"Abah, ini seram sekali ya! Neraka perdagangan Indonesia surplus," kataku suatu hari menunjukkan koran yang kubaca.
Abah mengernyitkan kening, membaca judul berita yang kutunjukkan.
"Oh, ini neraca, bukan neraka!"
"Lho, kata Kak Lina, kata berhuruf C, dibaca K," protesku yang saat itu kelas 1 SD.
"Itu kalau kata bahasa Inggris, ini kan bahasa Indonesia, Teh!" abahku terbahak, mengelus kepalaku.
Inilah Cerita Kami Mencintai Buku |
Ya, aku lancar membaca sejak usia TK dan sejak itu aku kutu buku. Segala macam buku kubaca termasuk novel fantasi yang tebalnya ratusan halaman milik kakak sepupuku.
Orang yang berjasa mengenalkan buku dan menumbuhkan budaya membaca padaku dan kedua adikku adalah Abah, ayahku. Aku ingat, waktu masih SD di Makassar, kami berlangganan majalah Bobo dan Donal Bebek. Bayangkan, gaji pegawai negeri yang serba pas tapi Abah mengizinkan kami berlangganan dua majalah. Wow, mewah, ya!
Setiap hari Kamis, hari terbitnya Bobo, aku dan adikku yang selisih usianya 2 tahun, menunggu daeng tukang koran dengan garap-harap cemas. Kalau anak lain idolanya adalah superhero dan anggota boyband, idolaku dan adekku adalah Daeng Gassing, pengantar koran, hihihi.
Komik juga bisa jadi pilihan bacaan seru |
Terus, Kami juga sering diajak ke toko buku untuk memilih buku dan komik sebagai hadiah kenaikan kelas, nilai bagus, khatam mengaji dan prestasi lainnya. Kami memiliki seabrek koleksi buku mulai dari Lima Sekawan, Smurf, hingga Lupus.
Minat kami pun berbeda. Aku suka novel, adik keduaku suka baca buku sejarah, dan yang bungsu penggemar komik. Rumah kami dulu seperti perpustakaan padahal Ayahku ASN dan tiap dua tahun pindah tugas. Kebayang hebohnya acara pindahan kami! Harta berharga kami adalah buku!
Buku Memperluas Wawasan Anak
Manfaat buku tidak perlu diceritakan lagi ya. Banyak manfaat membaca buku diantaranya membuka wawasan kita terhadap dunia luar. Dulu, saat anak-anak sekelasku suka merundung teman karena kulitnya yang gelap, atau matanya yang sipit, atau rambut teman yang cokelat, aku tidak ikut-ikutan.
Karena aku sering membaca novel tentang tokoh dalam buku yang berbeda ras dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda. Salah satunya adalah serial The Baby Sitter Club karya Anna M. Martin yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Penerbit Gramedia.
Buku ini bercerita tentang klub pengasuh anak yang beranggotakan 5 anak dengan latar belakang berbeda. Ada Kristy Thomas, Claudia Kishi yang berdarah Jepang dan Jessi Ramsey yang keturunan Afrika Amerika.
Kami terbiasa berteman dengan orang yang berbeda agama, beda penampilan fisik, kebiasaan dan ada istiadat, apalagi kami hidup berpindah-pindah kota. Jadi, aku suka menasehati teman yang suka meledek itu walau kita berbeda suku, ras, bangsa tapi kita bersaudara. Haha gayaku songong banget, sudah kayak Smurf Kacamata saja ya!
Orang tua adalah Guru, Yang Digugu dan Ditiru oleh Anak
Pengalamanku, agar anak suka membaca tentu saja orangtuanya juga harus suka baca. Nggak mungkin kan, anak-anak kita paksa suka membaca tapi kita nggak pernah terlihat membaca buku? Anak kan meniru perilaku orangtuanya. Abahku penggemar buku. Ibu langganan majalah.
Karena itulah, sejak sebelum menikah aku sudah mengumpulkan buku bacaan yang lucu-lucu untuk bekal kelak aku berumah tangga. Aku ingin meniru kebiasaan Abahku pada kami, hehe. Anak-anakku akan punya perpustakaan mini di rumah.
