Halo Kawan,
Kalian pernah mendengar istilah cerita inspiratif atau esai inspiratif itu? Esai sepanjang 2-3 halaman ini relatif mudah ditulis. Dan pengalaman pertamaku menulis di media dulu kebanyakan mengirimkan cerita inspiratif dan cerpen.
Apa sih cerita inspiratif itu?
Baca Juga: Kisah Nyi Menjemput Impian
Hanya saja kalau feature itu tulisan fakta dengan sentuhan kemanusiaan. Jadi, misalnya ada berita hardnews di media tentang kecelakaan pesawat terbang, maka feature-nya bisa berupa kisah kehidupan pilotnya yang terkenal suka bersedekah.
Redaksi media massa biasanya menerima naskah kiriman pembaca berupa kisah inspiratif selain cerpen dan puisi. Majalah yang menerima tulisan sejenis ini misalnya Femina untuk Rubrik Gado-Gado. Kita juga bisa mengunggah tulisan esai inspiratif ini di blog atau platform buku daring seperti Storial dan lainnya.
Saat ini, kembali ramai pengumpulan tulisan untuk buku antologi atau omnibus yang diadakan berbagai komunitas dan grup penulisan. Sehingga penulisan esai ini kembali mendapat tempat di hati pembaca. Ya, naskah yang dibutuhkan oleh panitia audisi buku antologi biasanya cerita berbentuk tulisan ala Chicken Soup dan berdasarkan kisah nyata dan sesuai tema yang dibutuhkan mereka. Buku antologi terbaru yang sempat kuintip adalah kisah inspiratif para blogger perempuan yang diterbitkan oleh IIDN.
Apa saja sih yang perlu diperhatikan saat menulis esai ini? Yuk, kita bahas bersama-sama agar lebih tahu!
1. Cerita ala Chicken Soup ini agak mudah ditulis karena relatif cukup pendek. Untuk majalah, biasanya hanya 2-3 halaman saja. Untuk antologi, biasanya maksimal 8 halaman seperti cerita dalam buku-buku Asma Nadia. Tulisanku beberapa kali nongol di buku Mbak Asma seperti La Tahzan For Brokenhearted Muslimah, dll.
2. Selain itu, berdasarkan pengalaman pribadi atau orang lain. Jadi based on true story, nggak pakai mengkhayal seperti menulis cerpen. Walau, boleh saja dibumbui agar cerita lebih cantik atau nendang.
3. Ada pesan moral yang ingin disampaikan. Tapi, jangan too explicit. Nanti terkesan menggurui. Cerita Anak Kos Dodol sebisa mungkin ada pesannya misal jangan begadang, jangan malas, jangan nyontek, nanti bla bla..tapi ditulis dengan kocak biar menghibur dan nggak merasa diceramahi motivator hihi.
4. Kalimat pembuka atau judul, kudu menarik perhatian redaksi. Rajin latihan yuk, nulis pembuka yang seru. Misal untuk tema kesetiaan dalam rumah tangga. Bisa dimulai dengan pertanyaan: Apakah kamu yakin si dia setia? Kisah ini mungkin bisa menginspirasimu..atau bisa juga dimulai dengan angka statistik atau penelitian misalnya 75% suami tidak jujur kepada istrinya. Uhuy..jangan lupa riset dulu ya jangan asal tulis, hihi.
5. Hm..agar tidak monoton, tulisan kita sepanjang 7-8 halaman jangan ditulis begitu saja. Deskripsi melulu. Selipkan percakapan walau tidak banyak karena ini bukan cerpen. Tulisan bisa dibagi-bagi menjadi sub bab. Agar lebih enak dibaca. Penulisan seperti ini disukai oleh Mbak Asma Nadia untuk audisi buku antologinya.
6. Sesuaikan naskah anda dengan gaya bahasa redaksi/penerbit. Bukan berarti menghilangkan ciri khas tulisan teman-teman lho. Misalnya Rubrik Gado-Gado Femina ditulis dengan gaya jenaka dan ekspresif, memakai kata wanita dibanding perempuan, penerbit Gradien bahasanya kocak dan cenderung tabrak EYD asal tak berlebihan hehe. Jangan sampai tulisanmu yang bergaya formal naskah bak pidato kenegaraan dikirimkan ke penerbit yang menerbitkan cerita komedi, nggak nyambung :)
7. Setiap audisi menulis, tentu saja ada tema. Nah, misalnya tema curhat bunda, ASI, Long Distance Relationship dll. Kebayang kan, satu tema itu ditulis oleh puluhan bahkan ratusan peserta. Teh Lygia saat menjadi PJ A Cup of Tea pernah mengeluh kenapa cerita mudik atau backpackeran yang dikirimkan peserta kok serupa?
