Dear Temans,
Sudah pada tahu kan, kalau dakuw orangnya pemalu? *idih pede banget pada tahu.
Iyaa..dakuw aslinya pemalu dan mengidap demam panggung akut, haha.
Asyiknya jadi penulis |
Iya, iya, gue norak abis. Jangan dicerca dan dibully dong, hiks.
Dan mungkin salah satu alasan daku memilih jadi penulis itu karena bisa jadi seleb tanpa harus tampil.
Wkwkw...iya, tetap pengen eksis tapi nggak mau tampil? Ribet banget sih jadi elo, Dew.
Iyaa, jadi penulis kan pekerjaan kontemplatif *uhuk, kayak nulis buku apaan aja lu, Dew.
Pekerjaan menulis itu mengobrol dengan diri sendiri di tengah kesunyian malam.
Treeet..ralat. Tepatnya, aku menulis di tengah keriuhan anak-anak main dan berantem. Good.
*Langsung luntur sisi kemisteriusan penulis.
Hasil karya yang bikin mataku kayak panda, diemail ke editor, dan kirim-kiriman draft PDF kita. Bolak-balik proof reading. Terus, dikirimi cover. Terakhir, SPK, alias surat kontrak. Yippie! Tinggal woro-woro sampai orang eneg deh di sosmed kalau kita punya baru bentar lagi hehe.
sharing di SD Assalamah Ungaran |
Ternyata, nggak sesimpel itu, Temans!
Jadi penulis ternyata..ternyata kudu tampil! Huhuhu!
Iya, nggak hanya tampil online. Berkoar-koar di sosmed kalau ada buku baru. Foto-foto selfie dengan buku dari segala sudut. Membalas inbox dari sahabat pembaca.
Ya, Penulis ternyata kudu talkshow, siaran radio, jumpa fans *uhuk.
Dan semua acara itu, sukses bikin buku eh bulu kudukku merinding, pemirsah!
Seminggu sebelum acara, biasanya dakuw sudah demam panggung.
Meriang, encok, gatal-gatal *ini lebay, didramatisir.
Meriang, encok, gatal-gatal *ini lebay, didramatisir.
Apalagi, kalau sudah mendekati Hari H. Huhuhu..
Mulut kelu, badan kaku. Keringat dingin..
Nekad jadi mentor workshop ngeblog hihihihi |
Alhamdulillah, biasanya pada hari H lancar-lancar saja.
Walaupun peserta disuguhi adegan penulis bicara terbata-bata. Dan kadang, blank *ups!
Kadang megap-megap kayak ikan mas koki. Toh, bisa juga aku bersuara, kikikik.
Ya, kupikir lagi, toh aku menceritakan suatu hal yang (lumayan) aku kuasai.
Sharing pengalaman menulis, behind the book, tips menulis. Bla..bla..
Aku nggak bakalan ditanyai rumus pytagoras atau resep memasak ayam balado, nehi, nehi.
Kenapa mesti nggak pede dan grogi?
Kenapa mesti nggak pede dan grogi?
dakuw bengong hihihihi`` |
Wkwkwkw...I Love You, Mom.
Yup, berkat menjadi penulis kegrogian dan demam panggungku berkurang jauh.
Alhamdulillah, bisalah memaksa diri tampil di depan umum demi memenuhi hasrat narsisistikku *glek.
Walaupun nggak sejago Nunik Utami, Ollie atau Bang Boim Lebon bicara di depan umum. Yaa, lumayan ada peningkatanlah hihihi.
Beberapa kali dakuw mengisi bedah buku, workshop nulis atau sekedar berbagi pengalaman jadi model eh penulis. Jadi, lumayan terbiasa deh.
Kuncinya? Banyak-banyak doa dan melakukan persiapan
Sebelum hari H, biasanya bikin beberapa persiapan yaitu bikin handout untuk dibagikan kepada peserta, walaupun minimalis banget penampakannya *gaptek hihihi.
