Dear Temans,
Sudah punya buah hati? Atau senang bermain dengan anak-anak?
Betapa membahagiakan ya!
Sudah punya buah hati? Atau senang bermain dengan anak-anak?
Betapa membahagiakan ya!
Menjadi orangtua rasanya begitu lengkap hidup ini. Kita berusaha memberikan yang terbaik untuk mereka dalam segala hal misal makanan, pendidikan hingga mainan anak.
Bermain bermanfaat mengajari anak berbagi |
Tentu saja, anak-anak, berapapun usianya, akan senang bermain. Karena bermain bagi anak-anak kita adalah cara mereka mengeksplorasi segala sesuatu di lingkungan sekitar. Cara mereka belajar dan memahami sekelilingnya. Tapii, waspada ya Bunda, tidak semua mainan aman untuk anak.
Anak sulungku Nailah, ketika bayi berusia dua tahun pernah kemasukan mainan kecil di hidungnya.
Sebenarnya, itu mainan pin board game milik ayahnya dan tidak sengaja ia temukan saat bereksplorasi. Malam-malam, kami larikan ia ke UGD rumah sakit dan Alhamdulillah, setelah nyaris setengah jam berjuang, dokter jaga berhasil mengeluarkan pin dari hidungnya. Ngeriiii! Sumpah, aku trauma beli mainan apapun saat itu.
Mainan anak wajib bertanda SNI, kalau angklung? |
Manfaat Mainan untuk Anak
Selain menemani buah hati bermain, Tentu saja kerap membelikan anak-anak berbagai mainan.
Tak hanya untuk menyenangkan hati mereka, tapi juga untuk membantu tumbuh kembang si kecil. Mainan dapat menstimulasi tumbuh-kembang si kecil lho.
Jadi, tidak benar kalau membeli mainan itu sama saja membuang uang atau boros. Asal jumlahnya secukupnya saja, jangan sampai buah hati kita punya koleksi boneka hingga memenuhi rumah, hehehe. Itu kamar tidur atau toko mainan?
Tentu saja, mainan yang kita beli harus sesuai dengan usia dan perkembangan anak, dan juga sesuai hobinya. Misalnya untuk anak usia balita, kita membelikan mainan yang ukurannya cukup besar, jangan berbentuk kecil atau kepingan yang dapat ia masukkan ke mulut dan membuatnya tersedak.Jadi, tidak benar kalau membeli mainan itu sama saja membuang uang atau boros. Asal jumlahnya secukupnya saja, jangan sampai buah hati kita punya koleksi boneka hingga memenuhi rumah, hehehe. Itu kamar tidur atau toko mainan?
bermain menstimulasi tumbuh kembang anak |
Apakah ia suka meniru kegiatan orang dewasa seperti masak-masakan atau seperti anak saya, Aldebaran yang berusia 5 tahun, ia senang dengan mainan berupa lego dan puzzle yang mengasah otak dan menantangnya untuk menyelesaikan masalah.
Ia juga senang mainan mobil-mobilan seperti mobil hotwheel untuk dimainkan bersama teman-temannya.
Beli mainan anak dimana?
Tidak sulit mencari mainan yang cocok untuk buah hati saat ini.
Tidak sulit mencari mainan yang cocok untuk buah hati saat ini.
Kita bisa membeli mainan di toko mainan, di mall, di minimarket, pasar hingga warung. Abang-abang pedagang kaki lima yang nongkrong di luar halaman sekolah anak juga menjual mainan. Bahkan ada pasar khusus yang menjual mainan anak di Jakarta! Wow.
Dekat rumah teman saya, ada gudang grosir mainan yang menjual berbagai jenis mainan. Kalau anak-anak sedulur kesana, mungkin nggak mau pulang, hehe, pengen menginap saja. Saya saja betah berjam-jam disana! Hehe.
Jangan sampai salah pilih mainan membuat kesehatan anak terganggu |
Tapi, jangan tergiur begitu saja mainan anak yang murah dan menarik penampilannya
Berlakunya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) 2016, membuat Indonesia menjadi pasar menggiurkan bagi produk mainan dan pakaian anak dari luar negeri terutama Cina.
Mainan anak terutama yang berbahan besi, plastik dan kayu yang penampilannya menarik, berwarna cerah, dan berharga murah membanjiri pasar.
Tidak Semua Mainan Aman Untuk Anak
Ya, memilih mainan harus sesuai untuk usia anak.
