Candi Sambisari di Kalasan, Yogya.
Dear Temans,S
Candi Sambisari di Kalasan, Yogya.
Dear Temans,Sudah pernah ke Candi Sambisari, Kalasan?
Letaknya tak jauh dari Candi Prambanan, sekitar 4 km. Penasaran deh dengan Candi Sambisari. Jadilah, rombongan anak Kucica bertolak ke Candi Sambisari naik gerobak sapi dari Omah Teh, seru!
kompleks candi sambisari yang indah |
Butuh waktu sekitar 20 menit, dari Omah Teh untuk sampai ke Candi Sambisari.
Iya, kami naik gerobak sapi yang ternyata bisa ngebut juga, hehe.
Sesampainya disana, anak-anak dibagikan tiket masuk serta cemilan dan minuman. Dan kami bebas mengeksplorasi candi selama setengah jam. Tiket masuknya murah-meriah Rp.2.000 untuk pengunjung dewasa, dan Rp.1.000 untuk anak-anak.
Suasana di kawasan candi nyaman dan bersih. Rumputnya terpangkas rapi.
Sampah juga tidak berserakan dimana-mana seperti layaknya tempat wisata di negeri kita.
Pengunjung cukup ramai termasuk kalangan anak muda berpasangan. Juga banyak yang rombongan yang berjalan sambil bercandan, cekikikan.
bongkahan candi diletakkan rapi di sisi taman |
Candi Sambi Sari terletak di Jalan Sambisari, Desa Sambisari, Kecamatan Kalasan Yogya.
Letak candi ini dikelilingi area persawahan dan pemukiman cukup ramai. Jadi, penduduk memanfaatkan obyek wisata candi dengan berjualan makanan dan minuman untuk pengunjung.
Candi ini adalah candi Hindu yang dulu terkubur abu vulkanik letusan Gunung Merapi nan dahsyat selama ratusan tahun. Tahun 1966, seorang petani menemukan bongkahan batu kecil yang tak disangka adalah bagian dari sebuah candi.
patung Dewi Durga di candi utama |
Temuan ini ditindak lanjuti pemerintah dan dilakukan penggalian oleh para arkeolog dan menemukan candi yang cukup megah. Candi ini dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Karena terletak di Desa Sambisari, dinamakanlah Candi Sambisari. Saat kami menuju area candi, diletakkan beberapa bongkahan batu dari candi di sisi taman.
anak-anak bersenang-senang di bawah mentari candi sambisari |
Siang itu panas cukup terik, kami berjalan mengelilingi kawasan Candi Sambisari yang tidak terlalu luas namun bersih. Namun, panas menyengat tidak membuat antusiasme anak-anak luntur. Taman-taman di sekitar candi yang teduh menjadi oase tersendiri bagi pengunjung. Banyak yang berteduh sambil bercengkrama bersama pasangan dan sahabat. Pemandangannya indah dan tidak bernuansa mistis.Tinggal dakuw nih mengeluarkan senjata andalan di panas terik, kacamata muka untuk menghindari silau.
Kami menuruni tangga batu menuju area utama candi.
Terlihat, Pengunjung bergantian berfoto di candi utama.
Ada reruntuhan candi yang belum direstorasi. Candi Sambisari terdiri dari satu candi utama dan tiga candi pendamping. Dan dikelilingi pagar batu.
jalan setapak rapi menuju area candi |
Ada tiga patung yang terpahat di candi utama, yaitu Patung Ganesha, patung Durga dan patung Agastya.
Kami sempat berfoto di masing-masing patung ini. Sedangkan bagian dalam candi utama, terdapat patung lingga dan yoni, simbol alat reproduksi manusia.
Anak-anakku excited, mereka memang suka melihat candi dan arca. Kami tidak terlalu lama di area candi, karena panas terik membuat anak-anak puyeng.
Rombongan pun kembali ke area dekat pintu masuk yang lebih teduh karena pepohonan.
arca di ruang informasi candi sambisari |
Ada sebuh ruangan kecil di belakang loket masuk.