Terus, Latihan di depan cermin dan berpidato di depan anak-anakku hehe.
Menyiapkan buku-buku untuk dijual eh dipamerkan kepada peserta. Ng,
Apa lagi ya?
Baca-baca buku buku tentang menulis deh buat bekal.
H-1, segala perlengkapan perang sudah disiapkan dan ditaruh dalam ransel unyu kesayanganku. Diceki-ceki beberapa kali. Soalnya, fatal kalau sampai ketinggalan! Oh, no!
Menyiapkan buku-buku untuk dijual eh dipamerkan kepada peserta. Ng,
Apa lagi ya?
Baca-baca buku buku tentang menulis deh buat bekal.
H-1, segala perlengkapan perang sudah disiapkan dan ditaruh dalam ransel unyu kesayanganku. Diceki-ceki beberapa kali. Soalnya, fatal kalau sampai ketinggalan! Oh, no!
Kayak waktu workshop di Semarang International School, aku lupa bawa buku yang mau kubacakan di depan anak-anak. Rencananya, aku pingin baca satu cerita dari My Funny Father. Eh, bukunya nggak dibawa, dong!
Untunglah, Mas Imam, yang mengundangku kesana tuh bawa bukuku di tasnya.
Jadi, aku pinjam punya dia.
Fiuh..Nyaris, aku harus mendongengi mereka dengan berita kriminal dari koran Suara Merdeka hehehe.
Untunglah, Mas Imam, yang mengundangku kesana tuh bawa bukuku di tasnya.
Jadi, aku pinjam punya dia.
Fiuh..Nyaris, aku harus mendongengi mereka dengan berita kriminal dari koran Suara Merdeka hehehe.
Jadilah, ransel andalan selalu dipersiapakan dulu. Itu life guard bagi penulis grogi seperti aku *lebaynya kumat. Terus, Jangan lupa merapal doa yang banyak.
Baru-baru ini bareng Rahmi Aziza, Emak yang punya blog www.rahmiaziza.com yang baru meraih Blog Of The Month Bulan Juni dari KEB *keren! Bersama Mak Rahmi yang ketua Gandjel Rel, kami mengisi workshop ngeblog untuk pemula di Ungaran. Acara ini dibikin oleh Komunitas Penulis Ungaran dan Gandjel Rel. Alhamdullliah, bisa juga aku cuap-cuap grogi hahaha. Sharing is caring, kalau kata Orang Sunda pokok na mah.
Tiap anak membacakan tokoh karakternya |
Beberapa hari kemudian, dakuw diajak lagi sama Mas Ardie dan bojonya, Mbak Rahma. Laris, laris, hahaha...
Dakuw diminta mengisi sharing bersama ekskul jurnalistik SD Islam Assalamah di Ungaran.
Disana aku sharing tentang gimana membuat karakter yang unik dan menarik perhatian pembaca.
Ya, hitung-hitung berbagi oleh-oleh hasil workshop Room To Read di Lembang dulu.
Nggak nyangka, anak-anak perempuan ekskul Jurnalistik, semangat sekali. Mereka semua langsung bisa bikin tokoh unik dengan problemnya masing-masing. Nah, dari karakter unik bisa kita kembangkan jadi cerita utuh lho. Dan ide mereka keren-keren! Nggak nyangka deh!
Makasih banget yaa Mbak Rahma untuk kesempatannya. Semoga nggak kapok yaa, hehe.
abaikan tangan kidalku yaa hihihi |
Jadi? Moral of this Story eh cuap-cuap ini apaa?
Jangan lupa menggosok gigi sebelum tidur, hehe.
Ya, beranilah mengejar mimpimu. Bangun, dan bergerak. Impossible is nothing.
Lakukan semuanya dengan cinta, maka akan kau temui banyak keajaiban. Seperti yang terjadi padaku, dan jangan lupa undang dakuw yaa kalau mau bikin workshop menulis pliis, wkwkwkw..