Karena kebiasaan unik ini, aku sering diledek teman-teman. Sukanya beli buku anak kalau pergi ke pameran buku atau toko buku, untuk anak yang belum tahu wujudnya, calon pacar saja belum terlihat hilalnya, Hehe. Tapi, aku memang suka baca buku anak sih apalagi yang ilustrasinya cantik. Hiburan banget membacanya.
Mengakrabkan Anak dengan Buku
Jadi, Salah satu cara agar anak suka baca adalah dengan membiasakan anak-anak bergaul dengan buku. Letakkan buku-buku ditempat yang terjangkau anak. Biarkan mereka tertarik untuk membuka-buka buku dan menikmati gambarnya yang penuh warna.
Baca buku elektronik lewat HP & Laptop juga bisa |
Biasakan membaca buku cerita dengan anak sebelum tidur atau saat waktu luang. Perkenalkan mereka dengan cerita-cerita dongeng yang menggugah. Cerita anak bisa Ayah dan Bunda unduh di website Let's Read, Room To Read atau website PAUD Kemdikbud di internet. Tidak harus berupa buku fisik, e-book pun menarik untuk anak dan lebih go green.
Jika anak terbiasa berakrab-akrab dengan buku maka Insya Allah ia tetap akan mencintai buku hingga dewasa nanti. Walaupun nanti sudah mengenal YouTube, internet, dan berbagai game online. Membaca tetap jadi kebutuhan baginya.
Diskusikan Buku dengan Anak, Melatih Anak Berpikir Kritis
Mengajak anak berdiskusi tentang buku yang sedang dibacanya juga kebiasaan yang bagus agar anak terbiasa berpikiran kritis. Aku mengikuti cara ini dari temanku, Mas Ardie, kami sama-sama membangun Kelingan, Keluarga Literasi Ungaran. Sebuah komunitas belajar menulis di kotaku.
Mas Ardie terbiasa berdiskusi dengan kedua anak lelakinya yang kini SD dan SMP. Ketiganya terbiasa mengobrol tentang buku. Mereka memilih buku living book klasik seperti To Kill a Mocking Bird, Secret Garden dan Black Beauty.
Menurut Mas Ardie, Living books adalah buku yang mengandung ide-ide dan gagasan yang hidup. Asupan ide dari living books sangat diperlukan oleh anak supaya benaknya bertumbuh.
Baca Juga: Sukses Jadi Penulis Biografi
Mereka suka mengobrol tentang perilaku tokoh dan nilai-nilai yang mereka anut. Banyak pertanyaan seputar buku yang dilontarkan anak-anak Mas Ardie. Mengapa Atticus Finch membela seorang pemuda kulit hitam dalam buku To Kill a Mockingbird? Pertanyaan itu kemudian mereka gali bersama-sama lewat diskusi sembari ngeteh dan ngemil gorengan di teras. Asyik, ya?
Jadi, Seperti biasa, setelah Nailah dan Aldebaran membaca buku, mereka akan bercerita tentang kesannya terhadap buku itu. Biasanya Alde hanya berkomentar singkat kalau buku yang dibacanya seru atau tidak. Kalau Nailah beda lagi komentarnya.
"Cerita di buku ini seru Ma, tentang anak-anak cewek di sekolah berasrama, tapi aneh tokoh utamanya itu sempurna banget, serba bisa..jago tenis, jago matematika, jago pidato.." ia mengerutkan kening. "Kurasa ia keturunan wonder woman atau super girl,"
Aku terbahak.
Jadi, bukan tak mungkin, anak usia SD mampu melahap buku-buku tebal yang bermakna dalam, serta dianggap berat. Hal ini tergantung budaya literasi sebuah keluarga.
Buku Anak Harganya Mahal?
Salah satu tantangan orang tua dalam meningkatkan budaya membaca adalah harga buku yang cukup mahal di negara kita. Sebuah buku bersampul biasa dan ketebalan standar kini mencapai harga minimal 50 ribu rupiah di toko buku. Harga yang cukup tinggi untuk keluarga sederhana.
Cara pertama, Dulu aku ikut arisan buku selama 10 bulan demi membeli sepaket buku ensiklopedi untuk anakku. Hehe, buku-buku ini awet dan dibaca bertahun-tahun tanpa bosan.
Cara kedua, kita bisa membeli buku di pameran buku. Di sana, buku-buku dijual dengan harga diskon bahkan obral. Jadi, kita bisa memborong buku anak untuk stok bacaan anak di rumah.