Ternyata itu adalah ruang informasi berisi asal-usul ditemukannya candi Sambisari.
Termasuk gambar kronologis letusan Gunung Merapi yang dahsyat pada Abad ke-11 dan menimbun candi Sambisari hingga setinggi 5.5 meter. Masya Allah.
Selain itu, juga dipajang beberapa arca dalam kota kaca.
Disebutkan juga, beberapa arca peninggalan Kerajaan Mataram Kuno itu dicuri oleh pihak-pihak yang serakah dan hanya mementingkan keuntungan. Hiks.
Hiks. Iya Nak. Cukup lama kami melihat-lihat di ruangan informasi ini.
Tak lama kemudian, Ibu guru memanggil. Dan kamipun kembali melanjutkan perjalanan piknik kali itu.
Meninggalkan Candi Sambisari dalam keheningan.
Dan kesan mendalam yang membekasi di hati anak-anak.
Letaknya tak jauh dari Candi Prambanan, sekitar 4 km. Penasaran deh dengan Candi Sambisari. Jadilah, rombongan anak Kucica bertolak ke Candi Sambisari naik gerobak sapi dari Omah Teh, seru!
kompleks candi sambisari yang indah |
Butuh waktu sekitar 20 menit, dari Omah Teh untuk sampai ke Candi Sambisari.
Iya, kami naik gerobak sapi yang ternyata bisa ngebut juga, hehe.
Sesampainya disana, anak-anak dibagikan tiket masuk serta cemilan dan minuman. Dan kami bebas mengeksplorasi candi selama setengah jam. Tiket masuknya murah-meriah Rp.2.000 untuk pengunjung dewasa, dan Rp.1.000 untuk anak-anak.
Suasana di kawasan candi nyaman dan bersih. Rumputnya terpangkas rapi.
Sampah juga tidak berserakan dimana-mana seperti layaknya tempat wisata di negeri kita.
Pengunjung cukup ramai termasuk kalangan anak muda berpasangan. Juga banyak yang rombongan yang berjalan sambil bercandan, cekikikan.
bongkahan candi diletakkan rapi di sisi taman |
Candi Sambi Sari terletak di Jalan Sambisari, Desa Sambisari, Kecamatan Kalasan Yogya.
Letak candi ini dikelilingi area persawahan dan pemukiman cukup ramai. Jadi, penduduk memanfaatkan obyek wisata candi dengan berjualan makanan dan minuman untuk pengunjung.
Candi ini adalah candi Hindu yang dulu terkubur abu vulkanik letusan Gunung Merapi nan dahsyat selama ratusan tahun. Tahun 1966, seorang petani menemukan bongkahan batu kecil yang tak disangka adalah bagian dari sebuah candi.
patung Dewi Durga di candi utama |
Temuan ini ditindak lanjuti pemerintah dan dilakukan penggalian oleh para arkeolog dan menemukan candi yang cukup megah. Candi ini dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Karena terletak di Desa Sambisari, dinamakanlah Candi Sambisari. Saat kami menuju area candi, diletakkan beberapa bongkahan batu dari candi di sisi taman.
anak-anak bersenang-senang di bawah mentari candi sambisari |
Siang itu panas cukup terik, kami berjalan mengelilingi kawasan Candi Sambisari yang tidak terlalu luas namun bersih. Namun, panas menyengat tidak membuat antusiasme anak-anak luntur. Taman-taman di sekitar candi yang teduh menjadi oase tersendiri bagi pengunjung. Banyak yang berteduh sambil bercengkrama bersama pasangan dan sahabat. Pemandangannya indah dan tidak bernuansa mistis.Tinggal dakuw nih mengeluarkan senjata andalan di panas terik, kacamata muka untuk menghindari silau.
Kami menuruni tangga batu menuju area utama candi.
Terlihat, Pengunjung bergantian berfoto di candi utama.