Jangan membeli mainan berbentuk kecil-kecil untuk anak balita Berbahaya sekali. Balita sangat suka bereksplorasi dengan memasukkan sesuatu ke mulutnya.
Jangan sampai mainan yang kita berikan pada mereka membuat nyawa mereka terancam bahaya. Misalnya tersedak atau tertelan komponen kecil mainan yang kita beli.
Seperti ceritaku di awal postingan ini, Nailah kemasukan mainan di hidungnya karena kelalaianku. Hingga kini masih terbayang kengerian kejadian malam itu padahal sudah terjadi bertahun-tahun berlalu. Nah, aku merinding lagi, kan. Ya Allah, nyariii! Alhamdulillah, Allah melindungi.
Dan benar, kenyataan tak selalu seindah penampilan.
Ternyata, banyak mainan anak yang terbuat dari besi, plastik bahkan kayu terbukti mengandung zat berbahaya bagi manusia. Astaghfirullah, mengerikan ya?
Maksud hati, kita ingin membuat anak bahagia dan senang, ingin menstimulasi perkembangan anak eh ternyata malah berakibat fatal bagi perkembangan kesehatan anak.
Ya, demi mendapat untung besar, produsen terkadang tak memedulikan efek samping mainannya pada kesehatan.
Salah satu penelitian YLKI beberapa waktu lalu, mereka mengumpulkan sampel 21 mainan anak dari berbagai pasar dan toko mainan di Indonesia.
Hasil penelitian mereka mencengangkan, banyak ditemukan zat berbahaya pada mainan misalnya timbal, merkuri, kadmium dan krom. Zat berbahaya ini terdapat pada cat mainan yang berwarna menarik, bahan mainan yang terbuat dari plastik dan lainnya.
Mainan anak terutama yang berbahan besi, plastik dan kayu yang penampilannya menarik, berwarna cerah, dan berharga murah membanjiri pasar.
Tidak Semua Mainan Aman Untuk Anak
Ya, memilih mainan harus sesuai untuk usia anak.
Jangan membeli mainan berbentuk kecil-kecil untuk anak balita Berbahaya sekali. Balita sangat suka bereksplorasi dengan memasukkan sesuatu ke mulutnya.
Jangan sampai mainan yang kita berikan pada mereka membuat nyawa mereka terancam bahaya. Misalnya tersedak atau tertelan komponen kecil mainan yang kita beli.
Seperti ceritaku di awal postingan ini, Nailah kemasukan mainan di hidungnya karena kelalaianku. Hingga kini masih terbayang kengerian kejadian malam itu padahal sudah terjadi bertahun-tahun berlalu. Nah, aku merinding lagi, kan. Ya Allah, nyariii! Alhamdulillah, Allah melindungi.
Dan benar, kenyataan tak selalu seindah penampilan.
Ternyata, banyak mainan anak yang terbuat dari besi, plastik bahkan kayu terbukti mengandung zat berbahaya bagi manusia. Astaghfirullah, mengerikan ya?
Maksud hati, kita ingin membuat anak bahagia dan senang, ingin menstimulasi perkembangan anak eh ternyata malah berakibat fatal bagi perkembangan kesehatan anak.
amankah mainan plastik yang mereka gunakan? cek tanda SNI |
Salah satu penelitian YLKI beberapa waktu lalu, mereka mengumpulkan sampel 21 mainan anak dari berbagai pasar dan toko mainan di Indonesia.
Hasil penelitian mereka mencengangkan, banyak ditemukan zat berbahaya pada mainan misalnya timbal, merkuri, kadmium dan krom. Zat berbahaya ini terdapat pada cat mainan yang berwarna menarik, bahan mainan yang terbuat dari plastik dan lainnya.
Pernah juga heboh di media massa, sebuah perusahaan fast food
di luar negeri yang sering mengeluarkan mainan untuk pelengkap menu
anaknya, terpaksa menarik seluruh produk mainan anak berupa action figure tokoh kartun ternama karena ternyata setelah diteliti mainannya mengandung timbal, Lur! Huhu.
Selain itu, saya pernah baca majalah yang menyebutkan ada importir mainan yang tak beradab, mereka mengimpor mainan reject dari luar negeri.
Ada juga perusahaan mainan yang menggunakan limbah plastik bekas yang didaur ulang untuk dijadikan mainan anak. Tak heran, harganya bisa murah sekali. Hiiiy!
Bayangkan, limbah dijadikan mainan anak. Betapa ngerinya paparan zat berbahaya pada mainan jika dipegang dan dimainkan oleh anak kita terus-menerus. Boneka beruang atau mainan mobil kesayangannya ternyata berbahaya?
