Dear Temans,
Bulan Desember lalu, aku diajak
Radio Idola FM Semarang untuk mengisi kelas webinar Happy Parenting di Masa
Pandemi bersama Enervon C. Pembicaranya adalah Ibu Dra. Probowati Tjondronegoro, M.Si, psikolog
kondang dari Semarang. Alhamdulillah, bersyukur bisa ikutan acara
ini karena materinya bermanfaat banget! Acara ini diikuti oleh sekitar 150
peserta dari berbagai PKK dan PAUD di Semarang. Meriah! Kali ini, aku akan
membahas materi pengasuhan anak dari Bu Probo ya, semoga bermanfaat.
Anak-anak bersekolah di rumah.
Orang tua bekerja di rumah. Semua orang mengalami dampak pandemi. Kita dituntut
untuk beradaptasi. Bagaimana keluarga kita menghadapi berbagai perubahan
drastis ini? Bagaimana kita mengelola situasi luar biasa ini? Bagaimana
manajemen stres keluarga?
Orang Tua adalah Teladan
Pertama & Utama untuk Anak
Peran orang tua sangat penting.
Anak-anak belajar dari model, sekolah pertama mereka adalah orang tuanya. Jika
Mama mudah cemas, maka kemungkinan anaknya juga akan sama. Jika Papa pemarah,
bisa saja anaknya juga sama pemarahnya.
Orang tua harus bisa mendeteksi perilaku anak. Apakah mereka mengalami stres atau tidak? Stres bisa lho mempengaruhi fisik anak. Misalnya, anak mudah demam. Bisa jadi, itu tanda-tanda stres. Aku jadi ingat zaman SMA kalau aku mau minta izin berangkat berkemah ke luar kota pasti aku demam dulu karena stres tidak diizinkan berangkat, hehe.
Bagaimana pendidikan karakter untuk anak? Anak yang dekat dan akrab dengan Papanya akan cenderung lebih tough, karakternya lebih kuat karena Papa jarang melarang anak ini itu misalnya anak ingin memanjat pohon, ayo saja. Anak lebih berani bertindak. Sedangkan pendidikan moral dan etika kebanyakan ditanamkan oleh Mama.
Secara tidak sadar, pembagian peran orang tua ada karena itu sinergi kedua orang tua sangat dibutuhkan. Tak ada yang namanya Mama melulu yang mengurus anak dan Papa tugasnya bekerja di luar rumah.
Baca Juga: Menjaga Diri Tetap Bahagia
Sekali lagi, anak belajar dari
model yaitu orang tua. Bagaimana kita mengedukasi anak agar sesuai harapan
kita? Beri contoh langsung misalnya bagaimana orang tua selalu bangun pagi dan
berolahraga? Anak akan meniru kita. Ingat, kecerdasan spiritual dan emosional
berpengaruh 80% juga lngkungan yang tepat terhadap kesuksesan kita. Jika kita
ingin anak sukses, perkuat spiritual dan emosionalnya.
Jika Mama mudah stres menghadapi pandemi ini, Mama suka marah dan mengeomel, bisa jadi anak akan mencontoh perilaku Mama. Jadi, Mama dan Papa harus punya kesadaran, aku nggak akan jadi pemarah atau suka melempar barang, takut anakku akan meniru.
Ibu Probowati Tjondronegoro yang ramah |
Memanusiakan Anak
Ya, anak kita adalah manusia yang memiliki keinginan dan perasaan. Jadi, jangan sepelekan mereka. Tanyakan pada anak apa keinginannya? Apa kebutuhannya? Ia ingin apa? Ajarkan anak agar berani mengutarakan pendapat sejak dini sehingga anak merasa dihargai. Anak harus berani speak up. Apa yang mereka inginkan? Keberanian berpendapat ini juga sangat penting untuk pembentukan karakter anak di masa depan.
Berapa banyak anak-anak yang tersiksa karena dirundung, dilecehkan tapi tak berani bersuara dan memendamnya sendiri?
Bu Probo di Radio Idola Semarang |
Ikutan nyempil berbagi pengalaman hihi
Jika anak bercerita, dengarkan dengan fokus dan jangan dialihkan. Fokus pada mereka. Hargai anak, perlakukan mereka dengan konsisten. Kuatkan mental mereka dengan menceritakan kepada mereka tentang banyak hal. Bercerita dan interaksi dengan anak agar mereka tidak jenuh di rumah.
Orang tua juga harus kompak dalam
menjalankan roda keluarga. Ciptakan chemistry dan keakraban dalam
keluarga. Sadari, tak ada keluarga yang sempurna karena menjadi orang tua tak
ada sekolahnya. Pendekatan tiap keluarga berbeda. Happy parenting kuncinya
adalah komunikasi. Upahnya adalah bahagia.