Photo Courtesy of Mbak Rahma-Nya Mas Ardie
Samaaa Mbak, aku aslinya pendiam dan pemalu namun karena tuntutan profesih (dikeplak) sebagai penulis mau nggak mau aku harus tampil di depan panggung. Jadi ingat duluu banget rasanya grogi abis pas didaulat naik ke panggung baren Raditya Dika, Christian Simamora dan Mbak Windy Ariestanty.
ReplyDeleteTrus pas ngelola Mozaik juga mau nggak mau tiap kali launching buku aku selalu ngawali dulu sebagai owner. Beberapa kali juga ngasih materi kepenulisan tapi masih merasa kurang oke.
Insya Allah bulan Ramadhan nanti aku jadi pemateri tentang kepenulisan di acara pondok romadhon mahasiswa, jumlah pesertanya sih katanya 100 orang. MOhon doain agar aku ga grogi ya Mbak :D
ihwan mah pengalamannya banyaak...go go disoain lancar yaaa :)
DeleteAku nggak percaya dirimu demam panggung hahahaa....
ReplyDeletehihihi suweer..serius aku mbaaa :D
DeleteSama makdeew aku tu demam panggungan orangnya, tp suka sk-sok pede disuruh tampil blg mau hihihi, ya aku pikir dgn membiasakan diri tampil lama kelamaan demam panggung itu akan ilang. Jadi abaikan lah, suara yang bergetar, kaki yg gemeter ktika di depan umum, itu proses yg harus kulalui, sebelum jadi expert, hihihi
ReplyDeleteiya miii...melawan ketakutan, memberantas kegamangan, menghancurkan kemiskinan #apaseh
Deletebahkan aku pernah lupa hafalan Alfatihah pas TK mbk pdahal uda di luar kepala alias ilang gara2 grogi...emang mbk menulis bisa merubah pola makan eh pola percaya diri deng..
ReplyDeletehihihi ngga pa pa kalau TK mah mbaa..lah akyu? hihihi wis uzur mash grogi :D
Deletesaya dulu juga sering gemeteran kalo di suruh tampil, tapi setelah diikutkan lomba nyanyi, trus jd ketua kelas yg musti tampiiil terus, akhirnya pedenya muncul ...*tapi dikit siih hihihi
ReplyDeletemba ika kereen, memang harus dipaksa tampil dan berlatih bicara depan umum yaa...
DeleteJadi ingat pertama kali sok-sokan terima tugas jadi moderator. Mulai kata pembukaan hingga penutup, ditulis lengkap. Daaaan...usai pembicara menyudahi materi, contekan saya 'jiglok'..syalalala...ndredek, pucat dan terbata-bata menyudahi acara dengan wassalamu'alaikum saja..hihihi..
ReplyDeleteiya mbaaa..aku juga sama huhu...ah ayo kita latihan lagiii....
DeleteNggak percaya banget klo mak Dew demam panggung :p
ReplyDeletewkwkwkw..suwer mba :D
DeleteOh my... sama banget mbak.. kalaupun berani maju, ga bakal berani diriku bertemu mata dengan orang-orang.. pura-pura ngeliat lurus ke depan aja padahal pakai mode blur :D
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteAku tuh pas abegeh sering loh jadi MC pas acara peringatan hari besar Islam, trus di kampus juga beberapa kali jadi moderator. Etapi setelah uzur gini kok malah grogian kalo disuruh ngomong yak, hahhahaaa
ReplyDeleteWaah ternyata samaan kita, punya bakat sebagai tukang palu, alias pemalu hehehehe. Sumpah, Dew, aku ini ribut di FB atau blog tapi kalau ketemu ga selalu gitu *minta dicubit mesra*
ReplyDeleteDikau hebaaat kok mbaaa...bisa menulis asyik dan keren :).. kalau aku senengnya memang petakilan hehehehe...semangat et sukses terus yaa..
ReplyDeleteWahaha, baru nemu penulis yang selucu mbak Dew
ReplyDelete