Hijrah Finansial, Hati Tenang Hidup Bahagia |
Sabtu sore (11/05), Ramadan ke-6, aku dan teman-teman blogger Semarang Gandjel Rel diundang untuk mengikuti acara talkshow Finansial, Hati Tenang Hidup Bahagia yang diselenggarakan oleh Kencomm Indonesia, dilanjutkan dengan buka puasa bersama.
Acara diadakan di Noormans Hotel Semarang dengan pembicara Ustaz Hilman Fauzi, dai milenial dan founder Teman Hijrah Indonesia dan Kang Bayren Mochaddin, Perencana Keuangan dan CEO Rizkanna. Acara ini adalah pengantar untuk training dua hari tentang Hijrah Finansial yang akan diselenggarakan oleh Kencomm Indonesia.
Hidup bahagia berasal dari hati yang tenang. Terkadang kita mengukur sesuatu dengan apa yang dilihat, bukan dengan yang kita rasakan. Itulah mengapa kita sering iri pada postingan Instagram seseorang yang nampak wow, hehe.
Menurut Ustaz Hilman Fauzi, Hati yang tenang didapat melalui proses hijrah. Seperti hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah untuk kehidupan lebih baik.
Al hijratu farraqat baina Al Haqq wal batil.
Menurut Umar Bin Khattab, Hijrah adalah perubahan dari melakukan hal batil ke hal yang baik.
Menurut Umar Bin Khattab, Hijrah adalah perubahan dari melakukan hal batil ke hal yang baik.
Islam mengatur segala aspek kehidupan bahkan dari hal terkecil seperti masuk kamar mandi. Ada tatacara dan doa khusus. Jadi tak heran, urusan finansial manusia diatur dengan detail dalam agama Islam.
Apalagi kegiatan finansial atau ekonomi ini paling menyibukkan kehidupan kita sehari-hari. Delapan jam bekerja di kantor, bahkan sering lembur atau membawa pekerjaan ke rumah. Lima belas jam pun bisa kita gunakan untuk kegiatan ekonomi.
Surah terpanjang dalam Al Qur'an yaitu Al Baqarah pun banyak membahas finansial yaitu muamalah dan hutang piutang. Begitu pula dalam hadits, banyak sekali membahas finansial. Diantaranya Shahih Bukhari 199 hadist, Shahih Muslim 115 hadist.
Rasulullah SAW bersabda, seseorang pada hari akhir nanti akan ditanya tentang empat hal:
“Usianya untuk apa dihabiskan, jasmaninya untuk apa dipergunakan, hartanya dari mana didapatkan dan untuk apa dipergunakan, serta ilmunya untuk apa dia pergunakan.” (Hadits Riwayat Abu Dawud)
Ya, bahkan Urusan finansial pun ditanya saat hari akhir kelak, kita semua bakal ditanyai malaikat bagaimana cara mendapatkan harta dan dan bagaimana membelanjakannya?
“Usianya untuk apa dihabiskan, jasmaninya untuk apa dipergunakan, hartanya dari mana didapatkan dan untuk apa dipergunakan, serta ilmunya untuk apa dia pergunakan.” (Hadits Riwayat Abu Dawud)
Ya, bahkan Urusan finansial pun ditanya saat hari akhir kelak, kita semua bakal ditanyai malaikat bagaimana cara mendapatkan harta dan dan bagaimana membelanjakannya?
Rasulullah SAW bersabda, akan datang kepada manusia suatu zaman dimana seseorang tidak peduli apa yang diambil, apakah dari hasil yang halal atau yang haram (HR. Bukhari)
Hal ini bukan sekadar hoax, sudah terjadi di sekeliling kita. Fenomena korupsi dan suap yang dilakukan banyak pejabat dan pengusaha di negeri ini.
Kaidah umum dalam muamalah, termasuk finansial: pada umumnya semua aktivitas muamalah adalah boleh kecuali ada dalil yang melarangnya.
Jadi, jangan terjebak dengan apa yang tidak boleh dalam finansial, karena semuanya boleh kecuali dilarang. Menurut Ustaz terkadang kita terlalu fokus dengan segala larangan sedangkan yang diperbolehkan Islam banyak. Kita jadi berputus asa dan tidak ingin kaya karena takut melanggar aturan Islam.