Bagaimana menumbuhkan kesadaran
pada anak agar mau belajar tanpa dipaksa dan disuruh? Menurut Bu Probo, biarkan
anak belajar membuat jadwal harian sendiri secara mandiri. Harus ada reward dan
punishment agar anak disiplin. Orang tua juga introspeksi, apakah hari ini
lebih banyak marah atau memuji anak? Hehe.
Baca Juga: Lindungi Anak Kita
Jika anak kita menghadapi
masalah, kita bisa mencoba menangani suatu masalah sendiri dengan cara family
therapy dan self therapy. Pada prinsipnya, jika ingin anak berubah
maka orang tua pun harus mau berubah. Tapi, kita juga bisa menemui ahlinya
seperti dokter dan psikolog.
Kunci kebahagiaan keluarga adalah komunikasi yang lancar dan aktif. Sebuah kapal tenggelam bukan karena air laut, tapi karena bocor dari dalam. Jadi Mama dan Papa, pahami bahasa anak dan rangkul mereka.
Sumber Foto:
Liputan 6 dan Pixabay.com
Pada bagian "mengomel" berhenti sejenak dan merasa jleb hehe.
ReplyDeleteBanyak sekali hal yang harus disadari dan diperbaiki oleh orang tua, sebelum segala sesuatunya terlambat. Thanks sharing-nya, Mbak Dedew.
Orang tua adalah role model bagi anaknya. Saya sendiri harus jeli nih kalo udah bersikap karena pasti akan ditiru oleh anak saya (yang biasanya digunakan sebagai alat bagi dia untuk ngeles) hehe. Apalagi selama pandemi ini, realita ortu stress juga ada karena harus WFH sekaligus ngurus anak. Kedua ortu di sini tentu udah semestinya saling jalin kerja sama ya, supaya merasa nggak sendirian saat tekanan hidup datang.
ReplyDeleteSenangnya dapat ilmu parenting seperti ini. Iya lah pasti sebagai orangtua terutama ibu, aku juga super stres dengan sikon pandemi corona ini. Apalagi ketika anak2 mengeluh sulit mata pelajarannya, ulangan yang dirasa sulit dan segala tetek bengeknya. Yang penting berusaha sharing, listening, understanding aja dulu semoga kita bisa bahagia.
ReplyDeleteIya benar Mbak, aku suka memikirkan kondisi anak-anak. pertama mereka melihat orang tuanya di rumah terus. Kadang ngobrol sama temen temen anak-anak juga ngedengerin. Anak-anak juga enggak keluar rumah, untuk sekolah maupun untuk bermain. Saat mereka meminta jalan-jalan, orang tua langsung berbicara dari A sampai Z mengenai pandemi dan protab kesehatan saat di luar. Kasihan sebetulnya si anak ya. Jadi, memang sebagai orang tua harus paham juga, jangan sampai menunjukan kesetresaannya di depan anak anak. Makasih banyak sharingnya Mbak
ReplyDeletebenar mbak
ReplyDeletemenjaga komunikasi efektif adalah kunci eratnya bonding antara orang tua dan anak
orang tua juga harus jadi role model yg baik bagi anak anaknya ya mbak
Orang tua harus pinter pinter nih memilih pembicaraan dan sebaiknya kalau mau ngobrolin tentang pandemi, jangan di depan anak-anak. Tapi sering banget, apalagi pas ngobrol di luar rumah sama tetangga. Anak-anak juga punya perasaan, benar nih. Mereka kalau boleh stress mungkin itu yang dirasa. Jadi, pelampiasannya melalui rewelnya, tingkahnya, atau permintaannya yang membuat orang tua pusing juga jadinya.
ReplyDeleteBanyak tantangan parenting selama pandemi ini yaaaa...sementara kita mesti jaga emosi, memotivasi diri dan lainnya agar jadi teladan bagi anak-anak kita. Dan setuju jika kunci kebahagiaan keluarga adalah komunikasi yang lancar dan aktif. Sebuah kapal tenggelam bukan karena air laut, tapi karena bocor dari dalam kapal itu sendiri..jangan sampai yaaa
ReplyDeleteteorinya bagus banget, saat mempraktikkannya langsung kadang suka sumbu pendek akhirnya kewalahan dan gak bisa sabar, tapi harus dilatiih biar terbiasa menghadapi anak dengan tingkah lakunya, terutama di masa pandemi seperti saat ini
ReplyDeleteJadi orang tua itu enggak mudah, ya. Harus kuat-kuat nih saya. Kuat mental dan pikiran. Semoga kelak saya bisa mencontohkan hal-hal baik pada anak-anak.
