Dear Temans,
Ada yang menggelitik dari beberapa kopdar penulis & blogger yang kuikuti baru-baru ini.
Iyaa, ngaku, dakuw hobinya kopdar hihihi. Ya, selain untuk silaturahim, foto narsis, manfaat kopdar en ngerumpi itu banyak memercikkan ide-ide seru. Baik untuk nulis buku, atau lainnya.
Kalimat ini terngiang lagi. Jangan Ngeluh Melulu di Facebook.
Kalimat ini terngiang lagi. Jangan Ngeluh Melulu di Facebook.
bijak sosmed |
Berhubung dakuw telat datang ke kopdar akbar PBA dan IIDN Semarang hari ini, karena harus ngepel dulu *uhuk. Jadi, dakuw nggak bisa sharing apa sih yang diobrolin Mbak Dian Kei tentang cernak. Coba colek Mak Uniek, Mbak Irfa, Taro and the gang yaa. Hihi.
Kopdar PBA IIDN Semarang With Mbak Dian Kristiani |
Hanya ada yang menggelitik dari obrolan kami tadi.
Iyaa, pengakuan dosa. Kelar meet and greet sekitar pukul 13.00, dan semua penggemar Mbak Di pulang, kami masih nongkrong di rumah Taro, rumpi mpe nggak sadar udah jam 16.00 sore! Huaa, tadi kan ijin bojo cuma sebentar, yang..cuma mau ketemu Mbak Di doang *jitak hihi.
happy sosmed |
Ada ungkapan senada yang dilontarkan oleh Mbak Dian Kristiani, penulis cerita anak produktif ini tentang sosmed. Dan ajaibnya, persis sama dengan pesan Bhai Benny Rhamdani dan Mbak Indjul beberapa waktu lalu.
Apa itu?
"Jangan kebanyakan curhat, ngeluh melulu di Facebook. Dan sosmed lain."
Yup, itu pesan makjleb dari Mbak Dian Kristiani, Mbak Indjul & Bhai Benny Rhamdani.
Kompak bingits kan? Mereka nggak calling-callingan lho berpesan begitu, hehe.
Ya, Facebook dan sosmed lainnya seperti Twitter, Path, bukanlah diary.
Walaupun kita bebas apdet status,unggah foto, walaupun itu wall kita sendiri. Suka-suka kita.
Jangan deh kebanyakan ngomel di sosmed.
Apalagi menyerang si A atau si B di status, mengeluh tentang ini itu, lalu ketika ada yang tersinggung, langsung ngeles. Memangnya ngomongin situ?
.
Ya, sosmed mungkin tidak mencerminkan diri kita sebenarnya. Tapi, orang-orang tahu kita, menilai kita, dari cara kita berinteraksi di sosmed, salah satunya.
Dengan banyak status mengeluh, kita jadi membangkitkan kekepoan orang. Yang belum tentu mereka peduli, mereka ingin tahu saja.
Seseorang dinilai bukan hanya dari kecakapannya dalam suatu bidang. Tapi juga attitude-nya. Personal brandingnya.
"Prinsipnya, jangan menyakiti orang lain. Kalau kita tanpa sadar misuh-misuh tentang PNS ini itu. Bisa saja, diantara 5000 teman kita itu ada yang PNS, atau pasangannya PNS. Pasti tersinggung. "
Iya, sebisa mungkin sosmed ini untuk menjalin relasi dan networking. Bukan nambahin musuh. Hiks.
Sudah banyak yang kena pasal pencemaran nama baik atau berantem dengan teman sendiri gara-gara status di sosmed.
Apes lagi, kalau editor atau orang yang ingin memakai jasa kita, memberi orderan nulis buku misalnya, jadi ilfil kalau baca status kita yang nggak bingits. Dikit-dikit ngeluh. Dikit-dikit bete ini itu. Atau jadi berpikir, nih Mbak penulis kok galak banget ya? *lalu mlipir.
Apes lagi, kalau editor atau orang yang ingin memakai jasa kita, memberi orderan nulis buku misalnya, jadi ilfil kalau baca status kita yang nggak bingits. Dikit-dikit ngeluh. Dikit-dikit bete ini itu. Atau jadi berpikir, nih Mbak penulis kok galak banget ya? *lalu mlipir.
Atau malah bikin status rempong melulu. Sibuk ini itu.
Waduh, jangan-jangan Mbak editor batal ngorder kita karena dibilang lagi sibuk bingiits. Bakal nggak bisa tepat jadwal.
Rugi kaaan! :)
Jadi, jangan curhat melulu di FB. Ngeluh melulu.
Ngomel melulu.
Mending kayak aku jualan buku melulu *lalu diunfollow haha.
Jangan nulis status kalau lagi marah.
