Dear Temans,
Alhamdulillah, bisa posting lagi..rekor nih, seminggu nggak menyentuh blog hehe.
Perasaan kami sebagai warga sebuah perumahan kecil di Ungaran lagi mengharu-biru nih. Ada apa, ada apa? Hehe.
rumah mungil kami |
Karena di Ungaran perumahan yang kami incar mahal sekali, akhirnya coba deh kalau di Semarang gimana? Ya, tetap sih di pinggirannya. Mulai deh mendatangi satu-persatu lokasi perumahan di brosur. Pas Abahku datang dari Bogor bareng Mama waktu itu.
Waladalah, ternyata kenyataan tak seindah brosur. Ya, harga rumahnya memang terjangkau. Tapiii, lokasinya benar-benar tak terbayangkan. Ada yang di gunung yang terpencil tak ada angkutan umum, ada yang bersebelahan dengan lapangan latihan tembak TNI. Ouch! Beberapa perumahan yang kami datangi juga tidak memuaskan, selain jauh dari rumah Bapak dan Ibu juga di Ungaran.
Alde and the gengs main di depan rumah |
Akhirnya, kami menjelajah Ungaran kembali. Saat itu tahun 2007 mulai banyak perumahan dibangun.
Di daerah yang kami tinggal saat ini, dibangun beberapa perumahan. Letaknya di tengah-tengah sawah. Kami membandingkan beberapa perumahan yang bersebelahan. Ada yang letaknya di dekat bukit, rumah tipe kecil letaknya persis dibawah bukit. Akk, takut longsor! Skip.
Ada perumahan yang tipe 36 tapi luas tanahnya kecil sekali. Sempit. Padahal harganya lumayan.
Walau sama-sama Ungaran, rumah orangtua di pusat kota. Sedangkan perumahan incaran kami ya, yang di pinggiran agar terjangkau harganya. Ada perumahan yang bagus, eh letaknya di atas, jadi harus ada acara naik-naik bukit dulu kalau ke rumah. Ya, Ungaran kan memang daerah pegunungan hehe. Jadi, banyak perumahan yang letaknya di dataran tinggi. Berasa tinggal di villa yaaa...
Pertama mencari rumah, kami sudah mengincar perumahan yang sedang dibangun ini.
Perumahannya tidak terlalu besar. Katanya hanya akan ada sekitar 30 rumah. Letaknya berseberangan dengan dua perumahan yang kami survei sebelumnya, yang dekat bukit dan yang satunya tanahnya sempit. Model rumahnya cantik. Tersedia tipe 45 dan 56 saja. Dakuw, suami dan bapak ibu sempat berkeliling meninjau rumah cantik yang sedang dibanguni itu.
kegiatan piknik bersama perumahan mungil kami |
Tapi, harganya hiks. Cukup menyesakkan dada hehe. Akhirnya, kami mundur dan mulai berburu rumah lewat brosur. Ketika mentok, akhirnya kami kembali lagi ke perumahan pertama itu. Teteup dengan muka pengen hihihi. Rumah yang tersisa tipe 45 tinggal dua lagi di bagian paling belakang. Yang rumah pojokan dekat pagar kompleks dan di bagian belakang, hook depannya semak belukar.
Setelah menghitung-hitung bujet untuk uang DP, akhirnya kami memutuskan nekad mengambil rumah di depan semak belukar itu. Dengan pemandangan bukit cemara. Nekad soalnya harganya mahal. Dan ternyata, jeda dua minggu kami kembali, harganya naik 11 juta, bo! Hiks.
Bismillah, yakin ada rejekinya. Kami mencari bank untuk cicilan rumah. Sembari mengurus surat-surat. Rumah pun dibangun. Alhamdulillah, Nailah ulang-tahun ke-1, kami pun bisa pindah menempati rumah baru kami denngan perabot seadanya. Nggak nyangka deh we can make it. Alhamdulillah.
kegiatan arisan PKK sambil belajar make up |
Kini, sudah hampir delapan tahun kami tinggal di perumahan ini. Indahna bertetangga di perumahan mungil kami. Di depan perumahan kami sudah ada perumahan besar dan mewah. Harga tanah dan rumah di daerah sini melonjak sejak Jalan tol Ungaran dibangun. Daerah yang dulunya gelap dan sepi, kini pembangunan dimana-mana. Kami betah disini karena tetangganya ramah dan akrab.