ReplyDeleteJangan sampai mengomel terus dan apa-apa dibanting. Bisa-bisa anak meniru. Dan ya, jangan sampai anak mendendam ke kita karena kita sering mengalihkan fokus ceritanya atau kita melarang ini dan itu.
bener banget idiom children see children do. emang kuncinya di orang tua sih ya mba...seberapa maksimal kita jg memperbaiki diri akan mempengaruhi pola didik kita dan keberhasilannya
ReplyDeleteMenurutku kasian anak anak dih kalau kita sebagai ortu stres dan meluapkannya ke anak. Tak mudah memang melewati ini semua. Bismillah
ReplyDeleteAku harus menghadapi loncatan masa pertumbuhan nih dari anak-anak tiba-tiba pra dewasa untuk sulungku. Kemungkinan besar nanti adeknya juga, karena mereka berdua harus menghabiskan masa remajanya di luar rumah. :) Semoga ibunya bisa adaptasi dengan cepat mengikuti perkembangan usia ini.
ReplyDeleteIzin aku bookmark ya mbaaa karena infonya begitu bermanfaat dan aku juga catat beberapa point penting soal pola asuh anak ini. Apalagi masa pandemi ini ngga mudah juga buat mereka, harus dengan komunikasi yg tepat
ReplyDeleteBetul banget, kita orangtua adalah role model bagi anak jadi meski paham psikologis anak apalagi ditengah pandemi seperti ini.
ReplyDeletebener banget nih, anakku peniru ulung apa yang pernah aku dan suamiku ucapkan. pokoknya kalau aku marah-marah, nanti giliran dia marah, kata2nya persis dengan apa yang aku ucapkan. padahal masih TK
ReplyDeleteNggak hanya antara suami dan istri yang butuh komunikasi yang baik. Tapi orangtua dan anak juga butuh komunikasi yang baik ya mbk. Kalo dari kecil dibiasakan untuk speak up, insya Allah sampai besar mereka bisa diajak komunikasi dengan baik
ReplyDeleteBenar-benar aku butuh nih. Soalnya sekarang saya mengalami yang namanya kebosanan apalagi ditambah tugas pekanan anak yang makin bikin saya harus bagus management waktunya
ReplyDeleteBanyak tantangannya emang ya jadi orang tua di masa pandemi ini. Sebelum pandemi juga banyak sih, tapi saat pandemi jadi lebih banyak, karena kondisi psikologis orang tua juga pasti terpengaruh dengan kondisi pandemi. Udah gitu harus tetap tampil "cool" di hadapan anak-anak
ReplyDeleteTantangan di masa pandemi ini lumayan yah huhuh harus bbeneran atur sedemikian rupa gimana caranya biar kondisi psikolog gak terpengaruh dan mood tetap baik.
ReplyDeleteBener mba. Pernah suatu hari aku jg lg gak mood n bawaannya pengen marah. Eh anak jg gak mau masuk pembelajarannya udah mewek duluan liat emaknya. Heu
ReplyDeleteIya banget.
ReplyDeleteAnakku pernah aku marahin banget dan parahnya dimarahin sama Abinya juga, jadi bertumpuk. Lalu keesokan harinya, badannya seperti alergi gitu. Gatal luar biasa.
Begitu ga ada apa-apa mah...biasa aja.
Dan kejadian ini aku teliti beberapa kali.
Ternyata respon badan masing-masing manusia terhadap masalah itu bisa berbeda-beda yaa..
iya bener banget sih, anak anak cenderung mengikuti apa yang orangtua lakukan dan contohkan yaaa.. Jadi sebisa mungkin kita sebagai orangtua harus mencontohkan yang baik terlebih dahulu taaa
ReplyDeleteHuhu menjadi teladan buat anak-anak nih yang masih terus belajar. Aku soalnya masih childish. Masih emotional. Apalagi di masa pandemi kayak sekarang. Gampang stres. Huhu semoga kita semua bisa jadi ortu yang baik untuk anak-anak kita.
ReplyDeleteEmang bukan tugas yang mudah ya..tapi harus yakin kalo kita bisa membuat anak-anak jadi komunikatif..dan berani menyampaikan pendapatnya dengan baik...
ReplyDeleteYang bagian orang tua adalah teladan pertama dan utama bagi anak ituuu jleb banget Mba :")))). Serasa dikasih kaca gedeee, lihat di sana apakah selama ini kita sudah seperti itu? Ah, rasanya masih jauh amat, huhuuu. Bismillah, semoga Allah mampukan kita selalu.
ReplyDelete