Dear Temans,
Salah satu acara Me Time dakuw selain baca buku, jalan-jalan dan kopdar hore-hore, adalah main ke tetangga sebelah rumah. Biarpun tinggal bersebelahan dan rumah dempet kayak kembar siam, kami suka sok sibuk jadi jarang ketemu.
Jadilah, kalau ada waktu langsung deh cap cus ke sebelah, mengobrol.
Kangen-kangenan, hehe. Anak-anakku pun anteng main dengan putrinya Mbak Ami.
pengennya sih bikin masakan Thai kayak gini hihi |
Jadilah, kalau ada waktu langsung deh cap cus ke sebelah, mengobrol.
Kangen-kangenan, hehe. Anak-anakku pun anteng main dengan putrinya Mbak Ami.
Apalagi saat itu, kami dapat tugas membuat nasi bungkus untuk acara Nyadran syukuran kampung. Konsumsinya adalah sumbangan warga sendiri.
Tiap keluarga menyumbang 5 bungkus nasi dan lauk-pauk. Untungnya, Mbak Ami jago masak jadilah, aku dan ibu-ibu lain nebeng di Mbak Ami, masak bareng. Eh, tepatnya, dia yang masak, aku bantu ngerusuhi hihihi.
Tadinya, mau bikin siomay atau dimsum, eh masa orang pengajian dikasih makan siomay? Haha. Itu sih kami yang doyan bingit. Akhirnya disepakati menu standar nasi bungkus yaitu nasi, lauknya gelantin ayam, sambal goreng tempe, dan mie goreng yummii. Manut deh sama Chef Ami.
Namanya emak-emak kalau ngumpul, ya sambil ngemil. Mbak Ami menyuguhi kami dengan kacang mede dan cookies. Iya, kue kering klasik dengan rasa juara ya sejenis nastar, kue coklat, kastaengel.
Iya ya, lebaran sebentar lagi. Para reseller mulai menyetok dagangan. Habis mengganyang kue, Mbak Amin menyodorkan daftar harga. Olala, ternyata tester to yang kami makan barusan. Hahaha kena jebakan Betmen.
Order, order...persiapan lebaran. Aish, masih lama! Keburu habis digasak Bapake anak-anak, kikikik.
Perhatianku tertuju pada dua toples di dapur Mbak Ami.
Tiap keluarga menyumbang 5 bungkus nasi dan lauk-pauk. Untungnya, Mbak Ami jago masak jadilah, aku dan ibu-ibu lain nebeng di Mbak Ami, masak bareng. Eh, tepatnya, dia yang masak, aku bantu ngerusuhi hihihi.
Tadinya, mau bikin siomay atau dimsum, eh masa orang pengajian dikasih makan siomay? Haha. Itu sih kami yang doyan bingit. Akhirnya disepakati menu standar nasi bungkus yaitu nasi, lauknya gelantin ayam, sambal goreng tempe, dan mie goreng yummii. Manut deh sama Chef Ami.
Namanya emak-emak kalau ngumpul, ya sambil ngemil. Mbak Ami menyuguhi kami dengan kacang mede dan cookies. Iya, kue kering klasik dengan rasa juara ya sejenis nastar, kue coklat, kastaengel.
Iya ya, lebaran sebentar lagi. Para reseller mulai menyetok dagangan. Habis mengganyang kue, Mbak Amin menyodorkan daftar harga. Olala, ternyata tester to yang kami makan barusan. Hahaha kena jebakan Betmen.
Order, order...persiapan lebaran. Aish, masih lama! Keburu habis digasak Bapake anak-anak, kikikik.
Perhatianku tertuju pada dua toples di dapur Mbak Ami.
Pas aku dekati, waa...merinding! Ratusan serangga sedang konferensi di atas kapas!
Ngeri!
"Itu peternakanku, Mbak."
Hah, ternak apaan?
Olala, ternyata itu yang namanya Semut Jepang.
Menurut Mbak Ami, kini semut jepang sedang happening banget. Ramai dibicarakan seantero Nusantara. Beuh, beneran? Aku kok nggak tahuu? *kudet dari orok.
