Kegigihan Mengumpulkan Perangko. Dear Temans, aku pengen bernostalgia ah tentang masa kecil paling berkesan. Tema ini adalah ide dua GRes aka anggota blogger Gandjel Rel, blogger perempuan Semarang yaitu Nia Nurdiansyah dan Mbak Anjar Sundari.
Kebetulan banget, keduanya suka menulis artikel tentang parenting dan tips praktis yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Misalnya nih, Nia menuliskan kegiatannya dan anak-anaknya belajar mengenal kuman di Komunitas Orangtualogy yang seru.
Sedangkan Mbak Anjar menuliskan tips bagaimana melindungi anak dari bahaya asap rokok. Bermanfaat sekali.
Salah satu hobiku saat kecil selain membaca dan ngupil #ups, adalah kesukaanku mengumpulkan perangko. Hobi mengoleksi perangko mungkin sudah tidak hits ya zaman sekarang.
Berkirim kabar via surat pun mungkin mulai ditinggalkan. Orang lebih suka menggunakan email atau bahkan langsung ngobrol di medsos atau chat seperti Watsapp dan Line. Tapi kedahsyatan kirim-kiriman surat via pos belum terkalahkan.
Siapa yang tak mengenal Raden Ajeng Kartini? Seorang bangsawan yang senang belajar, bercita-cita anak perempuan bisa sekolah dan terkenal berkat surat-suratnya yang dibukukan? Duh jadi melantur.
Sejak kecil, aku suka mengoleksi perangko. Berawal dari suatu sore, papaku mengajakku melihat pameran filateli di sebuah gedung dekat Lapangan Karebosi Makassar. Aku SD kelas berapa ya, saat itu?
Ia mengajakku berkeliling pameran, menjelaskan tentang perangko, filateli dan manfaatnya. Beneran, aku jatuh cinta deh. Gambarnya baguus.
Sambil berkeliling, Papa mengajari tentang cara merawat perangko, apa itu perangko mint dan used, cara melepaskan perangko dari amplop. Wah, seru!
Petualangan kami sore itu semakin indah karena Papa menghadiahkan aku album perangko, beberapa perangko dan pembatas buku bergambar perangko. Aakk, seperti menemukan harta karun!
Sejak itu, aku menggandrungi filateli. Banyak membaca tentang sejarah perangko dan surat-menyurat. Mulai suka menulis surat dan mencari sahabat pena, haha semuanya demi selembar perangko.
Senang sekali saat menemukan perangko yang belum dimiliki saat mendapat amplop dari sahabat pena. Atau ketika main ke rumah saudara, Om memberiku setumpuk surat untuk diambil perangkonya. Akkk!
Pernah juga berbunga-bunga ketika dihadiahi segepok perangko baru saat Tante pulang dari Eropa. Padahal sepupuku yang, lain girang karena diberi cokelat gede, hihihi.
Tapi yang paling berkesan adalah ketika suatu sore aku dan adikku, Wisnu yang jarak usianya hanya berbeda dua tahun denganku, nekad membongkar tempat sampah tetangga sebelah rumah. Tempat sampahnya terletak di dekat pintu gerbang rumahnya. Rumahnya Pak Busra, besar dan dijaga satpam beserta seekor anjing hitam galak bernama Jeki. Anak Pak Busra kuliah di Amerika dan saat main, adikku pernah menemukan amplop dengan perangko Amerika. Wow!
"Jangan-jangan, di bak sampah banyak amplop bekas, Teng," bisik adikkku.
Aku mengangguk dan menyusun rencana besar, kami akan memeriksa bak sampah! Adikku walau keder dengan Jeki, menganggap ideku brilian.
Suatu sore, kami menolak ajakan bermain dari berbagai pihak dan berdua celingukan di sekitar tempat sampah keramat itu. Setelah dirasa situasi aman, aku dan Inu mulai mengubek bak sampah! Padahal, kami sudah mandi sore dan cemong bedak tabur, dong! Haha.
Dapat satu!
Yes, ternyata benar intuisi Inu, Pak Busra hanya menyimpan surat dan membuang amplopnya! Kami bak menemukan berlian, semakin penasaran!
Bahkan, kami berdua tanpa sadar masuk ke dalam bak sampah besar itu! Nggak peduli kotor dan bauu! Dapat lagi, lagi, dan lagi! Horee! Saat kami bertingkah seperti Amerigo Vespucci menemukan Benua Amerika, mendadak nongol pak satpam kumis letoy di hadapan kami!