Padahal, muslim harus kaya karena dengan kaya kita bisa dermawan. Rasulullah tidak miskin tapi kaya namun hidup sederhana. Mahar Rasulullah pun kepada Khadijah memberi mahar milyaran. Beda dengan kita yang tidak kaya-kaya amat tapi gaya hidupnya wow.
Bareng Teteh Nailah (Foto: Winda Oetomo) |
Jika kita dipanggil sekarang, apakah sudah cukup bekal kita untuk masuk surga? Sedangkan kita salat hanya sejam sehari. Kapan kita mempersiapkan diri untuk hijrah?
Saat ini kita sudah beribadah, berpakaian syar'i dan bergaul secara Islami. Tapi bagaimana masalah finansial kita? Tidak sekadar menggunakan produk syariah tapi lebih kepada bagaimana mendapatkannya, serta bagaimana mengelolanya dan uangnya untuk apa? Apakah bermanfaat untuk hanya masa kini dan masa depan tapi tidak di masa akhir?
Bukan hanya berpindah ke produk keuangan syariah ya. Dalam hijrah tak boleh terburu-buru, butuh proses dan harus Istiqomah. Bayangkan, jika kita tidak terbiasa lari lalu disuruh lari maraton. Ada peserta lomba yang meninggal karena jantungnya tidak sanggup. Sebelum para peserta ikut lomba lari maraton, setidaknya mereka menyiapkan diri dan berlatih empat bulan sebelumnya.
Ya, Semua atlet harus berproses dulu. Pertama mungkin dengan jalan cepat, dilanjutkan lari 1 km, latihan lari dengan rutin dulu, baru ikut maraton, begitupun dengan hijrah.
Hijrah membutuhkan proses dan persiapan dan perencanaan seperti hijrahnya Rasulullah, butuh strategi. Jika terburu-buru, hati tidak tenang dan bisa tidak maksimal.
Bagaimana Hijrah Finansial ideal? Hijrah yang mengadaptasi hijrah Rasulullah dengan melakukan perencanaan keuangan Islami, yang sesuai dengan Al Qur'an dan hadits.
Agar kita tahu harus memulai darimana, agar tahu apa yang harus dipersiapkan dan kapan memulainya. Semua ini dilakukan agar proses hijrah kita lebih efektif. Berikut ini langkahnya:
1.Kita harus mengetahui kondisi diri sendiri agar tahu memulai perbaikan darimana: pekerjaan, cara mengelola keuangan, produk keuangan yang dimiliki serta tujuan keuangan yang ingin dicapai.
2. Mempersiapkan 3 hal penting yaitu persiapan mental spiritual, pengetahuan, dan finansial.
3. Menentukan tujuan yang ingin dicapai, apa tujuan keuangan seorang muslim? Ingin mendapatkan berkah dari Allah SWT.
Apa yang harus dipersiapkan saat hijrah finansial?
1.Kelola cash flow keuangan keluarga secara islami
Atur urusan keuangan keluarga sebaik-baiknya, jangan boros. Ikuti cara hidup Rasulullah SAW yang sederhana walaupun beliau kaya-raya. Mulai menunaikan zakat dengan rutin dan banyak bersedekah.
Pembicara bersama Blogger Gandjel Rel |
2. Persiapkan dana untuk proses dan bekal hijrah. Jangan asal resign tapi tanpa merencanakan pekerjaan apa yang digeluti kelak.
Juga sebaiknya menyiapkan dana untuk kebutuhan keluarga setelah resign. Sebaiknya menyiapkan modal usaha jika ingin berwirausaha, hindari berhutang konsumtif.
3. Persiapkan perlindungan keluarga dari resiko yang ada. Yaitu dengan memiliki dana darurat dan membeli produk asuransi syariah.
4. Mulai berinvestasi untuk tujuan keuangan Islami
Ketahui produk keuangan yang ada, ketahui resiko investasi dan profil resiko yang dimiliki setiap produk investasi.
Langkah selanjutnya adalah memiliki produk investasi yang sesuai dengan kebutuhan kita, bisa berupa deposito syariah, reksa dana syariah ataupun produk lainnya.