Sebelum menulis status atau komentar di sosmed, pikir dulu kira-kira nulis ini bikin tersinggung nggak? Bikin kisruh suasana nggak?
Tapi, bukan berarti nggak bisa nulis status yang kritis terhadap sesuatu lho ya. Yang penting ditulis dengan santun dan tidak menyinggung.
Gunakan sosmed secara bijak, kalau bisa yang mendukung personal branding kita, mendatangkan manfaat bagi pekerjaan kita, misalnya. Bagi penulis, promoin buku baru terbit, berbagi proses kreatif, atau tips-tips menulis.
Kalau kata ahli personal branding, manfaatkanlah status di sosmedmu untuk menaikkan personal brandingmu. Misalnya penulis nih. pasang status FB, atau meng-tweet hal-hal yang berhubungan dengan kepenulisan misalnya. Jangan terlalu random kayak eyke, hihi.
Seperti status-status penulis unyu dari Salatiga, Artie Ahmad. Status-statusnya menurutku keren. Karena berhubungan dengan menulis dan baca, sesuai dengan brandingnya.
Tapi, jangan salah.
Ngga boleh curhat melulu. Atau ngeluh melulu. Bukan berarti nggak boleh bikin status bercerita, atau panjang-panjang di FB lho.
Ada beberapa sahabat yang banyak followernya di FB disebabkan karena status-status mereka yang asyik. Misalnya Teh Lygia Pecandu Hujan yang suka bikin status panjang tentang cerita kesehariannya, kesibukannya sebagai emak dan writer. Insipred lho. Kita jadi tahu betapa tegarnya beliau. Ada pula Archa Bella arsitek yang kocak dan statusnya bikin kita jadi berpikir lebih dalam.
Teman-teman penulis dan blogger lain juga banyak yang inspired. Misalnya Mbak Nita Ninit Kasapink, Siti Maryamah. Mereka suka berbagi cerita di wall FB nya tentang keseharian mereka, tapi tanpa maksud mengeluh, atau curhat melulu.
Tapi, jangan salah.
Ngga boleh curhat melulu. Atau ngeluh melulu. Bukan berarti nggak boleh bikin status bercerita, atau panjang-panjang di FB lho.
Ada beberapa sahabat yang banyak followernya di FB disebabkan karena status-status mereka yang asyik. Misalnya Teh Lygia Pecandu Hujan yang suka bikin status panjang tentang cerita kesehariannya, kesibukannya sebagai emak dan writer. Insipred lho. Kita jadi tahu betapa tegarnya beliau. Ada pula Archa Bella arsitek yang kocak dan statusnya bikin kita jadi berpikir lebih dalam.
Teman-teman penulis dan blogger lain juga banyak yang inspired. Misalnya Mbak Nita Ninit Kasapink, Siti Maryamah. Mereka suka berbagi cerita di wall FB nya tentang keseharian mereka, tapi tanpa maksud mengeluh, atau curhat melulu.
Mengeluh juga boleh. Namanya manusia ada up and downnya. Ada suka dukanya.
Pengen berbagi kegalauan adalah manusiawi. Tapi sekali lagi, dosisnya secukupnya saja.
Jangan too much, karena akan merugikan diri sendiri.
Ah, baiklah.
Semoga dakuw bisa lebih bijak lagi bersosmed.
Pengen berbagi kegalauan adalah manusiawi. Tapi sekali lagi, dosisnya secukupnya saja.
Jangan too much, karena akan merugikan diri sendiri.
Ah, baiklah.
Semoga dakuw bisa lebih bijak lagi bersosmed.
A reminder for myself di awal tahun ini. Happy New Year, ya temans :*
Photo Courtesy of Inung Nie,
Akarakingdom & Araidz di http://www.freedigitalphotos.net
Akarakingdom & Araidz di http://www.freedigitalphotos.net
Tags:
Tips Emak
Wah, saya suka ngeluh, gak, ya? Kayaknya lebih sering koplaknya deh hahahaha
ReplyDeletekapan bisa kopdar sama Mbak Dewi? :( hiks
saya PNS mak...halah *gagalfokus*
ReplyDeleteBtw bener banget kok...setujuu bgt sosmed sbaikknya bukan jd ajang keluh mngeluh. sy suka gerah klo liat status yg memenuhi lini masa isinya keluh2an. karenya sebisa mungkin saya juga menghindari keluh mengeluh di sosmed. terlebih klo cuma bakal bikin rusuh. meskipun kadang2 kecolongan juga siiik. suka gatel gitu yaa.
tapi berusaha sangat utk tdk mengeluh di sana lagi.
TFS mak
baca ini sambil nginget2 fb ku mbak,sering ngeluh nggak yaa..hehehe
ReplyDeleteAduh saya juga pernah ngeluh mak. Semoga nggak ilfil sama saya ya.