Cara ketiga, jadilah anggota perpustakaan di kotamu. Kita bisa meminjam buku kesukaan kita dengan gratis. Anak-anak bisa rutin diajak ke perpustakaan untuk membaca, lalu meminjam buku untuk dibawa pulang.
Membaca Buku Anak Berkualitas
di Let's Read
Yang paling seru adalah cara keempat, mengajak anak membaca buku online di Let's Read. Melalui aplikasi Let's Read yang diunduh di Google Play Store, kita bisa membacakan buku-buku anak yang menarik cerita dan ilustrasinya pada buah hati kita.
Let's Read Asia adalah sebuah program yang diinisiasi oleh The Asia Foundation untuk menyediakan buku-buku cerita bergambar yang berkualitas untuk anak-anak Asia secara gratis.
Di website dan aplikasinya, kita akan menemukan ratusan buku anak berilustrasi menarik dengan berbagai level sesuai usia dan kemampuan membaca anak. Jika kalian baca, buku-bukunya begitu menghibur, tidak menggurui dan bermakna dalam.
Biasanya, para orang tua khawatir dengan kualitas buku anak sehingga kita mengecek berulangkali sebelum memberikannya pada anak-anak. Berbeda dengan buku-buku di Let's Read, kualitasnya telah terjamin, baik dari segi cerita, penulis, hingga ilustrasi yang menarik.
Isi buku ceritanya pun sesuai dengan kemampuan dan tumbuh-kembang anak. Takkan ada isi buku yang berbahaya bagi anak seperti mengandung konten kekerasan, SARA, dan hal negatif lainnya. Kita tinggal memilih buku yang temanya sesuai dengan minat dan kemampuan baca anak.
Jangan lupa, kita dampingi anak membaca bersama ya agar ia bisa bertanya pada kita tentang hal yang kurang jelas baginya. Apalagi, cerita tentang adat istiadat dan budaya dari negara lain. Jadi, anak terbiasa bertanya dan berdiskusi dengan orang tua.
Jangan lupa, kita dampingi anak membaca bersama ya agar ia bisa bertanya pada kita tentang hal yang kurang jelas baginya. Apalagi, cerita tentang adat istiadat dan budaya dari negara lain. Jadi, anak terbiasa bertanya dan berdiskusi dengan orang tua.
Cara Memilih Cerita di Aplikasi Let's Read
Sebelum memilih bacaan, pilih level bacaan dan juga bahasa buku bacaan. Ada banyak pilihan bahasa mulai dari bahasa Indonesia, Inggris, bahasa Minang, bahasa Bali, hingga bahasa Arab dan India!
Untuk anak yang ingin memperlancar kemampuan bahasa asingnya bisa mengunduh buku yang berbahasa Inggris Buku ini bisa dibaca langsung di web atau kita unduh dalam bentuk PDF. Atau kita baca bukunya melalui aplikasi.
Untuk yang bingung ingin membaca buku tema apa, anak-anak bisa memilih beragam tema yang ada. Mulai dari tema keluarga, persahabatann, berpikir kritis, problem solving hingga mighty girls. Dengan pengelompokan tema seperti itu, memudahkan kita untuk mencari bacaan yang cocok.
Sungguh, Ketagihan deh mengintip buku-buku yang tersedia di library karena ceritanya bagus-bagus dan ilustrasinya menarik sekali untuk anak. Jangankan anak, aku yang mamak-mamak saja naksir berat! Hehe.
Buku Favorit Anak-anakku di Let's Read
Buku Favorit kami adalah Duma Juga Bisa karya Ina Inong, penulis bacaan anak asal Serang, Banten. Bukunya bercerita tentang Duma, beruang kecil yang menginap di rumah neneknya.
Suatu hari, Nenek mengajaknya berpetualang keluar rumah. Nenek lincah memetik buah di pohon, melompati pohon tumbang, menyeberangi sungai dan memanjat pohon untuk mencari madu! Duma kagum sama Nenek dan berusaha menirunya. Ia yakin suatu hari bisa sehebat Nenek. Seru kan, ceritanya!
Penulisnya, Ina Inong adalah penulis berprestasi yang beberapa kali menang penghargaan buku anak GLN dari Kemdikbud RI. Ia juga anggota komunitas penulis buku anak terbesar di Indonesia, Grup Penulis Bacaan Anak. Jadi, buku-buku disini jaminan mutu ya!