Ya, tema yang diminta biasanya memang universal, bisa dialami semua orang. Tapii, jangan mau menulis cerita yang standar aja. Nanti, naskah kita terhempas naskah lain! Ya, Tuliskan cerita ngekos, cerita perjalanan ke Lombok, apa saja pengalaman kamu sesuai tema yang diminta panitia, dari sudut yang berbeda. Intinya ceritamu kudu unik, out of the box agar dilirik panitia, juri dan penerbit!
Misalnya nih, saat menulis untuk antologi LDR, aku menuliskan cerita Long Distance Relationship seorang kawan yang berjauhan dengan suami yang tugas di Jepang. Tiap jam makan suaminya, mereka online di Skype, berhadapan dengan makanan masing-masing dan makan bareng. Padahal, beda waktu Jakarta-Tokyo berapa jam ya? Hehe. Tapi, cerita ini seru untuk ditulis.
Contoh lainnya adalah cerita Mbak Hartari di Rubrik Gado-Gado Femina beberapa
tahun lalu.
Berkisah tentang lomba cerdas cermat Ibu-Ibu di RT. Para ibu panik dan belajar
dari buku anak-anaknya. Pelajaran tentang pengetahuan umum dll. Pesimis bakal
menang karena merasa tidak berpendidikan tinggi. Tapi, apa yang terjadi?
Pertanyaan lomba malah seputaran lingkungan mereka. Misalnya Pak A anaknya
berapa? Siapa yang tinggal di blok ini? Hihihi. Seru. Dan menarik perhatian
redaksi untuk dimuat.
Baca Juga: Ruang Aksara Mendadak Ide
8. Ide dari mana saja. Buka mata buka telinga. Baca status medsos orang sering kulakukan hehe dan kulakan ide cerita di Twitter dan Instagram, catat curhatan teman, dari buku, film dll.
9. Jika menuliskan pengalaman orang lain, usahakan identitas seperti nama, daerah tinggal, pekerjaan dll disamarkan. Walaupun kita sudah minta izin menuliskan ceritanya kepada empunya cerita, ya. Lebih aman dan nyaman disamarkan saja.
10. Menulislah sepenuh hati, tulisan yang ditulis dengan sepenuh hari niscaya akan sampai ke hati pembaca.
11. Taat pada satu alur, karena ini bukan cerita bersambung atau novel dengan tokoh dan plot rumit, hehe. Jangan keasyikan bercerita. Cukup stay to the topic apa yang menjadi topik dalam cerita kalian? Fokus!
12. Kudu tega mengedit naskah kita. Buang, potong, boleh dan kudu! Kebiasaan penulis baru selain mengeluh nggak ada ide, adalah kadang suka ngalor-ngidul dalam menceritakan suatu topik di naskahnya. Ingin bercerita tentang A, eh mlipir dulu ke B dan C! Pembaca jadi bingung, sebenarnya si penulis ingin menulis tentang apa sih? Hehe. Ingat, Naskah panjang belum tentu keren. Baca berulang kali, apakah tulisan kita enak dibaca? Fokus pada tema? Atau masih ngalor-ngidul?
Bagaimana, sudah bisa menuliskan ceritamu?Tertarik ingin belajar menulis? Jika kamu, atau grupmu ingin belajar menulis atau ngeblog baik secara daring atau tatap muka, yuk kami bantu dengan mentor dengan berbagai tema penulisan di Kelas Menulis Ruang Aksaraku. Ikutan gabung di kelas menulis kami yang diadakan setiap bulan juga bisa. Jadi, Tunggu informasi kelas menarik lainnya, ya!