Paling menakutkan, ada Jeki menggonggong heboh di sampingnya! Aaakkkk! Aku dan Inu spontan memanjat bak sampah dan lari tunggang-langgang meninggalkan harta karun kami! Huhuhu. Sedih banget deh kehilangan perangko cantik itu. Mama sampai heran kami berdua lesu banget walau sudah dibikinkan sup asparagus.
Sorenya, kami kedatangan tamu. Bu Busra! Mampus, pasti beliau mau melaporkan tindak kejahatan kami pada Mama dan Papa. Mengubek bak sampahnya tanpa izin.
"Tadi Kata Pak Kirno, kalian berburu harta karun, ya? Nih Uwak bawakan barang kalian yang tertinggal," kata perempuan setengah baya itu, mengedipkan sebelah mata dan mengulurkan amplop temuan kami dan banyak lagi amplop lainnya!
Kontan, aku dan adikku berpelukan girang diiringi tatapan heran dan bingung Mama. Hahaha. Kegigihan Mengumpulkan Perangko Berbuah Manis.
Sumber Foto www.pixabay.com.
Kebetulan banget, keduanya suka menulis artikel tentang parenting dan tips praktis yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Misalnya nih, Nia menuliskan kegiatannya dan anak-anaknya belajar mengenal kuman di Komunitas Orangtualogy yang seru.
Sedangkan Mbak Anjar menuliskan tips bagaimana melindungi anak dari bahaya asap rokok. Bermanfaat sekali.
Salah satu hobiku saat kecil selain membaca dan ngupil #ups, adalah kesukaanku mengumpulkan perangko. Hobi mengoleksi perangko mungkin sudah tidak hits ya zaman sekarang.
Berkirim kabar via surat pun mungkin mulai ditinggalkan. Orang lebih suka menggunakan email atau bahkan langsung ngobrol di medsos atau chat seperti Watsapp dan Line. Tapi kedahsyatan kirim-kiriman surat via pos belum terkalahkan.
Siapa yang tak mengenal Raden Ajeng Kartini? Seorang bangsawan yang senang belajar, bercita-cita anak perempuan bisa sekolah dan terkenal berkat surat-suratnya yang dibukukan? Duh jadi melantur.
Sejak kecil, aku suka mengoleksi perangko. Berawal dari suatu sore, papaku mengajakku melihat pameran filateli di sebuah gedung dekat Lapangan Karebosi Makassar. Aku SD kelas berapa ya, saat itu?
Ia mengajakku berkeliling pameran, menjelaskan tentang perangko, filateli dan manfaatnya. Beneran, aku jatuh cinta deh. Gambarnya baguus.
Sambil berkeliling, Papa mengajari tentang cara merawat perangko, apa itu perangko mint dan used, cara melepaskan perangko dari amplop. Wah, seru!
Petualangan kami sore itu semakin indah karena Papa menghadiahkan aku album perangko, beberapa perangko dan pembatas buku bergambar perangko. Aakk, seperti menemukan harta karun!
Sejak itu, aku menggandrungi filateli. Banyak membaca tentang sejarah perangko dan surat-menyurat. Mulai suka menulis surat dan mencari sahabat pena, haha semuanya demi selembar perangko.
Senang sekali saat menemukan perangko yang belum dimiliki saat mendapat amplop dari sahabat pena. Atau ketika main ke rumah saudara, Om memberiku setumpuk surat untuk diambil perangkonya. Akkk!
Pernah juga berbunga-bunga ketika dihadiahi segepok perangko baru saat Tante pulang dari Eropa. Padahal sepupuku yang, lain girang karena diberi cokelat gede, hihihi.
Tapi yang paling berkesan adalah ketika suatu sore aku dan adikku, Wisnu yang jarak usianya hanya berbeda dua tahun denganku, nekad membongkar tempat sampah tetangga sebelah rumah. Tempat sampahnya terletak di dekat pintu gerbang rumahnya. Rumahnya Pak Busra, besar dan dijaga satpam beserta seekor anjing hitam galak bernama Jeki. Anak Pak Busra kuliah di Amerika dan saat main, adikku pernah menemukan amplop dengan perangko Amerika. Wow!
"Jangan-jangan, di bak sampah banyak amplop bekas, Teng," bisik adikkku.