ReplyDeleteMemang, jujur banget, kalau baca yg ngeluh2 gitu sekaligus nyinyir banget malah ikutan sebel. Paling langsung tak skip. Kalau emang tak kenal orangnya langsung tak unfriend.
terima kasih sudah diingatkan mbak. Aku catet gak curhat di sosmed :)
ReplyDeleteHehe udah insap Mba malah saking insapnya jarang nyetatus..
ReplyDeletePaling bwt apdet blog ama cek notif grup.
@ikha:sama kok say..dakuw juga masih sering ngeluh, this is a reminder for me...hehe..
ReplyDelete@lidya: hihihi boleh maak..bebas kok...
ReplyDelete@anaz: kalau main ke semarang naz, colek me yaa :*
ReplyDelete@ophi: aku suka sih baca2 status teman yang panjang, cerita macam2..jadi merasa kenal lebih dekat dengan mereka...malah jadi inspirasi juga...bahkan ada beberapa tmn yang followernya banyak pisan krn status2 mereka ttg kejadian sehari2, sekilas nampak biasa, tapi menyentuh..tapi ada yang annoying sampe kepikiran, ngga cape apa yaa misuh2 teruuus hehe..
ReplyDelete@hana: halah dirimu ndak atuuh mak :)
ReplyDeletesaya malah suka hide teman yang kebanyakan ngeluh di socmed, Mak. Bikin news feed saya gak sedap dibacanya hehe
ReplyDeleteBegitulah kita sebagai pengguna facebook :)
ReplyDeleteAku kayaknya kebanyakan share link tulisan dari blog deh :p
ReplyDeleteaduuh makasih banget Mbak Dewi...jadi ngingetin untuk hati-hati apdet status.
ReplyDeleteDuh Gusti ampun dech ! Sy suka nyakitin banyak orang....
Tobat..tobat....
Makjleb bngt...sy juga hrus slalu diingetin..supaya jgn banyak ngeluh...TFS mba:)
ReplyDeletekomenku masuk ga ya mak?
ReplyDeleteahh..setojoo bingits..
Deletesocmed just for have fun..
Jangan ngeluh di fb..... di BBM boleh ahahahaha :))
ReplyDeleteuni suka sesekali ngeluh...
ReplyDeletesejauh ini belum merugikan uni...
menurut uni, bhai, cici DK dan kak Injul juga pernah melalui proses euforia "fb jadi ajang mengeluh" itu juga dulu... *dulu pernah baca2 juga status2nya soalnya. dari tahun 2007 hihihi
hehehe.. karena sudah tau resikonya dan pernah ngalamin... jadi tanpa sengaja, bisa samaan bilang "jangan ngeluh melulu di fb" hehehe
dan kita-kita yang "junior" bisa bercermin pada "senior" efek sampingnya..:)
kalau uni ... fb is fun.... so far is really fun social media i ever use..:)
Uda ngga punya sosmed menyelamatkan ku dari status galau, Mbak.. Tapi sama aja sih, lha wong di blog tetep dibahas. Hahah.. :D
ReplyDeletedah tobat, awal-awal FB-an dulu banyak status galau. Tulisan mak Dew ini juga jadi peningat bagi diriku. :)
ReplyDeletesiap, laksanakan. saya juga termasuk yang suka ilfil baca keluhan orang di FB. cz menurut saya ngga tepat sasaran & nggak menyelesaikan masalah : 0
ReplyDelete@uni: iya unii..boleh kok ngeluuh..namanya manusia butuh berbagi, yang ngga cucok itu yang ngeluh melulu..cape dyehh hehe...
ReplyDelete@bwby: iyaa..curhat di blog lebih puas..bisa nulis panjaang dan gampang searchnya lagi kalau mau dibaca ulang hehe
ReplyDeleteSaya PNS, dan bahkan sering kena sentil, ga jauh-jauh, kerabat dekat pun juga begitu. Tapi ga saya tanggepin, yg penting saya bisa kerja sebaik dan semampu saya bisa..
ReplyDeleteMengenai keluhan di fb, ya biarin aja mba.. Palingan kalo dia sadar, dia bakal malu sendiri dengan apa-apa yang telah diposting selama ini.. :D
Ikut senyum bacanya mbak karena saya juga kadang suka senyum kalau liat status update yang ngeluh-ngeluh atau ngamuk-ngamuk di social media. Sayang rasanya media sosial buat share yang negatif ya :)
ReplyDeleteSetuju. Tapi sebenarnya bukan karena boleh nggak boleh sih kalau aku tapi memaksakan diri untuk taat jadwal. Kalau taat jadwal sebenarnya nggak sempet ngapa2in sih di socmed kecuali ngurusi dagangan dan KEB. Tapi kadang2 masih lupa diri sedikit, nggak separah dulu hahahaaa
ReplyDelete@raifa: iya say, kalau dakuw sih kalo mengganggu banget baru kuhide, ngga pernah delete juga..:)
ReplyDelete@maklus: iyaa..aku masih terjerumus nih mba, nyandu nongkrong di fb huhu
ReplyDeleteSetuju mbak.. kadang suka risih juga ya, kalau baca status orang yang hanya ngeluh melulu di sosmed. Kok kayak diary aja he..he..