Ada reruntuhan candi yang belum direstorasi. Candi Sambisari terdiri dari satu candi utama dan tiga candi pendamping. Dan dikelilingi pagar batu.
jalan setapak rapi menuju area candi |
Ada tiga patung yang terpahat di candi utama, yaitu Patung Ganesha, patung Durga dan patung Agastya.
Kami sempat berfoto di masing-masing patung ini. Sedangkan bagian dalam candi utama, terdapat patung lingga dan yoni, simbol alat reproduksi manusia.
Anak-anakku excited, mereka memang suka melihat candi dan arca. Kami tidak terlalu lama di area candi, karena panas terik membuat anak-anak puyeng.
Rombongan pun kembali ke area dekat pintu masuk yang lebih teduh karena pepohonan.
arca di ruang informasi candi sambisari |
Ada sebuh ruangan kecil di belakang loket masuk.
Ternyata itu adalah ruang informasi berisi asal-usul ditemukannya candi Sambisari.
Termasuk gambar kronologis letusan Gunung Merapi yang dahsyat pada Abad ke-11 dan menimbun candi Sambisari hingga setinggi 5.5 meter. Masya Allah.
Selain itu, juga dipajang beberapa arca dalam kota kaca.
Disebutkan juga, beberapa arca peninggalan Kerajaan Mataram Kuno itu dicuri oleh pihak-pihak yang serakah dan hanya mementingkan keuntungan. Hiks.
Hiks. Iya Nak. Cukup lama kami melihat-lihat di ruangan informasi ini.
Tak lama kemudian, Ibu guru memanggil. Dan kamipun kembali melanjutkan perjalanan piknik kali itu.
Meninggalkan Candi Sambisari dalam keheningan.
Dan kesan mendalam yang membekasi di hati anak-anak.
Tags:
jalan-jalan
Berasa terik gak tuh? Belum ada pohon rindangnya ya...
ReplyDeleteCandi di wilayah Yogya tuh bagus banget pengelolaannya, rapi dan nyaman buat jalan-jalan ya mbak, belum pernah ke tempat ini. Milzam pasti suka nih :D
ReplyDeletePasti panas banget ya mbak, tapi hijaunya itu mampu mendamaikan hati hehehe
ReplyDeleteCoba kalau candi Muaro Jambi ditata rapi seperti ini. Pasti lebih nyaman dan lebih banyak orang yang datang.
ReplyDeleteiya dek, keren banget deh ini pengelolanya, bersih bangett
Deletekalo tempatnya hijau begini mah aku betah main kesini..adem ke mata mbak...
ReplyDeleteWaaah, pas ke sana ngak sempet ngubek-ubek candi kalasan dan lain-lain.
ReplyDeleteAsyik banget neh ...
Mba, tiketnya murah amat ya.
ReplyDeletekayaknya lihat rumput hijau gitu pengennya tidur2an di rumput hihihi
ReplyDeletehihi iya mbaa anak2 langsung gogoleran, padahal lagi anaas pisan
Deleteyaapa rasanya naek gerobak sapiiiiiiii :D
ReplyDeleteseru chaaa hihihihi...gedubrakan haha
DeleteWah, aku belom pernah ke Candi Sambisari. Kalo ke Jogja, pasti ke Borobudur dan Prambanan. Tar kalo ke Jogja, pengen ke sana ah...
ReplyDeletebeberapa kali ke Jogya belum kesini, masukin list dulu ... :)
ReplyDeleteKalau ketemu sama yang menemukannya langsung akan lebih seru mbak. Biasanya Orangnya duduk-duduk di samping kantor informasi...namnya Bapak Karyowinangun. :)
ReplyDeleteWah mbaknya trayek travel nya sampek mana mana :)
ReplyDeleteAdem banget lihat pemandangan kaya gitu. Hijau dan indah
ReplyDeleteLucu naik gerobak :-)
ReplyDeleteaku pecinta candi maaak..selalu fascinated liat details relief dan mebayangkan serunya kehidupan saat itu :)
ReplyDelete