Aku mengangguk dan menyusun rencana besar, kami akan memeriksa bak sampah! Adikku walau keder dengan Jeki, menganggap ideku brilian.
Suatu sore, kami menolak ajakan bermain dari berbagai pihak dan berdua celingukan di sekitar tempat sampah keramat itu. Setelah dirasa situasi aman, aku dan Inu mulai mengubek bak sampah! Padahal, kami sudah mandi sore dan cemong bedak tabur, dong! Haha.
Dapat satu!
Yes, ternyata benar intuisi Inu, Pak Busra hanya menyimpan surat dan membuang amplopnya! Kami bak menemukan berlian, semakin penasaran!
Bahkan, kami berdua tanpa sadar masuk ke dalam bak sampah besar itu! Nggak peduli kotor dan bauu! Dapat lagi, lagi, dan lagi! Horee! Saat kami bertingkah seperti Amerigo Vespucci menemukan Benua Amerika, mendadak nongol pak satpam kumis letoy di hadapan kami!
Paling menakutkan, ada Jeki menggonggong heboh di sampingnya! Aaakkkk! Aku dan Inu spontan memanjat bak sampah dan lari tunggang-langgang meninggalkan harta karun kami! Huhuhu. Sedih banget deh kehilangan perangko cantik itu. Mama sampai heran kami berdua lesu banget walau sudah dibikinkan sup asparagus.
Sorenya, kami kedatangan tamu. Bu Busra! Mampus, pasti beliau mau melaporkan tindak kejahatan kami pada Mama dan Papa. Mengubek bak sampahnya tanpa izin.
"Tadi Kata Pak Kirno, kalian berburu harta karun, ya? Nih Uwak bawakan barang kalian yang tertinggal," kata perempuan setengah baya itu, mengedipkan sebelah mata dan mengulurkan amplop temuan kami dan banyak lagi amplop lainnya!
Kontan, aku dan adikku berpelukan girang diiringi tatapan heran dan bingung Mama. Hahaha. Kegigihan Mengumpulkan Perangko Berbuah Manis.
Sumber Foto www.pixabay.com.
Seru banget yah hahaha sekarang masih koleksi juga nggak mbak?
ReplyDeleteWah perangkonya banyak sekali, hobinya keren nih mbak dedew 😊
ReplyDeleteWaaa....senangnya dapat harta karuuun... Tos dulu mbak.. Waktu kecil (sampai SMP) aku juga hobi ngumpulin prangko.. Menyenangkaaan..
ReplyDeleteHobi yang mengasyikkan sejak masa kecil dan pasti tidak akan terlupakan😊
ReplyDeleteAku waktu kecil juga suka banget ngumpulin perangko mba.. Sampe sekarang masih ada sebagian perangkoku dirumah..
ReplyDeleteJadi ingat ada satu sisi kehidupan saya yang berhubungan dengan perangko dan surat-surat menyurat, mbak Dew. Entah tahun berapa dulu ya, mungkin sekitar awal 90an waktu saya sibuk nyari kerja dan sering mengirim lamaran kerja lewat surat :)
ReplyDeleteDan pendapat saya tentang hobi filateli itu keren sekali, saya pernah juga punya teman yang hobi ngumpulin perangko dan saya simpulkan bahwa hobi itu tidak semua orang bisa. Butuh kesabaran, ketekunan dan ketelitian. Dari mencari, mengumpulkan dan menempel di buku khusus. Menurut saya itu ribet sekali, maka saya kagum dengan para filatelis karena saya nggak bisa seperti mereka.
Jadi nggak heran kalau mbak Dew punya pengalaman dan petualangan seru ketika memburu perangko. Keseruan yang mungkin tidak pernah saya dapatkan :)
Mak Dew, bodor pisannn...kokorek tempat sampah buat nyari perangko, digonggong Jeki lagii...huhuhu, tapi happy ending yaah,.dikasih perangko yg ada capnya Amerika...😂😂
ReplyDeleteWkwkwk seruu ceritaanya, coba dijadikan buku makdeww. Aku juga koleksi perangko waktu kecil karena rajin surat2an sama temen.
ReplyDeleteAku jadi terharuuuuu...Itu, di bagian Bu Busra nganterin harta karun temuan.