Walau pada sibuk karena para ibunya rata-rata bekerja di kantor atau punya usaha. Anak-anak juga punya banya teman sebaya. Semak belukar di depan rumah kini disulap jadi lapangan bulu tangkis untuk anak-anak bermain. Ayem dan tentrem rasanya. Kegiatan kami beragam mulai dari arisan PKK, senam, piknik dan kegiatan lainnya.
kegiatan agustusan di perumahan hehe |
Yang menggembirakan, awal tahun ini sebuah mushola dibangun di perumahan mungil kami.
Tak menyangka, akhirnya bisa terwujud lho. Maklum, penghuni di perumahan ini sedikit, dan biaya pembangunan mushola cukup besar. Saat warga berkumpul di rumah pak RT untuk membicarakan pembangunan mushola dan mengusulkan nama mushola, kami menganggap ini sebuah wacana yang entah kapan bisa terwujud.
Masya Allah, tak disangka. Indahnya bertetangga di perumahan mungil kami.
Tak lama kemudian, pembangunan mushola dimulai. Atas swadaya penghuni perumahan dan juga donasi dari banyak pihak. Ada yang menyumbangkan dua sak semen, ada yang menyumbangkan tegel. Nggak menyangka, tak lama kemudian mushola berdiri di depan perumahan. Tak jauh dari pintu gerbang kompleks.
anak-anak shalat sunnah sebelum shalat berjamaah dimulai di mushola |
Kini musholanya sudah selesai, tinggal dicat dan didandani. Masih banyak dana dibutuhkan untuk finishingnya. Tapi, kami sudah bisa menempatinya untuk shalat berjamaah Maghrib dan Isya. Anak-anak pun bersemangat sekali. Azan belum berkumandang sudah pada wudhu dan bersiap-siap ke mushola. Tak bisa diungkapkan betapa bahagianya hati kami. Semoga Mushola Al Fattah ini makin menjadikan kami orang yang bertakwa pada Allah dan senantiasa bersyukur. Juga semoga para penghuni makin akrab dan guyub hubungannya. Aamiin...
Tags:
My Life as A Mom
Nyaman ya mbaa kalo akrab sama tetangga maah :)
ReplyDeleteiyaaa jadi betah ya intan :)
DeleteTinggal di lokasi yg baik, dan memiliki tetangga yg jg baik adalah rizki yg besar ya mak. Gak kebayang kalau tetangga kita ga membuat nyaman. Ishhh kapan ngundang aku ke rumah cantiknya mak :)
ReplyDeleteiya mbaa, beneran rejeki yaaa...yuk main ke ungaran :*
DeleteRumahnya maniiiis, kesannya girly banget :)
ReplyDeleteJadi inget kompleks di rumah ortu, jaman masih kecil dulu kami juga rajin berlomba-lomba ke masjid... Jadi kangen.. :)
Semoga makin guyub dan rukun ama tetangganya ya mbak..
makasih mba dee, hihihi iyaa alhamdulillah bingiit..
DeleteSeneng ya kalo akrab dengan tetangga, bisa saling bantu ya. Aku di perumahan tempat tinggalku sekarang nggak segitu akrab dengan tetangga, sebatas tau aja sih.
ReplyDeletePaling suka kalo tinggal di rumah yang daerahnya deket atau areanya ada musholannya...
ReplyDeleteSuka warna dindingnya mbak, kalem. Enak ya tinggal di perumahan, beda ama tinggal di kampung
ReplyDeleteohhh ada arisan PKK juga...seruuu
ReplyDeleteRumah mbak dedew aku suku suasana sepi hening dan sejuk ada angin semilir sepoi2 hihi
ReplyDeleteYang pasti nya si dedew itu hati n sikapnya bikin adem.lembut n baik hati..djamin nyaman bertetangga
ReplyDeleteUdah dibikin TPQ belom mak di musholanya?
ReplyDeleteWaaahhh.... pengalaman nya mirip sama aku mbak. Anak umur 1 tahun passs bisa syukuran pindahan. Bedanya aku tinggal di komplek yang gede tapi banyak rumah yang tidak di tinggali. Hiks... Bener banget kalau ada yang bilang kalau tetangga yang baik itu adalah rejeki yang sangat tak ternilai... Mudah-mudahan kesini-kesini rumah2 di sekitar saya banyak terisi dan tetangganya baik-baik juga :-)
ReplyDeleteKedekatan bersama tetangga membuat betah dan nyaman ya mbak apalagi kalau jauh dari orang tua dan keluarga
ReplyDelete