Untuk informasi Kelas Menulis Ruang Aksara:
Dewi Rieka @dedew_writer
WA : 0821-3776-2809
E-mail: kelasruangaksara@gmail.com
Ig : @ruangaksaraku
Sumber Foto: Pexels.com
Aku mengalami itu jaman chicken soup memang enak banget dibacanya & penuh inspirasi menurutku. Aku masih suka baca aja deh belum bisa kalau menulis cerita :)
ReplyDeleteJadi ingat, dulu punya salah satu buku Chicken Soup, tapi lupa tepatnya yang mana. Ceritanya emang bagus banget dikemas, gak nyangka, saya yang gak begitu rajin baca, waktu itu bisa cepat menyelesaikan baca buku tersebut. Emang asyik sih baca tulisan inspiratif tuh..
ReplyDeleteAku suka banget bacaan ala2 chicken soup yang cerita2 pendek, tapi beneran klik ceritanya. Ohh begitu ya menulis essai, jadi nambah wawasan lagi, dan merasa ketowel bacaan menulis antologi LDRan, huhuuu seru2 syedep ngalaminnya .
ReplyDeleteBeberapa kali join di antologi IIDN. Tapi beberapa kali kirim gado2 Femina dan belum pernah tembus heheheh.
ReplyDeleteImpian yg belum tercapai : bikin buku solo :(
Waah sharing Mba Dedew kali ini luar biasa mencerahkan buat aku yg suka nulis tp kayaknya blom terarah dna blom baik dan benar.
ReplyDeleteJd inget sm personal project utk bs punya buku solo tp stuck
Asslkm, bunda nih yg kudu ditempa tentzng gimsna cara dpt ide sangat gampang kek temen2 blogger yg muda2. Kangen ikutan nulis di lomba antologi lg.
ReplyDeleteTerima kasih ya sharingnya mba...Pengen belajar nulis lebih baik deh...Biar benar-benar tulisan kita bermanfaat ke banyak orang
ReplyDeleteSalah satu nonfiksi kesukaan aku nih mbak bentuk feature writing. Moga2 segera ada kelas feature writing di ruang aksara pasti ntar aku daftar
ReplyDeleteAku suka sekali baca buku Chicken Soup, cerita-ceritanya enak dibaca dan menginspirasi. Senang rasanya kalau bisa menulis cerita ala-ala Chicken Soup ini, tapi sering mampet ide dan ngerasa hasil tulisan kok biasa aja hehe. Kayaknya harus banyak baca2 buku lagi nih, sudah lamaaaaa gak baca buku :D
ReplyDeleteaku essai ini masih sebatas penikmat..suka mbacanya..tapi jarang sekali dipraktekkan untuk nulis sendiri. Makasih tipsnya mba,,
ReplyDeleteBacaan aku banget ini Chicken Soup dari jaman kuliah dulu senang banget bacanya, dan sempat kepikiran suatu saat pengen banget nulis ala Chicken Soup gitu mbak.
ReplyDeleteWahh mauu banget gabung. Syaratnya apa nih, mbak, kalau mau gabung di Ruang Aksaraku? Suka banget sama buku model Chicken Soup aku. Selalu pinjem di rental setiap keluar judul baru
ReplyDeletejaman2 dulu hits Chicken Soup itu aku sering banget beli bukunya. Skrg udah hilang kayaknya bukunya :D
ReplyDeleteAKu pernah nulis esai gitu atau antologi, trus ngerasa gak bagus ceritanya, gak jadi aku publish :) Gak pede aku :) Kalo nulis blog pede2 aja :D
lewat antologi ini pula aku jadi punya buku. Belum punya buku solo seperti dirimu, mbaa ... itu kece banget! hope someday bisa membukukan curhatanku, hihi...
ReplyDeleteAku salah satu penyuka Chiken Soup mbak. Walau entah buku koleksiku dimana huhuhu. Dipinjem pada nggak balik. Dan kisahnya memang asik-asik banget gitu. Singkat, mendayu atau kokoh (Kadang) dan trims tipsnya Mbak Dew... Pokoknya inspiratifnya kebangetan. Sukak...
ReplyDeleteWah..terima kasih tips2nya mba. Jadi pengen nulis seperti ini lagi..siapa tahu dilirik editor ya..hehe..