Jika kita ingin keluar dari perusahaan yang tidak syariah, ingin resign, harus melakukan persiapan dulu, jangan langsung on fire dan grasa-grusu, siapkan modal. Jangan berhutang dari pinjam online misalnya, padahal itu riba seribanya. Tidak jadi hijrah dong ya.
Dengan persiapan yang baik, Insya Allah hijrah kita diberkahi Allah SWT, tak hanya hijrah sesaat. Hijrah terburu-buru membuat kita terkaget-kaget dengan keadaan yang dihadapi, tak siap dengan komentar netizen eh masyarakat, dan tidak bisa Istiqomah. Sayang sekali, bukan!
Duh, adeeemmm bacanya Mak.
ReplyDeleteThanks for sharing this article yak
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Yap, hijrah memang harus pelan-pelan. Saya pribadi masih Belum bisa lepas dari utang riba sepenuhnya, setidaknya tidak membuka riba baru sambil terus melunasi cicilan tiap bulan. Makasih sharingnya mba dedew ^^
ReplyDeleteIslam mengatur segalanya ya mbak Dedew. Termasuk masalah finansial. Puasa-puasa gini lihat kursi bantal warna warni jadi pengen bobok..hihihi..
ReplyDeleteHehee iya bener bgt, terkadang kita terpana sama postingan sosmed org yg nampak wow ya, suka baper juga, padahal nampak aslinya kita blm tentu tau kek gimana :)
ReplyDeleteIya bener juga ya, apa yg kita perbuat pastinya nantinya akan ditanya ya di akherat, termasuk pertanggung jawaban soal finansial..
Seru banget ya acaranya di bulan ramadhan tetep ada event keren sekali seperti ini.. Bisa hijrah untuk lebih baik
ReplyDeletealhamdulillah hijrah finansial bikin hati jadi tentram ya mba. moga apa yg diperoleh sebagai rizki menjadi berkah buat kita semua, aamiin
ReplyDeleteMasyaAlloh langsung ngena ke hati mba :( ga tau bekal ini cukup atau tidak. akupun masih terus berhijrah berusaha terus meski memang godaannya banyak apalagi buat finansial semoga next Alloh mudahkan jalan hirah keluarga aku aamiin
ReplyDeleteBismillah. Mulai sekarang belajar menata keuangan. Makasih pencerahannya tentang hijrah finansial, Dew.
ReplyDeleteMerenung bacane Mbak Dew. Hijrah yg tak mudah ya. Untuk hidip yg lebih baik. Duh kata2ku mendadak bijak banget...
ReplyDeleteHijrah pun perlu proses yaa... Usianya untuk apa dihabiskan, jasmaninya untuk apa dipergunakan, hartanya dari mana didapatkan dan untuk apa dipergunakan, serta ilmunya untuk apa dia pergunakan. >>>> dan ini nampar banget... tanggung jawab dengan segala aspek kehidupan kita ya ^^
ReplyDeleteAsyik banget kursinya. Sambil leyeh-leyeh, dapat ilmu yang bermanfaat pula.
ReplyDeleteSepakat mbak, tidak boleh grasa grusu dalam hal apapun di kehidupan ini
Sepakat nih, sama poin-poin hijrah finansial. Emang sih ya.. itung2an matematika kita beda sama Allah. Tapi mempersiapkannya dengan baik, akan lebih baik lagi..
ReplyDeleteAnw, suka sama konsep beanbag-nya. Jadi nyantai nyimak acaranya.
Alhamdulilah skrg banyak komunitas untuk hijrah finansial ya, Mbak. Semoga kita dijaga dari riba. Aamiin
ReplyDeleteSaat ini tren hijrah perlahan telah mengubah pola perilaku hidup masyarakat dengan tujuan menjadi lebih baik sesuai syariat termasuk dalam mengolah keuangan
ReplyDeleteSenang baca tulisannya, apalagi tentang hijrah finansial ini yang masih selalu jadi pikiranku dan suami. Kadang masih mikir sih "kita bisa gak ya hijrah?" Tapi memang semuanya itu butuh proses tapi kalau gak di niatkan untuk hijrah sama saja jalan ditempat.