ReplyDeleteDi samping itu, saya juga suka sekali membaca status orang-orang tertentu yang bisa menginspirasi dan bermanfaat bagi kita
Mengingat-ingat, pernah ngeluh di sosmed gak ya.... mudah-mudah gak deh....
ReplyDeleteSaya pernah sekali kopdaran ma mbak Dian Kris, gak pelit ilmu dan kocak...hihi
Setuju Mak Dew, nggak usah ngeluh di FB. qiqiqi apalagi sampai berantem. Peace. :)
ReplyDeleteAnak ngompol, ngeluh. Genteng bocor, ngeluh. Suami pulang telat, ngeluh. Lama2 pemirsa FB jadi mikir, ini orang nggak ngerti bersyukur banget ya? Bisa napas pake hidung (bukan pake selang oksigen), bisa jalan pake kaki (bukan kursi roda), kok ngributin hal2 sepele.
ReplyDeleteKalo cuma anak rewel, berantem ama suami, sama tetangga, siapa sih yang nggak pernah? Kita semua pasti ngalamin kan, apalagi emak rempong hihihi.
Yuk, bijaksana bijaksini dalam berFB
Anak ngompol, ngeluh. Genteng bocor, ngeluh. Suami pulang telat, ngeluh. Lama2 pemirsa FB jadi mikir, ini orang nggak ngerti bersyukur banget ya? Bisa napas pake hidung (bukan pake selang oksigen), bisa jalan pake kaki (bukan kursi roda), kok ngributin hal2 sepele.
ReplyDeleteKalo cuma anak rewel, berantem ama suami, sama tetangga, siapa sih yang nggak pernah? Kita semua pasti ngalamin kan, apalagi emak rempong hihihi.
Yuk, bijaksana bijaksini dalam berFB
Lah yang ini sekarang saya trus belajar mbak Dewi.. menyadari jika medan tempur saya bukan di Facebook atau sosmed, tapi blog
ReplyDeletekeren opininya
Kadang saya ngeluh juga di FB. Tapi kalau ga setiap saat mungkin masih boleh ya.. :)
ReplyDeleteBetul juga mba, mengeluh bkin rusak aura 'personal branding" kita. Apalagi yang berprofesi sebagai pebisnis. Bisa2 ditinggalin klien ya mbak..Karna keseringan ngeluh, nggak nyadar yang dikeluhin kliennya sendiri..(pengalaman nyata dr teman);)
ReplyDeleteMakasih Mbak Dew sudah diingatkan
ReplyDeleteSelalu inget aja sih, ketika jari telunjuk mengarah ke orang, sejatinya keempat jari lainnya sedang menunjuk diri sendiri
*halah kenapa macam Tere Liye hihihi
Aku bukan penulis status facebook yg baik nih. Bingung nulis status yg berupa pencitraan gitu :D Belakangan jarang buka fb, karena malesin juga baca newsfeed :D
ReplyDeleteSetuju setuju mbak..Jadikan media sosial scr bijak. Krn dari situ bs juga tercermin kepribadian seseorang, walau tak sampai seratus persen. Tapi, dari pengamatanku, kebanyakan dari status temen2,70 persen mencerminkan perangainya. (sok pengamat)
ReplyDeleteYa, termasuk status yg aku bikin, juga mencerminkan diriku sendiri, hihihi...
Bener banget mak dew... alhamdulillah, sejak aktif ngeblog dan BW, aku sudah disadarkan dengan hal beginian. Kapan2 jadi mau cek kronologi, mau hapus hal-hal yang gak pantes. :))
ReplyDeleteMakjleb banget neh isi blognya, Alhamdulillah sekarang udah mulai bisa mengurangi ngeluh di FB. Apalagi sempat ada seorang teman yang ngingetin dan menghubungkan dengan personal branding kita sebagai penulis.
ReplyDeleteMakanya sekarang kalo lagi marah atau kecewa ditahan sekuat mungkin untuk nggak nyampah di sosmed atau menjauhkan diri dari sosmed dulu.
hahaha...jadi ketahuan yaa suka complain dan langsung update status...FB aku paku untuk lucu-lucuan mostly mba, kalau serius, sepertinya lebih baik dikeluhkan atau diselesaikan di dunia nyata hehehe...biar cepet beres :)
ReplyDeletehaha kebanyakan di sosmed pada curhat :D
ReplyDelete