Dear Temans,
Mau cerita piknik bocah-bocah bulan lalu.
Seperti biasa, Sekolah Kucica kalau punya acara piknik pasti seru, hehe. Makanya daku tak mau melewatkan acaranya.
Begini cara memetik daun teh yang benar kata Bu Hana |
Enaknya ngemil telur kodok goreeeng |
Alde kegelian hihihi takut tapi senang |
Acaranya berlangsung Sabtu, 21 Mei 2016.
Pagi-pagi, kami sudah di atas mobil colt diesel bersama teman-teman Alde. Beriringan dengan dua mobil lainnya.
Tujuan piknik kali ini ke Kebun Teh Kemuning. Letaknya di Desa Ngargoyoso, Kab. Karanganyar, Solo.
Suasana kebun teh yang asri, sayang akuh lupa selpieee |
Enak ya tehnya Kak Amel jadi pengen nambah |
Pelepasan burung mungil oleh anak TK B |
Wah, jauh juga dari rumah kami. Walhasil, perjalanan ditempuh 4 jam lebih diantara riuhnya anak-anak bercanda. Syukurlah, emak pelor jadi berisik juga bisa tidur hihi. Mendekati Karanganyar, jalanan pun menyempit dan menanjak. AC mobil pun dimatikan. Naik-naik ke puncak gunuung...
Yang dipetik daun teh paling pucuk ya anak-anak jangan semuanya |
Bapak pekerja pabrik menjaga tungku raksasa tetap menyala |
Beberapa jam kemudian, sampailah kami ke Kebun Teh Kemuning di Karanganyar Solo. Hari sudah menjelang zuhur tapi udara terasa lumayan sejuk karena pepohonan rindang. Di kiri-kanan terhampar kebun teh luas.
Berkeliling Pabrik Teh Kemuning bersama Pak Punut |
Kami diajak oleh Mbak-mbak panitia untuk berkumpul di sebuah tanah lapang, di belakang pabrik. Olala, setelah membuat lingkaran dan bermain gerak lagu, Bu guru mengajak anak-anak melepaskan burung kecil sebagai simbol melepas anak-anak TK B yang akan lulus. Terbanglah tinggi, Nak..raih cita-citamu..
Setelah acara melepas burung yang seru, karena tangan Alde kegelian dipatuk hihi kami pun dibagikan teh panas dan gorengan.
Bersantai sejenak sambil ngemil biar nggak jetlag hihi |
Tehnya sedaap, teh hitam asli produksi Pabrik Teh Kemuning yang vintage. Ada rasa sepat kopi gitu, ya itu salah satu keunikan teh produksi Pabrik Kemuning. Tehnya ada sedikit rasa kopi, padahal tanpa ada campuran kopi, lho.
Camilannya nggak kalah menarik, telur kodok goreng hihi. Jangan bergidik dulu. Itu hanya sebutan untuk timus ubi ungu mini yang disukai Nailah.
Setelah kenyang, mulai deh acara berjalan-jalan ke Kebun Teh Kemuning. Kami diantar oleh Pak Panut Raharja, juru penerangan pabrik. Beriringan, kami melewati hamparan perkebunan teh. Awas, ada ulat!
Pabrik tehnya kuno sekali tapi masih aktif berproduksi lho |
Pak Panut menceritakan bahwa pabrik teh dan kebunnya sudah berdiri sejak zaman Belanda. Ketika perang usai, seluruh asetnya disita oleh Pemerintah Indonesia. Kini, dikelola sepenuhnya oleh pihak swasta.
Menurut Pak Panut, pabrik teh ini hanya menghasilkan teh hijau dan teh hitam berkualitas. Daun tehnya hanya diambil dari pucuknya saja. Teh produksi pabrik ini diekspor hingga ke mancanegara lho.
Kalau di kebun teh lain, ada pekerja yang memetik dengan tangan, kalau disini dipetik pucuknya dengan ani-ani. Ya, untuk produk teh berkualitas, yang digunakan daun pucuk saja. Sedangkan teh kemasan siap minum yang biasa kita minum, biasanya menggunakan daun teh tua. Huhu.
Setelah mengelilingi kebun teh dan diajarkan cara memetik daun teh pucuk yang benar, kami diajak ke pabrik teh. Bangunannya besar dan vintage. Saat itu, sedang dilakukan proses pengeringan daun teh sehingga kami tidak boleh masuk. Panas, bo! Gimana pekerjanya ya, tahan banget!
Sejuk sekali jalan menuju Perkebunan teh, sukaaaa |
Untuk bisa meminum segelas teh hijau yang nikmat, ternyata butuh proses panjang dan tak mudah. Mulai dari menanam teh, merawat, memetik, mendiamkan hingga mengeringkan dan pengemasan. Ada peluh dan cinta disana.
Pak Panut menunjukkan tungku raksasa dengan bahan bakar kayu di luar pabrik. Wow. Perhatian anak-anak teralih ke tumpukan daun teh yang dikeringkan. Anak-anak girang menyentuh daun teh.
"Hati-hati ya. Daun teh harus diperlakukan baik karena ia memberi kita kesehatan dan kesegaran saat meminumnya," ujar Pak Panut deg-degan melihat Alde and the gang, hihi.
Asyik dapat sekantong teh gambyong produksi Pabrik Kemuning |
Alhamdulillah, saat pulang piknik, bu guru membagikan gudibeg berisi sekantong teh hitam produksi Perkebunan Teh Kemuning. Jika ingin membeli teh di TKP juga bisa kok. Serunya piknik dan dapat ilmu tentang teh dari Pak Panut. Terima kasih ya, Pak! Lanjuut lokasi piknik berikutnya!
Photo Courtesy of Ikke, Sekolah Kucica
Aish anak2 ini lucu2 yaaa, semoga jadi generasi bangsa yang bener :-)
ReplyDeleteJauh ya, Mbak, tapi menyenangkan banget. Lihat foto2nya jadi inget jatekku dulu juga di kebun teh, tapi di Pagilaran. Ah jadi kangen ke sana lagi...
ReplyDeleteWah kebun teh kaya di lembang, puncak dan garut mah cikajang mbak dew
ReplyDeleteIya tuh mbak, jalannya adem banget ya, pengen jalan-jalan aja ke situ
ReplyDeletePaling seneng kalau main ke kebun teh itu menyesap aroma khasnya. Aah udah lama ga maen ke kebun teh.
ReplyDeleteMbak itu masuknya bayar berapa?
ReplyDeleteWah. Kayaknya perlu ngusulin kunjungan ke pabrik gini ke sekolahnya Ais. Aku mupeng..
ReplyDeleteBtw, sempet heran sama makanan telor kodok goreng, ternyata timus mini, hihi