Menurut Mbak Ami, kini semut jepang sedang happening banget. Ramai dibicarakan seantero Nusantara. Beuh, beneran? Aku kok nggak tahuu? *kudet dari orok.
peternakan semut jepang mbak ami |
Semut Jepang memiliki 200 jenis lho dan dipercaya berkhasiat untuk mengatasi beberapa penyakit.
Ciri-cirinya, berbeda dengan semut biasa. Badannya keras, punya tiga pasang kaki, punya sayap tapi tidak dapat terbang, berwarna hitam mengilap dan tidak banyak bergerak. Hidupnya berkelompok dan gampang berkembang biak.
Bermula dari Mbak Ami yang suka ngilu kakinya bila bangun tidur. Saat cerita ke temannya, Mbak Monita itu pun cerita. Ibunda Mbak Monita, sudah lama mengidap diabetes. Bahkan, luka di kakinya menganga. Menurut dokter, sebelum membahayakan, kakinya harus diamputasi.
Bermula dari Mbak Ami yang suka ngilu kakinya bila bangun tidur. Saat cerita ke temannya, Mbak Monita itu pun cerita. Ibunda Mbak Monita, sudah lama mengidap diabetes. Bahkan, luka di kakinya menganga. Menurut dokter, sebelum membahayakan, kakinya harus diamputasi.
"Kami sudah bersiap-siap mau operasi, nunggu jadwal."
ini ragi untuk makanan semut jepang |
Di rumah, Ibunda Mbak Monita, Ibu Yati mengonsumsi semut Jepang. Ia membeli dari orang setiap hari 5-10 ekor. Entah bagaimana, semut-semut itu tumpah dan jatuh di luka ibu setengah baya itu. Tadinya, mau dibuang. Eh, diperhatikan sepertinya semut-semut itu membentuk jaringan.
Akhirnya, Ibu Yati memulai terapi untuk lukanya.
Semut-semut diletakkan di lukanya sebelum tidur. Saat bangun, si semut sudah berjatuhan di lantai. Begitu ia ulang-ulang setiap malam. Selama enam bulan terapi, lukanya mulai mengering. Dan dokter yang merawatnya tercengang melihat luka di kaki Ibu Yati sembuh. Subhanallah.
Namun, menurut Mbak Monita, perkembangan pasien setelah mengonsumsi semut Jepang ini berbeda-beda. Ada yang butuh waktu enam bulan, ada yang setahun, tergantung penyakit dan kondisi tubuhnya.
Beberapa manfaat mengonsumsi semut Jepang adalah meringankan sakit diabetes, sakit jantung, hati dan stroke, mengurangi kadar kolesterol dalam darah, mengatur tekanan darah, menyembuhkan asam urat dan meningkatkan kekuatan tubuh. Alhamdulillah, senut-senut di kaki Mbak Ami juga sembuh.
Cara mengonsumsinya?
Masukkan 3-5 ekor semut Jepang ke dalam kapsul lalu diminum disaat semutnya masih hidup. Bisa diminum 2-3 sehari.
Cara beternak semut ini pun mudah.
Cukup disediakan toples plastik atau kaleng, sekantong kapas muka, pelihara beberapa ekor semut Jepang dan diberi makan ragi tape. Perkembangbiakan serangga ini cukup cepat. Tidak memerlukan perawatan khusus dan tidak mengotori ruangan walaupun disimpan di dalam rumah. Karena semut Jepang tidak bisa terbang dan kabur dari toples terbuka hehe.
"Bawa toples saja Mbak dengan kapas. Nanti kubantu ternakin dulu," Kata Mbak Ami.
Tetanggaku ini asli baik hatiii...*ngerayuu!
Nggak terasa, sudah sore. Masakan untuk sedekah sudah siap.
Dkauw dan anak-anak pun mlipir. Betapa menyenangkan nenangga hari itu.
Biarpun obrolan kami random dan tekadang absurd haha. Ya, seperti isi postinganku kali ini.
Hihiii, aku merinding kalo lihat serangga ngumpul gitu mbak.