ReplyDeletePenting banget yah kak mengetahui kondisi finansial kt apalg bgi sdh menikah. Pdhl soal finansial, sdh diconntohkan oleh Rasulullah 😊
ReplyDeleteAsli aku gagal fokus dengan kursi bean bagnya yang tampak nyaman sekali. Ga berdesakan lagi ya jaraknya. Semoga hijrah kita senantiasa mengantarkan kita pada kondisi yg lebh baik.
ReplyDeleteAsyik banget event-nya, Mbak. Nyantai banget gitu duduknya.
ReplyDeleteBetewe, saya sudah mulai hijrah finansial bulan lalu, dikit-dikit sih.. Mulai dari hijrah rekeningnya dulu. Semoga istiqomah, aamiin YRA.
Memang kalau mau total harus hijrah semuanya yaa mba.. jadi sudah buka tabungan di bank ini yaa
ReplyDeleteAku mulai beralih ke syariah juga nih buat invest, beberapa tabungan ada yg konvensional cuma utk mempermudah urusan kerjaan, duitnya juga ga mengendap lama.
ReplyDeleteMau hijrah finansial juga ah, biar hati tenang. Selamat dunia akhirat. Mbak acaranya santai banget ya, pakai big bean segala. Pasti enjoy menikmati acaranya.
ReplyDeleteKak nai...kamu dah gede aja tante yang dah tua ya kak huhuhu
ReplyDeleteAku juga pengen hijrah ini dikit2 sampai nanti bener2 bisa 😇😇😇😇
Doakann
Ikut mencermati langkah2 hijrah yg telah dituliskan di sini.. TFS mba, semoga aku bisa mengamalkannya..
ReplyDeleteEmang, kita suka lupa antara kebutuhan dan keinginan. Keinginan suka mahal harganya, sedang kebutuhan ya sesuai kebutuhan. Yang Punya Hidup pasti udah sediakan semua kebutuhan kita, termasuk soal finansial. Tinggal kitanya mau terima atau nggak, ya kan.
ReplyDeleteAku pernah bahas ini sama pak suami. Memang nggak bisa langsung hijrah secara penuh, tapi harus diusahakan. InsyaAllah aku dan suami mulai bertahap untuk hijrah dalam hal finansial. Semoga Allah mudahkan
ReplyDeleteAlhamdulillah, di segi finance sekali pun, masih ada jalan yang mendukung ikhtiar hijrah. Jadi tenang dan nyaman mengelola keuangan keluarga ya.
ReplyDeleteAku setuju, Mbak, namanya hijrah itu nggak bisa makbedunduk. Kelar. Semua butuh proses. Menghindari hutang konsumtif kalau dari awal sudah kemakan hutang, ya, susah. Kudu pelan-pelan yang penting niatnya hijrah dan selalu berdoa serta berusaha untuk menjauhi riba.
ReplyDeleteProses hijrah secara keseluruhan itu mungkin lambat kalo untukku, mba. Baca artikel ini lebih membuka mataku tentang pemahaman hijrah finansial juga. Kayaknya harus mulai dari investasi yang syariah, yang thoyib ya
ReplyDeleteAku seneng deh ikut kajian dari Ustadz Hilman Fauzi ini, memberitahu namun tidak memaksakan pendapat ya. Soal hijrah ini memang prosesnya panjang ya. Harus sabar membimbing orang yang berniat melakukan hijrah namun ilmunya masih terbatas.
ReplyDeleteJadi kepikiran mbak.... Ternyata banyak hal yang masih kurang dalam hati kita.
ReplyDeleteApa lagi saat lihat story kebahagiaan temen... Hehe
Makasih infonya ya mbak, jadi mulai kepikiran memyiapkan segala yang baik sejak dini.
ReplyDeleteBelum nyoba produk asuransi syariah untuk kesehatan karena sementara masih dibayari kantor suami. Mungkin penting untk yg pendidikan atau hari tua ya?
ReplyDeleteNice mba. menjadi motivasi bagi saya ut lepas dari jerat riba
ReplyDeleteKPR Syariah lebih menguntungkan untuk karyawan karena cicilan KPR Syariah tetap selama masa pinjaman. Dengan cicilan yang tetap, akan lebih mudah diprediksi dan diatur dalam keuangan keluarga.
ReplyDelete