming ini :(
ReplyDeleteOrang tua harus lebih waspada lagi nih, jaman makin edan, anak kecil gak berdosa pun jadi sasaran orang dewasa tak berakal sehat :(
ReplyDeleteIni artikel yang bagus banget nih mbak Dedew.Aku juga gemes banget baca berita yang tentang pejabat itu.
ReplyDeleteAstagfirulah, serem banget mbak. Yaa Allah tega amat yak sma anak-anak. Hiks... hiks... sebagai calon orang tua harus lebih care sama anak-anak kita, duh child grooming ini benar-benar meresahkan ya mbak.
ReplyDeleteSekarang alat komunikasi semakin canggih, namun kejahatan pun juga jadi semakin banyak. Kasihan anak-anak yang terkena musibah ini, semoga kita yang sudah lebih dewasa semakin aware lagi ya..
ReplyDeletekalau baca soal kekerasan dan pelecehan anak, suka ngeri bayanginnya. makanya anak-anak walu dekat dengan pamannya berusaha kubatasi takut jadi korban child grooming gini. karena kadang orang terdekat lah yg tega melakukan hal tersebut
ReplyDeleteSedih bacanya. Makin kesini harus makin ekstra jagain anak mba. Ya Allah... makin kesini zamannya makin edan. Orang kayak udah ga takut sama Allah :( Semoga anak kita selalu dalam lindungan Allah SWT
ReplyDeletehal-hal seperti ini dasarnya dari kedekatan ortu dan anak. dan itu yang harus dipupuk sedini mungkin. terima kasih, mbak buat inspirasinya
ReplyDeleteDuh sedih yah bacanya, huhuhu. bonding antara anak dan orang tua emang harus selalu dipupuk supaya ada kedekatan khusus yah, makasih sharingnya
ReplyDeleteMiris banget, anak-anak itu ya masih belum tau mana yang baik dan benar. Orang dewasa harusnya mengarahkan eh malah melecehkan, tega banget sih ðŸ˜
ReplyDeletepusing ya mba dew kayanya kalo punya anak perempuan udah beranjak remaja takut jadi korban grooming, ortu kudu ngasih perhatian lebih lebih
ReplyDeleteSereeem ya mbak Dedew... berita-berita minggu ini di tv juga ada yang menceritakan tentang modus child grooming seperti ini.. awalnya pasti kenalan lewat hp kemudian di beri modus untuk bertemu.. sayang banget anak-anak di Indonesia yang termakan oleh rayuan-rayuan child predator. Memang bahaya digital/sosial media ada, dan harus terus berhati-hati
ReplyDeleteJaman semakin tak karuan banyak orang nekat , jadi kita yang harus bisa melindungi dan membentengi anak-anak kita ya, Mbak. Semoga Allah SWT selalu menjaga dan melindungi keluarga kita. Aamiin..
ReplyDelete