Mengajarkan Toleransi dan Keragaman Budaya Lewat Buku Anak Berkualitas di Let's Read
Tak hanya penulis buku anak dan ilustrator dari Indonesia yang karyanya terbit di Let's Read, tapi juga banyak penulis dan ilustrator dari berbagai negara di Asia. Anak-anak akan akan membaca berbagai kisah dari negara lain, mengenal budaya dan adat-istiadat dari negara lain. Wawasan kita jadi terbuka, ya.
Buku yang mengenalkan Jarit pada anak |
So, untuk mengajak anak mencintai buku dan gemar membaca, jangan lupa membaca cerita dalam aplikasi Let's Read bersama-sama. Jangan lupa unduh aplikasi Let's Read di Google Play Store, gratis!
Habis Membaca, Terbitlah Menulis
Salah satu hal yang menarik tentang membaca adalah jika kita mengajak anak untuk cinta baca, biasanya ia akan tertarik untuk mulai menulis. Semacam satu paket yang menarik, ya.
Setelah anak suka membaca, beri ia buku tulis untuk diisi. Jika kita piknik sekeluarga ke Bandungan, minta anak menceritakan keseruan piknik hari itu di bukunya. Atau jika anak kesal dan marah tapi susah mengungkapkan perasaannya, ajak ia mengisi buku diarinya agar lebih lega.
Nailah suka menulis pengalamannya dan mengunggahnya di blog sederhananya yaitu www.ceritanai.blogspot.com.
Kisah di dalam blog ini akan menjadi kenangan saat ia dewasa kelak. Kesukaan menulis sejak dini akan menjadi bekal yang berharga untuk masa depannya kelak.
Alhamdulillah, beberapa karyanya masuk buku antologi penerbit Mizan dan Indiva. Cerpennya juga diterbitkan di beberapa majalah. Tahun lalu, Nailah berangkat ke Jakarta mewakili Kabupaten Semarang untuk ikut lomba menulis cerpen tingkat nasional FL2N 2019.
Berikut ini adalah salah satu cerita karya Nailah tentang kegemaran membaca yang ditulis saat kelas 2 SD sekitar tahun 2015 dan sempat kuposting di blognya, hehe.
Pada zaman dahulu kala, ada Putri yang suka kentut. Dia tidak suka baca buku. Setiap hari dia kentut maksimal 100 kali sehari. Makanya, si Putri ketut selalu mengurung diri di kamar. Dia malu.
Pada suatu hari, ada teman baiknya yang suka membaca buku. Sekarang, Putri Kentut suka membaca buku juga. Akhirnya, ia ke perpustakaan sekolah dan saat lagi mengambil buku, dut..dut. Dia terus kentut sampai 100 kali. Dan setelah selesai kentut, teman-teman putri kentut semuanya pingsan. Gara-gara bau. Tamat.
Duh, maaf agak jorok ya, hehe.
Jadi, mari mengajak anak, mengakrabkan anak dengan kegiatan membaca dan menulis sejak dini. Biarkan anak merasakan kegembiraan membaca buku sehingga kelak tergerak untuk menuliskan kisahnya sendiri.
Wah ternyata aplikasi let's read seru juga ya mbak. Coba ah downloas lumayan buat nambah2 bacaan. Aku dulu juga langganan bobo mbak dan selalu harap2 cemas klo udah hari Kamis. Kek mo ketemu pacar aja hahahha..
ReplyDeleteAku udah download sih lets read ini, cuma masih bingung, apps ini diperuntukkan utk siapa, anak, murid atau orgtuanya :D
ReplyDeletelengkap sekali ulasannya mba, wah, ini baiknya aplikasi lets read di install pada handphone ibunya kali ya mba
ReplyDeleteTak heran buku dijuluki sebagai jendela dunia, segala informasi bisa kita temukan di buku ya mbak?
ReplyDeleteApalagi buat anak2. Ini anak2ku baru bisa baca, alhamdulillah jg ada koleksi buku anak di rumah, jd skrng ritual sblm bobo kalaiu dulu saya yang bacain cerita skrng mereka yg baca sambilsaya koreksi hehe.