ReplyDeleteIni kayak di rumah ibu, kakak iparku tuh ternak semut jepang juga. Waktu aku ditawari, nolak keras deh, bikin merinding, hihiiii
Subhanallaaaah.. baru tau aku tentang semut jepang ini, mbak... makasih infonya mbak :)
ReplyDeleteBaru tahu semut Jepeang dan manfaatnya.
ReplyDeleteAiis bener2 kudet nih daku :)
aku baru tahu semut jepang ini mbak. Ih ya aku pernah loh menyajikan somay di pengajian ibu=ibu waktu ketempatan dirumah :). Aku eslalu menyajikan makanan yang aku & anak-anak suka hehehe curang ya
ReplyDeleteHukumnya halal nggak Mbak makan semut jepang hidup-hidup? :-0
ReplyDeletemak @lidya: hihi iya, soalnya udah ada panduannya kudu nasi bungkus, dan pengajiannya di lapangan sekitar 800 orang, aneh kalau tiba2 ada yg dapat siomay hihihi...pasti kaget :D
ReplyDelete@mba wati; iya, lihatnya serem hihihi malah sepupuku makannya langsung glek ngga pake kapsul atua pisang..
ReplyDelete@mba tatit: aku juga baru ngeh kemarin itu mba...ternyata happening bingit...
ReplyDelete@litati: iya mba, makasih udah mampiir....
ReplyDelete@ihwan: ngga tahu ya wan, katanya bisa dimasukin ke air panas terus ditenggak...coba dakuw cari2 hukumnya yaa
ReplyDeleteEh? Baru ngerti kalau semut pun bisa dijadiin obat kayak gini :O
ReplyDeletesemutnya memang dari Jepang ya?..
ReplyDeleteduuuuh, baru tau mak kalo manfaat semut Jepang sebanyak itu. makasih mak dew sharingnyaa :))
ReplyDeleteengga papa tuh Mbak, ditelan hidup-hidup? serem juga, tapi kalau mau sembuh, ya harus mau ya Mbak..
ReplyDeletehmmm... boleh juga dipertimbangkan jadi camilan. Semisal bertamu gitu terus sama tuan rumahnya disodori camilan, "silakan lho disambi semut Jepangnya, bagus buat kesehatan", kedengarannya agak serem gitu ya? hahaha
ReplyDeleteBaru tahu juga nih, begitu besarnya manfaat semut jepang buat yg kena penyakit diabetes :-D
ReplyDeletewah..menarik juga ya mba....semut jepang dengan segala khasiatnya..kalau memang manjur, kenapa ngg dicoba toh..
ReplyDeletehmm....
ReplyDeletesebenernya horror juga sih kalau melihara semut gitu. dikasih makan pula...
entah kenapa saya nggak pernah suka sama serangga..
Waah beternak semut, sepertimya ini cocok buat ibu mertuaku nih, suka ngilu2 katanya kakinya. Thanks inponya makdew
ReplyDeleteAku sudah beternak semut jepang ini, karena keluargaku ada turunan diabetes. Mudah banget, dalam sebulan saja sudah beranak pinak. Tadinya cuma punya 3 ekor, sekarang udah ratusan :D
ReplyDeletesemut jepang???kira2 aku kolu nggak ya memakannya...hiks
ReplyDeleteBeli di toko mana mbak klo mau memelihara semut jepang? Baru denger ** ketinggalan kereta ternyata
ReplyDeleteDan semut itu pasti akan hidup di dalam tubuh kita pas ditelan? hehehe
ReplyDeleteSaya benar2 baru tau tentang semut jepang ini dari blog ini, mbak *ternyata lebih kudet lagi, hahaha* makasih ya infonyaa... Duh, mudah2n tetap sehat supaya nggak perlu makan semut jepang, nggak tega mbak. Semut kan imut... :v
ReplyDeleteWalah melihat semut bergerombol saja sudah merinding, apalagi makan semut hidup. Trus kalau semutnya jalan2 di usus gimana? Menggigir kerongkongan dan ususku..hi...*mulai berkhayal gak jelas
ReplyDelete