ReplyDeleteWaw, aku suka banget sama Chiken Soup. Sampai koleksi dari beberapa serinya. Tapi ya gitu, entahlah pada dipinjam nggak balk huhuhu. Tipsnya pas dan mantul Mbak. Kok jadiingin ubek Chien Soup lagi ya...
ReplyDeleteJadi kangen nulis inspiratif gini, dulu pas banyak audisi antologi suka ikut hehehe. Eh, sekarang masih banyak sih cuma sudah jarang ikut huhuhu
ReplyDeleteWaah...keren banget niih...mentornya kak Dedew.
ReplyDeleteAku salut sama produktfitas beliau dalam menelurkan banyak karya.
memang beda yaa...orang yang selalu menajamkan indera, karyanya bisa nyeess...masuk ke hati.
paling seneng dah baca tips2 menulis dari mba dewi, karena enak ngebacanya dan selalu nyantol uhuy
ReplyDeleteSetuju buka mata buka telinga...bahan tulisan banyak di sekitar kita asal jangan malas cari aja insyaallah bisa
ReplyDeleteDi masa pandemi ini memang banyak hal yang bisa kita kerjakan agar bisa produktif di rumah. Salah satunya belajar lagi dunia kepenulisan.
ReplyDeleteWah, kelas menulis ruang aksaraku keren juga ya. Yuni paling susah sih, nulis cerita inspiratif atau non fiksi. Mungkin bisa ikut kelas ini juga kali ya. Biar jadi pembelajaran.
Dulu favorit aku tuh baca cerita-cerita chicken soup deh, kayanya bikin khayalan kemana-mana. Udah lama ga baca buku novel atau cerita semacam ini deh.
ReplyDeleteSemangat mbak, semoga banyak calon penulis yang ikut belajar bareng di Ruang Aksara
ReplyDeleteJadi kangen nulis kisah inspirasi lagi seperti dulu, setelah baca tips nya mba Dew. Aku dulu beruntung juga mendapat kesempatan kursus online menulis kisah inspiratif bareng mba Haya, Fita, Dyah Rini, dan mba Wiwik
Aku ga sanggup kalau nulis panjang2 makanya novel ga jadi2 wkwkwk.
ReplyDeleteSalut ama dirimu yg bisa bikin org baca sampe abis
Makasih banyak Teteh sharingnya, gemes banget aku pengen bisa nulis novel lagi. Hehehe tapi fiksinya macet nih gegara ngeblog melulu
ReplyDeleteTeteh makasih banyak ini jadi semangat lagi ih untuk menulis, tapi proses menulis itu emang luar biasa banget ya Teh. Semangat kita.
ReplyDeleteUdah lama ga bikin tulisan inspiratif nih. Yuk adain buat Gandjel Rel. Keknya seru juga
ReplyDeleteUdah lama aku ga ikutan nulis antologi nih. Dulu pas zamannya chicken soup, aku juga suka baca buku-bukunya. Tulisan pendek tapi kena di hati.
ReplyDeletePas SMA aku baca buku chicken soup tentang persahabatan. Bahasanya ngalir tapi makjleb di hati. Terus pernah ikut kelas antologi untuk yang pertama kali dengan model chicken soup gtu, di bawah mentor Kang Nassirun Purwokartun, sebuku sama Mbak Leyla Hana juga. Terus, mulai suka koleksi buku karya Mbak Asma Nadia. Makasih Mbak sharingnya, mau Nungma resume n catet ah
ReplyDeleteMembaca artikel ini seakan menyentil diri ini yang terlalu lama vakum menulis. Semoga lebih semangat lagi untuk menggoreskan pena
ReplyDeleteDuh, jadi inget ya lama banget nggak ikutan audisi menulis. Sudah tepar kayaknya nih kemampuan menulis buku huhuhuuu... Harus cari cara agar aktif nulis lagi nih.
ReplyDeleteBarokallah ya Teh semoga Ruang Aksara makin mendunia. Jadi pengen tergabung di dalamnya. Tipsnya ndaging banget Teh. Menulis memang kegiatan yang menyenangkan ya
ReplyDeletePoin 6 nih yang kadang suka ga dapet, Mba. Menyesuaikan dengan bahasa penerbit. Kadang malah apa yg mau ditulis jadi ga keluar karena mikir bahasa yg pas dengan yg diinginkan penerbit.
ReplyDelete