Wah baru tahu ada aplikasi lets read, coba ntr kucek2 ya TFS infonya
wkwkwkkk udah serius pengen komen kok malah baca putri yang suka kentut *tepok jidat 8 kali* Nai Nai.. kalo kecil aja udah imajinatif gimana gedenya nanti? Kalah deh ur mom!
ReplyDeleteSID, 5 tahun, sukaaa banget baca Let's Read. Dari dulu belum bisa baca sampai sekarang udah lancar. Eh ternyata itu ya maksud level-levelnya. Dia udah baca yang level 5 dong. Penasaran sama pertarungan Luh Ayu Manik Mas (bener ga?) melawan monster. Tulisannya panjaaaang tapi dia tekun baca sampai selesai.
ReplyDeleteWhoaaa, keren banget Mak.
ReplyDeleteYappp, kita memang kudu semangaattt mengajak anak untuk cinta baca,ya
Aku demen bgt kalo ada app yg sarat faedah kayak Let's Read ini
Ortuku gak terlalu banyak baca, tapi sejak kecil aku suka baca. Jadi agak aneh, ckckck
ReplyDeleteTapi nanti sebisa mungkin akan ngajak anak suka baca sejak dini apalagi sekarang ada aplikasi Let's Read ya. Nanti aku cek deh
Cerita tentang abahnya mengingatkan aku sama alm bapakku. Beliau itu dulu pensiun dini dari sejak aku TK. Tapi dengan gaji pensiunnya yang pas-pasan, selalu bisa beliin majalah bobo setiap minggu dan buku-buku cerita. Makanya jadi kutu buku sejak kecil, kalau udah baca buku, suka lupa waktu. Anakku sekarang yang kayak aku dulu tuh cuma 2 orang aja tapinya, padahal ya dari kecil udah pada dikenalin sama buku juga. Anak2 beda2 ya 😅 Lets Read ini bermanfaat banget nih waktu Maira baru belajar baca. Bacanya jadi makin lancar karena setiap hari baca buku di Lets Read, apalagi ada tingkat kesulitannya kan, jadi bisa pilih cerita yang sesuai dengan kemamouan bacanya.
ReplyDeleteHahaha... serem eui endingnya, 100x kentut.
ReplyDeleteAwalnya aku serius banget, eh closingnya, ternyata lebih horor!
Hahaha.
You just make my day, Sang Dewi!
Btw,
Tentang aplikasi itu, aku akan rekomendasikan ke keponakan yang punya balita 5 tahun.
Berarti kudu pakai gadget ya.
Harus didampingi ortu nih, afdolnya, biar tidak buka aplikasi lain, Youtube, misalnya.
Balita sekarang mah, biasanya sudah pintar gadget eui. Hmmm.
Wah, habis ini mau ke play store.. Baru tau ada Let's Read. Buku anak memang lumayan mahal, apalagi yang boarbook. Aku nyiasatin ini, satu bulan beli satu buku mbk. Kalo yang buku anak yang biasa, belinya kadang 3-5.
ReplyDeletekakakkkkk ajarin adekmu ini dong biar bisa punya buku jugaaa pengen banget anakku bisa nulis kayak nailah mb dew kudu gimana di awal bingung hahahha
ReplyDeleteajarin donggg
Duh, kemana aja aku baru tau sm lets read ini.. Cuss langsung download ah. Keren2 deh anaknya mba.. Senang banget aku baca perkembangan positifnya. Pastinya ortunya keren jg sih ya.. 🥰
ReplyDeleteDuh aku langsung ngakak itu pembukaannya, serius aku kirain beneran neraka hihi.. penting banget biasakan budayakan membaca. Btw suamiku nih yang udah download lets read jadi aku biasa baca pakai aplikasi suami
ReplyDeleteMewah banget Mbak sejak kecil sudah langganan majalah bobo. Sementara aku kadang dapat sobekannya saja udah bahagia banget. Haha. Aku juga sejak kecil gila baca sih tapi sayng tak banyak buku yang dapat aku baca. jadilah larinya ke kamus Bahasa Inggris.
