Dear Temans,
Siapa yang pernah berkunjung ke Green Canyon Pangandaran? Tempat eksotis ini sudah dikenal sebagai salah satu obyek wisata di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Namun, tahukah kalian dulu lokasi yang kini hits dikunjungi wisatawan terkenal sebagai tempat angker?
Sebut saja nama Asep Kartiwa, seorang pemandu wisata senior adalah orang yang pertama membawa turis ke Green Canyon, saat itu namanya pun masih disebut sebagai cukang taneuh atau dalam Bahasa Indonesia berarti jembatan tanah.
Saat itu sekitar tahun 1989, tamunya adalah tiga orang bule Perancis dan mereka diajak Asep berkeliling di Sungai Cijalu dan Sungai Cijulang dengan perahu.
Berdasarkan artikel di harapanrakyat.com, saat itu Asep masih bekerja di Hotel Pangandaran saat bertemu dengan ketiga turis asing asal Swiss tersebut.
Ketiganya meminta Asep untuk mengantar mereka ke tempat paling unik di Pangandaran. Asep kebingungan, lantaran obyek wisata di Pangandaran kebanyakan adalah wisata pantai.
“Saat itu baru kepikiran untuk mengajak turis asing ke tempat saya biasa berburu ular dan biawak. Saya tawari mereka, saya sudah mewanti-wanti kalau tempatnya angker dan ternyata mereka justru makin tertarik dan memaksa saya untuk mengantar ke Cukang Taneuh,” kata Asep.
Dari Pangandaran, Asep bersama ketiga bule itu naik bus jurusan Tasik-Cijulang, sampai di Terminal Cijulang, mereka menginap di salah satu hotel yang ada di objek wisata Pantai Batu Karas Pangandaran.
Keesokan harinya, barulah mereka menyusuri sungai, mulai dari Desa Margacinta, rutenya diawali dari Sungai Cijalu. Lalu masuk ke Muara Bojong Salawe dan berakhir di aliran Sungai Cijulang.
Saat itulah ketiga bule tersebut terkesima dan dibuat kagum dengan pemandangan sepanjang sungai. Air Sungai Cijulang yang jernih merupakan perpaduan air tawar dan air laut. Warnanya pun terlihat kehijau-hijauan.
“Dari mulai hutan nipah, hutan bakau, sampai hutan tropis kami lalui saat itu. Bahkan ikan-ikan besar waktu itu terlihat dengan jelas di bawah perahu,” kenang Asep.
Pemandangan sepanjang sungai menuju Green Canyon Pangandaran memang istimewa, hamparan hutan tropis dan tebing dihiasi bebatuan stalaktit dipadu dengan burung warna warni menambah keindahannya.
“Dalam bahasa Prancis mereka tak henti-hentinya mengucapkan, 'spektakuler’,” katanya.
Namun, ada sedikit cerita lucu ketika mereka menyusuri Cukang Taneuh, nelayan melarang mereka berlama-lama di Cukang Taneuh lantaran dianggap angker. Bahkan di pinggir sungai banyak warga yang berteriak meminta rombongan tidak masuk ke Cukang Taneuh.
“Tapi ketiga bule yang saya bawa itu tidak terlihat takut sedikitpun, apalagi saat mereka melihat air jernih dan ikan-ikan besar, mereka malah mengajak berenang. Mungkin kami orang-orang pertama yang berenang dekat Goa Cukang Taneuh itu,” katanya.
Saat berenang itulah, tercetus nama Green Canyon. Ketiga bule tersebut menyebut Cukang Taneuh di Sungai Cijulang itu mirip dengan kawasan Green Canyon yang ada di Amerika Serikat.
Bahkan mereka menyebut, keindahan alam seperti itu hanya ada di Amerika dan Pangandaran. Dari sanalah Cukang Taneuh tersebut mulai dikenal sebagai Green Canyon Pangandaran.
Memasuki tahun 1992, Cukang Taneuh mulai dikenal di kalangan wisatawan dalam negeri, hingga akhirnya banyak penduduk setempat yang menyewakan perahu untuk mengantar para wisatawan menuju Cukang Taneuh.
Sampai akhirnya pada tahun 1994, saat itu Pangandaran belum menjadi Kabupaten sendiri dan masih menjadi bagian Kabupaten Ciamis, akhirnya membangun dermaga perahu Green Canyon. Dari Dermaga ini hanya perlu 5 menit untuk sampai ke Cukang Taneuh.
Kini, kawasan sungai yang dijadikan trek objek wisata Green Canyon ada di empat desa, yakni Desa Cijulang, Desa Batukaras, Desa Kertayasa Kecamatan Cijulang dan Desa Cimerak Kecamatan Cimerak. Bahkan sudah tersedia berbagai fasilitas seperti home stay, hotel, restoran sampai pusat oleh-oleh.
Body Rafting di Green Canyon Pangandaran
Dari awal petualangan tiga bule ke Cukang Taneuh pada tahun 1989, usia objek wisata Green Canyon Pangandaran kini berusia 30 tahun, sudah makin dikenal dan fasilitasnya pun semakin berkembang.
Termasuk salah satunya body rafting Green Canyon yang mulai dikenal para wisatawan. Sehingga wisata ke Green Canyon, wisatawan tak hanya menikmati pemandangan indah sungai, namun bisa juga merasakan sensasi body rafting di sungai Cijulang yang jernih dan masih lestari.
Body rafting, pada dasarnya seperti rafting pada umumnya, namun mengandalkan badan sendiri dan tanpa menggunakan perahu. Karena itu perlu keberanian lebih, namun body rafting ini masih aman dilakukan lantaran menggunakan alat pengaman seperti pelampung,helm, body protector, dry bag dan juga alas kaki.
Selain itu, wisatawan juga akan dijaga oleh para pemandu handal yang sudah hapal medan dan sudah tahu jalur rafting yang aman untuk dilalui.
Jika berkunjung ke Green Canyon Pangandaran dan ingin sekalian merasakan sensasi body rafting, maka tinggal menghubungi operator rafting yang bisa ditemui di sekitar dermaga. So, jangan lupa ya liburan nanti berkunjung ke Green Canyon!