ReplyDeleteBerasa nonton pelem2 kartun disney, di bagian ngelap mata pake daster..*eh
aku juga hobi filateli dulu mak. apalagi bisa dapet nilai tambahan untuk kenaikan tingkat pramuka. tapi perjuanganmu lebih tragis mak... keren... *baca sambil ngakak
ReplyDeleteWaw, mbakku yg semangat jadi filatelis Mbak. Aku juga tapi administrasiku berantakan haha.. soalnya suka bersapen alias sahabat pena dari majalah bobo. Jadi kuhibahkan 2 album perangko buat mbakku, secara aku masih bisa tengak tengok juga wkwkwk. HArta karunnya keren kok Mbak :D Btw kok manggilnya teng itu apa Mbak Dew?
ReplyDeletewaah, hobi filateli. aku juga dl sukak mba. tapi ga smpai ngubek sampah org.*eh. wkwkwk, paling tuker sama temen. Tapi asyeek, bin seruu ya mbaa itu ceritanya. gaksa bayangin kalo ketemu si jeki
ReplyDeleteWah...sama...aku jg hobi ngumpulin prangko nih mak. Kapan2 tuker2an album yuk...mau bernostalgia...
ReplyDeleteJaman SD SMP, suka banget punya sahabat pena, tapi ngga sempet koleksi prangko sih. Prangko mbak Dedew bagus bagus ya. Pasti butuh waktu khusus buat merawatnya.
ReplyDeletedulu pas kecil aku juga ngumpulin prangko mb..tapi yang udah ada stempelnya. sayang aku nggak bisa ngrawatnya..akhirnya bubar :-)
ReplyDeleteDemi mendapatkan apa yang kita inginkan, entah itu mau bau sampah atau apa ya dijalani ya, Mbak.
ReplyDeleteSekarang sudah nggak ngumpulin prangko lagi, Mbak?
Keren mbak lain kila berburu di erpa ya mbak , klo saya hobinya turan isi binder juga sih kwkwkw
ReplyDeleteWah ternyata banyak juga yg koleksi perangko kayya mbak dedew. Aku du juga suka mbak apalagi kalo kakekki dateng trs bawain prangko kuno wuih senengnya. Jaman SMP malah sempet masuk radio berkat koleksi prangko juga.
ReplyDeleteIni mah asyiiiikkk
ReplyDeleteJeki oh jeki...ngakak pas bagian jeki :D
ReplyDeleteWalah serunyaaa.. Ngumpulin perangko sampai berburu di tong sampah. Aku dulu juga sempat ngumpulin waktu Sd, tapi pas smp hobinya berubah jadi koleksi kaset :D
ReplyDeleteNah, itulah salah satu alasanku tuker2an kartu pos written n stamped, biar dapet perangko juga ;) Memang menyenangkan saat liat perangko cantik2 dari luar negeri, apalagi klo pas dapet dr negara2 yg rare gituh
ReplyDeleteMba, kasih judul petualang nyungsep di tong sampah, wkwkwkkk
ReplyDeleteaku pernah mbak dikasi kakakku banyak tapi karena aq kurang telaten ku hibahkan ke teman, eh dimarahin sama kakakku hihihi
ReplyDeletehahahaa..seru amat! Aku juga koleksi prangko mbaa..udah dari jaman duluu, jadi ada beberapa negara yang sekarang udah ngga ada mba. Dan hobi ini masih aku lanjutin juga mbaaa..
ReplyDeletesama, tp wes ilang kabeh
ReplyDeleteWahahaha... perjuangan banget ya, Mba, buat dapetin perangko dari Amrik. Sampe harus berurusan dg anjing tetangga segala...
ReplyDeleteAku punya nih perangko2 zaman duluuuuu... Ceritanya aku sejak kecil memang hobi ngumpulin perangko bareng adik perempuanku. Udah nikah, eh suami ternyata juga koleksi perangko, dahsyat banget koleksinya. Toss deh dobel bahagianya ekwkwkwkkwkw. Sekarang dihibahkan ke anakku, Fakhri, dia suka juga.
ReplyDeletehai mbak, aku akhir2 ini gegara pandemi jadi suka koleksi perangko haha ada yg emg beli, ada yg dikasi ayah/sodara. tapi aku belum nemukan album perangko. kira2 ada jual dimana ya? aku coba cari di e-commerce blm nemu
ReplyDeleteSalam sehobi mbak, gak akan lekang dimakan zaman ... tetap asyiklah .. menurut saya filateli itu semacam hiburan, lihat gambar2 menarik mengikuti sejarah atau kejadian penting ... hobinya raja dan rajanya hobi
ReplyDelete