Mainan yang mengandung bahan timbal yang berbahaya bagi anak, dan menimbulkan penyakit serius apabila terpapar cukup lama seperti mainan anak-anak kita, ternyata bisa mengakibatkan penyakit kanker, kebutaan, cacat permanen, dan lainnya.
Agar anak tetap bersenang-senang main dengan mainan kesayangannya sekaligus tetap sehat, berikut ini Mimin Semarang Coret berbagi tips memilih mainan yang aman bagi anak :)
1. Beli mainan sesuai usia anak
Ya, seperti yang saya ceritakan di atas, membeli mainan harus sesuai usia anak. Untuk balita sangat tidak dianjurkan memiih mainan yang terdiri dari banyak bagian kecil-kecil seperti mainan lego atau kelereng, bola kecil yang berdiameter kecil. Bahaya untuk anak balita karena ia suka memasukkan segala macam barang ke mulut.
2. Pilih mainan yang mudah dibersihkan terutama mainan balita
Sebaiknya memilih mainan yang mudah dibersihkan agar aman dari kuman atau bakteri. Mainan terbuat dari kain atau plastik, sebaiknya bisa dicuci. Baca petunjuk perawatannya di label mainan. Sedangkan mainan dari kayu dan besi sebaiknya bisa mudah dibersihkan dengan lap atau cairan antiseptik.
3. Hindari mainan yang berujung tajam & lancip
Ya, Orang tua harus jeli ketika memilih mainan. Sebaiknya yang bahannya cukup kuat atau lentur ketika dimainkan. Jangan pilih mainan yang ujungnya tajam, atau bahan plastiknya mudah pecah karena bisa melukai anak.
Untuk mainan panah-panahan misalnya, harus berujung isap bukan yang tajam dan runcing. Sudah sering kita baca berita anak-anak yang mengalami kecelakaan karena mainan yang berbahaya seperti pedang-pedangan yang ternyata tajam dan menusuk mata anak, Naudzubillah.
4. Hindari membeli mainan yang memiliki tali atau pita panjang
Untuk balita, tidak dianjurkan memilih mainan yang memiliki tali atau pita panjang yang lebih dari 20 cm. Anak bisa tidak sengaja tercekik pita mainannya.
Awasi selalu anak kita ketika bermain ya. Jangan pernah lengah menjaga anak terutama balita, meleng sedikit bisa-bisa anak memasukkan benda asing ke mulut atau hidungnya seperti Nailah, yang kecolongan karena emaknya asyik mengetik naskah, huhuhu.
5. Teliti sebelum membeli
Jangan tergoda penampilan menarik suatu mainan. Perhatikan labelnya, tanyakan dengan detil pada penjual mainan tentang spesifikasi mainan itu. Ya, kita tidak sekadar membeli mainan tapi juga mempersiapkan masa depan buah hati. Hati-hati dengan mainan yang mengandung bahan beracun.
Selain itu, saya pernah baca majalah yang menyebutkan ada importir mainan yang tak beradab, mereka mengimpor mainan reject dari luar negeri.
Ada juga perusahaan mainan yang menggunakan limbah plastik bekas yang didaur ulang untuk dijadikan mainan anak. Tak heran, harganya bisa murah sekali. Hiiiy!
Bayangkan, limbah dijadikan mainan anak. Betapa ngerinya paparan zat berbahaya pada mainan jika dipegang dan dimainkan oleh anak kita terus-menerus. Boneka beruang atau mainan mobil kesayangannya ternyata berbahaya?
Mainan yang mengandung bahan timbal yang berbahaya bagi anak, dan menimbulkan penyakit serius apabila terpapar cukup lama seperti mainan anak-anak kita, ternyata bisa mengakibatkan penyakit kanker, kebutaan, cacat permanen, dan lainnya.
bermain itu menyenangkan |
Agar anak tetap bersenang-senang main dengan mainan kesayangannya sekaligus tetap sehat, berikut ini Mimin Semarang Coret berbagi tips memilih mainan yang aman bagi anak :)
1. Beli mainan sesuai usia anak
Ya, seperti yang saya ceritakan di atas, membeli mainan harus sesuai usia anak. Untuk balita sangat tidak dianjurkan memiih mainan yang terdiri dari banyak bagian kecil-kecil seperti mainan lego atau kelereng, bola kecil yang berdiameter kecil. Bahaya untuk anak balita karena ia suka memasukkan segala macam barang ke mulut.