ReplyDeleteHabis baca artikel ini aku mau langsung download Let's Read deh Mbak. Soalnya koleksu buku si kecil udah dibaca semua dan mamaknya ini belum bisa beliin buku lagi. Apalagi sekarang ga bisa ke perpustakaan daerah untuk pinjem buku, Let's Read ini jadi angin segar buat keluarga kami untuk mendekatkan si kecil dengan buku
ReplyDeletengajak anak2 baca emang perlu banget dilakukan sejak dini... Alhmdulillah sekarang buku jadi prioritas kalo anak2 pengen beli sesuatu..
ReplyDeleteaku juga sukaaa baca buku denan aneka topik dengan anak - anak mba. Seru dan asyik sharing dengan mereka
ReplyDeleteBuahahaa... aku ngakak baca cerpen di akhir artikel. Nai bisa aja ya punya imajinasi tentang putri kentut. Apa jangan-jangan terinspirasi dari mamanya tuh?:D
ReplyDeleteKebiasaan membaca sejak kecil memang banak membawa pengaruh positif ya pada kemampuan menulis sebagai tahapan berikutnya. Terus membaca dan berkarya ya Nai.
Keren banget Kakak Nai. Ibu dan anak bakalan duet maut nih sepertinya, hehe. Anakku yang gede skrg juga tahap belajar membaca novel anak atau kumcer. KAlau yg kecil masih pict book dan kubacakan sih, maklum belum bisa baca. Nah, karena akhir2 ini kami gak bisa ke toko buku kami mengandalkan aplikasi Let's Read seperti yang tadi di-review. Menurut kami cerita2nya menarik, unik, makanya kami betah membaca-baca.
ReplyDeleteJadi penasaran sama aplikasi lets read nya nih, mau kepoin aaaah. Saya juga suka sama bacaan anak - anak , seru apalagi kalau bacain buat anak.
ReplyDeletesaya belum ajak anak saya ke perpus, saya rasa masih terlalu dini. ia masih 2.5 th tapi udah sering saya belikan buku. kebanyakan fabel sih. kalo gitu saya donlot lets read juga deh biar bs dapat rekomen buku terbaik
ReplyDeleteAh aku senang juga bisa menularkan habit membaca kepada Salfa
ReplyDeleteSekarang tugas utama Salfa memberi teladan ke adiknya soal membaca
Aku punya kenalan juga, penulis cilik (yang sekarang sudah menuju dewasa hehe), namanya Sri Izzati. Dia bisa menulis karena memang di lingkungannya sudah terbiasa dengan buku sejak kecil. Nailah juga kurang lebih seperti itu ya, berkat didikan orangtuanya yang suka membaca, anaknya jadi penulis hebat.
ReplyDeleteBtw baru tau aplikasi Let's Read ini. Coba install ah
Tulisan ini keren dan super lengkap 😍
ReplyDeleteUgh, Nailah keren banget deh. Imajinasinya ttg putri kentut juga keren, hehe. Iyap betul, budaya literasi sangat bergantung pada budaya sebuah keluarga ya mbak. Tapi semestinya skub lebih besar, bs dijadikan kebijakan negara melalui banyak program yg masif, aamiin. Btw, Let's Read emang keren, bikin betah banget.
ReplyDeleteBiah jatuh tak jauh dari pohonnya. Hebat ya ka naila, kecil2 banyak karyanya😍
ReplyDeleteWahh, hebat banget ya kak Naila, masih kecil udah jadi penulis cilik. Kereeen 👍👍
ReplyDeleteAnak saya sekarang sukaaaak banget buka-buka aplikasi Let's Read ini, bahkan dia semangat belajar baca dari cerita-ceritanya yang lucu-lucu.. Moga2 nanti dia besar bisa secerdas dan sepintar kakak Nailah ya.. Sukses selalu ya mbak, keren tulisannya..
ReplyDeleteMBak Dewiiii
ReplyDeleteTernyata gak ibu, gak anak, semua produktif nulis. Keren, Mbak!
Salam kenal untuk Kakak Nai :)
kereen sekali kaka Nai kecil-kecil sudah jago nulis,, MasyaAllah Tabarakallahu,, sukses terus yaa kakak,, btw, anakku juga suka banget dibacain cerita dari aplikasi Let's Read mbaa, malah suka minta diulang terus ceritanya hihihi
ReplyDeleteAku enjoy banget dg pemaparan ini terutama part cerita si Nai waktu nulis XD
ReplyDeleteTrimksh infonya kak. Langsung meluncur ke playstore.. 😊
ReplyDelete