2. Pilih mainan yang mudah dibersihkan terutama mainan balita
mainan yang asyik belum tentu aman |
3. Hindari mainan yang berujung tajam & lancip
Ya, Orang tua harus jeli ketika memilih mainan. Sebaiknya yang bahannya cukup kuat atau lentur ketika dimainkan. Jangan pilih mainan yang ujungnya tajam, atau bahan plastiknya mudah pecah karena bisa melukai anak.
Untuk mainan panah-panahan misalnya, harus berujung isap bukan yang tajam dan runcing. Sudah sering kita baca berita anak-anak yang mengalami kecelakaan karena mainan yang berbahaya seperti pedang-pedangan yang ternyata tajam dan menusuk mata anak, Naudzubillah.
4. Hindari membeli mainan yang memiliki tali atau pita panjang
Untuk balita, tidak dianjurkan memilih mainan yang memiliki tali atau pita panjang yang lebih dari 20 cm. Anak bisa tidak sengaja tercekik pita mainannya.
Awasi selalu anak kita ketika bermain ya. Jangan pernah lengah menjaga anak terutama balita, meleng sedikit bisa-bisa anak memasukkan benda asing ke mulut atau hidungnya seperti Nailah, yang kecolongan karena emaknya asyik mengetik naskah, huhuhu.
5. Teliti sebelum membeli
Jangan tergoda penampilan menarik suatu mainan. Perhatikan labelnya, tanyakan dengan detil pada penjual mainan tentang spesifikasi mainan itu. Ya, kita tidak sekadar membeli mainan tapi juga mempersiapkan masa depan buah hati. Hati-hati dengan mainan yang mengandung bahan beracun.
Pilih-pilih mainan yang sesuai dengan usia dan hobi anak |
7. Pilih mainan produksi buatan dalam negeri
Dibandingkan mainan impor murah-meriah yang membanjiri pasar Indonesia saat ini, saya lebih memilih membeli produk mainan dalam negeri. Kualitas mainan buatan Indonesia tak kalah bagus kok dengan buatan luar negeri.
Tak jarang kita dengar, mainan atau produk produksi Indonesia malah mendunia. Seperti bola kaki buatan Majalengka yang telah menembus pasar dunia dan mendapat sertifikat standar FIFA (Detik.com, 2014).
Masa kita sebagai orang Indonesia malah tergila-gila produk luar negeri? Apa kata dunia?
Selain itu, bila membeli mainan produk dalam negeri, kita lebih mudah mencari tahu perusahaan mainannya, bagaimana track recordnya dan lebih mudah komplain pada produsen mainan langsung.
Terus, Membeli produk dalam negeri berarti menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Indonesia pun lebih sejahtera.
8. Pilih mainan yang sudah berlabel SNI
Agar lebih aman dan terjamin keamanan mainan yang sedulur beli, pilihlah mainan yang bertanda SNI (Standar Nasional Indonesia).
Sekarang Kementerian Perdagangan mewajibkan mainan anak baik produksi dalam negeri atau diimpor dari luar negeri, menempelkan label SNI pada produknya. Merujuk peraturan pemerintah yaitu Peraturan Menteri Perindustrian No. 55/M-IND/PER/11/2013/ yang memberlakukan Standar Nasional Indonesia secara wajib.
Segala jenis mainan anak yang beredar di seluruh Indonesia kini harus lulus pengujian untuk mendapatkan label SNI di kemasannya. Contoh mainan yang wajib berlabel SNI adalah boneka, mainan yang dirakit, puzzle, kereta listrik, sepeda roda tiga, skuter, baby walker, hingga balon dan pelampung renang.
Semua proses pengjuian dan pelabelan ini bukan untuk membuat keribetan tapi demi melindungi kesehatan dan keamanan konsumen cilik, buah hati kita.
Apa itu mainan berlabel SNI?
Peraturan pemerintah yang mewajibkan penempelan SNI pada mainan ini berlaku mulai 1 Mei 2014, berarti sudah hampir dua tahun kebijakan keren ini berlaku.
Dan sebagai konsumen cerdas, kita harus yakin keamanan mainan yang kita beli, karena itu pilihlah mainan yang bertanda SNI. Iyaa, nggak hanya helm yang wajib pakai label SNI Lur.
teliti sebelum membeli mainan untuk anak |
Anak-anak adalah masa depan bangsa. Untuk membangun masa depan cerah, kesehatan dan keselamatan anak harus terjamin. Bila anak terpapar zat kimia terus-menerus yang menyebabkan sakit serius, atau cacat permanen makan masa depan bangsa kita terancam.
Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah menetapkan 5 SNI sebagai standar untuk mainan anak.
Adapun fokus BSN dalam menyusun standar mainan anak adalah pertama produk mainan harus bebas dari paparan zat kimia berbahaya seperti timbal dan merkuri.
Kedua, BSN menilai standar keamanan suatu mainan dari bentuk keamanan sudutnya seperti yang saya uraikan diatas banyak mainan anak yang beredar ternyata tidak memedulikan standar keamanan mainan seperti ujung panah lancip, peluru senjata mainan yang tajam.
Tidak jarang kita mendengar kasus anak terluka bahkan meninggal karena mainan yang tidak memenuhi standar keamanan. Sediih!
Ketiga, soal sistem kelistrikan mainan anak yang menggunakan baterai. Tidak sedikit kasus kecelakaan terjadi karena anak tersetrum mainan, msalnya. Keempat, mainan berbahan kain harus aman dari zat pewarna berbahaya.
Mainan juga ada yang berbahaya lho |
Uji keamanan ini meliputi tiga pengujian yaitu uji fisis dan mekanis, uji bakar dan uji kimia. Setelah suatu produk mainan lulus ketiga pengujian, barulah produsen dan importir berhak mendapatkan sertifikat SNI untuk produknya.
Sekali lagi, aturan ini bukan untuk menyusahkan para produsen atau importir tapi demi masa depan anak-anak Indonesia yang cerah.
Pemerintah akan memberikan sanksi yang berat berupa denda dan kurungan penjara apabila produsen ataupun importir melanggar ketentuan pemberian label SNI ini lho. Sekali lagi karena masalah mainan anak bukanlah masa sepele ya.
Jadilah Konsumen Cerdas
Ya, pemberian label standardisasi seperti ini bukanlah hal baru bagi negara-negara Eropa, Amerika dan Jepang, misalnya. Jika kita membeli mainan anak impor yang bermerek terkenal seperti Mattel, Fisher Price, label keamanan seperti SNI sudah tertera di kemasan mainan juga kategori usia anak pengguna mainan tersebut.
Tapi, tentu saja kita harus mengapresiasi kebijakan pemerintah ini dan mulai memperhatikan keberadaan label SNI pada mainan anak dan menjadikannya acuan dalam membeli mainan anak yang aman
Si Koncer |
Selalu berhati-hati dalam membeli produk mainan untuk buah hati. Belilah di toko terpercaya, minta penjelasan sedetail mungkin untuk produk mainan yang kita beli, apakah ada garansinya, tanyakan alamat untuk mengirim barang bila ada kerusakan atau komplain, minta pula nomer hotline perusahaan mainannya.
Selain itu, jangan lupa mengecek apakah sudah ada label SNI di kemasan mainan yang kita beli.
Memang agak repot, tapi bermanfaat untuk keselamatan dan keamanan buah hati dalam bermain dan bereksplorasi. Maaf ya postingan blogku panjang sekalii, semoga nggak ngos-ngosan dan kelaparan, haus dan dahaga setelah membacanya hihi. Untuk informasi lebih lengkap kunjungi http://ditjenpktn.kemendag.go.id.
Semoga kita menjadi konsumen cerdas dan selalu teliti sebelum membeli barang. Ya, Jadilah Konsumen Cerdas, Pilih Mainan Anak Berlabel SNI.
Tags:
Tips Emak
baby Kaizu mash punya mainan satu,masih mau beli lagi. Baca ini jadi tau banyak hal,ternyata yang kain bisa juga dicuci ya.. makasih mbak dew sharingnya^^
ReplyDeletesaya ngeri, mainan made in China yg tdk jelas keamanannya sudah merajai, bisa di dapat dgn mudah. Kemanakan mainan made in Indonesia? Waktu saya kecil, rasanya tak ada mainan made in2 selain made in Indonesia
ReplyDeleteBener, memilih mainan pun harus cerdas, jangan asal anak senang aja ya mbak. Thanks sharingnya mbak Dewi
ReplyDeleteWah bagus nih tipsnya
ReplyDeleteIya bener mbak.. pilih mainan anak jangan asal beli aja ya.. kudu aman
ReplyDeleteWah aku baru tau lho kalau pilih mainan juga harus ada label SNI nya.. Tfs mba..
ReplyDeleteAku juga baru tahu kalo mainan anak mesti ber-SNI.. Aku paling gak suka beli mainan anak yg merangsang kekerasan seperti pedang2an, pistol2an..
ReplyDelete