Dear Temans,
Hari Sabtu (08/12) lalu, dakuw ikutan seminar pendidikan, judulnya Yang Muda Berani Beda yang diadakan atas kerjasama Komunitas HS Muslim Nusantara, Semai 2045, Pojok Pendidikan & Komunitas Bright Bride di Gedung PKK, Semarang. Apa sih maksudnya Yang Muda Berani Beda? Bikin penasaran.
Pembicaranya Enes Kusuma dan Andri Rizki Putra yang masih unyu. Asliii, Pengen tahu banget gimana rahasia sukses anak muda keren ini. Gimana pola asuhnya biar jadi generasi BEST aka Behave, Emphatetic, Smart and Tough? Biar bisa niru untuk Nai dan Alde, jadi generasi yang muda berani beda ini, aamiin! :)
Enes Kusuma |
Pembicara pertama, Enes Kusuma, putri sulung Mbak Septi Peni. Tahu kan siapa Mbak Septi, penemu Jarimatika dan founder Ibu Profesional di Salatiga. Pembawaan Enes rame dan heboh, layaknya anak remaja zaman sekarang. Tapi, dia nggak alay. Apalagi galau berkepanjangan. Enes lulus S1 dari Universitas di Singapura di usia 18 tahun, Ia juga pendiri Komunitas Bright Bride dan pemenang beberapa penghargaan. Wow.
Motto Enes: Making a big life change is scarry. What is more scarry? Regret.
Masa 0-12 tahun adalah masa pembentukan karakter. Orangtua Enes kedua-duanya sibuk. Jadi, mereka terbiasa ngintil kemana-mana. Menghadiri seminar, ikut pelatihan dll. Sejak kecil, Enes diberikan kebebasan bereksplorasi. Corat-coret tembok untuk menuangkan kreativitasnya. Enes kecil dididik dengan cara diajak main, bercerita dan melalui dongeng pengantar tidur. Hingga saat ini, ia dan adik-adiknya masih senang mendengarkan orangtuanya mendongeng.
Kata Enes, Good is Not Enough. Be Different.
Enes dan saudaranya bebas memilih cita-cita. Apa yang ingin mereka kerjakan kelak. Orangtua hanyalah sebagai fasilitator. Sejak SD, Ayah dan Ibunya mengadakan Raker, Rapat Keluarga setiap tahun. Disitu setiap anggota keluarga mempresentasikan rencana kerja, kegiatan mereka setahun ke depan. Wow emejiing yaa.
Enes dan saudaranya bebas memilih cita-cita. Apa yang ingin mereka kerjakan kelak. Orangtua hanyalah sebagai fasilitator. Sejak SD, Ayah dan Ibunya mengadakan Raker, Rapat Keluarga setiap tahun. Disitu setiap anggota keluarga mempresentasikan rencana kerja, kegiatan mereka setahun ke depan. Wow emejiing yaa.
Dari situlah, mereka terbiasa mandiri, berani mengemukakan pendapatnya. Mereka terbiasa berdemokrasi. Juga berani memilih. Anak-anak dibebaskan memiliki proyek. Misalnya ingin berjualan, atau beternak. Begitu pula urusan sekolah. Mereka memilih sendiri sekolahnya, tidak didikte oleh orangtua. Jika sudah memilih suatu hal, apapun konsekuensinya harus dihadapi.
Enes mendirikan Komunitas Bright Bride, menurutnya, seorang calon pengantin perempuan, tidak bisa nekad langsung terjun ke kancah pernikahan tanpa bekal cukup. Di Bright Bride ini, para gadis belajar bersama mempersiapkan diri menjadi pengantin, istri dan ibu. Keren ya. Pemikirannya dewasa pisan.Yang muda berani beda, itulah Enes. Coba, berapa banyak gadis 18 tahun berpikiran seperti itu?
Pembicara kedua, cowok unyu ala Korea hihi. Namanya Andri Rizki Putra. Ia cukup beken nih di jagat sosmed. Pernah tampil di Hitam Putih Dedy Corbuzier juga ya. Rizki, cowok blasteran Tionghoa dan Medan, punya pengalaman seru di masa sekolah. Ia menyebut dirinya anak unschooling.
Waktu ujian SMP, ia marah sekali karena sekolahnya membocorkan jawaban ujian pada murid-muridnya. Tujuannya, agar prestasi sekolah tetap keren, tetap nomer 1. Rizki marah sekali. Kenapa sih demi gengsi, harus berlaku tidak jujur?
Mau gimana? Demo? Tidak bakal didengar. Percuma, menurut Rizki.
Rizki masuk SMA unggulan tapi hatinya kecewa. Ia hanya sebulan di sekolah itu. Lalu keluar. Putus sekolah. Sia-sia Ibu membujuknya untuk sekolah. Rizki kesal. Ia mengetahui kalau ada program kejar paket C di PKBM, program pemerintah berupa kegiatan belaja informal agar bisa mendapatkan ijazah SMA.
Ia ikut program itu. Orangtuanya membujuknya, tapi ia bergeming. Program kejar paket ini sering dianggap rendah, karena biasanya untuk yang tidak sekolah, atau kurang biaya. Rizki berpikir, memang itu tidak bergengsi tapi ijazah paket bisa dipakai untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Ia pun melobi ke Diknas agar bisa mendapatkan ijazah SMA dalam waktu 1 tahun saja. Akselerasi. Padahal, saat itu, aturan Kejar Paket harus dalam waktu dua tahun. Akhirnya, Diknas mengijinkan dengan syarat, ia harus lulus tes penempatan antara lain Psikotes. Dan Rizki lulus.
Yang Muda berani beda.
Pilihan berani bahkan bisa dibilang nekad bagi Rizki. Kenapa harus susah-payah? Sedangkan ia sudah masuk SMA unggulan, anak tunggal dan tidak kekurangan biaya sekolah. Kenapa unschooling? Ia ingin membuktikan, dimanapun sekolahnya, semua tergantung diri sendiri. Mau gimana hasilnya.
Selama unschooling, Rizki belajar sendiri di rumah. Ia mengumpulkan buku-buku pelajaran bekas lalu meringkasnya menjadi buku ala Rizki, yang mudah dipelajarinya.
Pilihan berani bahkan bisa dibilang nekad bagi Rizki. Kenapa harus susah-payah? Sedangkan ia sudah masuk SMA unggulan, anak tunggal dan tidak kekurangan biaya sekolah. Kenapa unschooling? Ia ingin membuktikan, dimanapun sekolahnya, semua tergantung diri sendiri. Mau gimana hasilnya.
Selama unschooling, Rizki belajar sendiri di rumah. Ia mengumpulkan buku-buku pelajaran bekas lalu meringkasnya menjadi buku ala Rizki, yang mudah dipelajarinya.
Mengapa buku bekas? Itu juga merupakan suatu pemberontakan. Ia ingin membuktikan kalau dengan buku-buku bekas pun, orang bisa belajar. kalau masih bisa dipakai, kenapa tiap tahun harus ganti buku? Toh, isinya sama. Kamarnya penuh alat belajar yang ia buat sendiri. Poster rumus matematika ditempel di dinding. Total biaya yang dikeluarkan selama SMA hanya seratus ribu rupiah.
Ia juga berjibaku ketika akan ikut SMPTN di UI. Tapi, ia bilang pada ibunya. Ia sudah berusaha keras, jika misalnya ia tidak diterima di UI, jangan kecewa ya, Ma...
Setelah lulus SMA dan mendapatka ijazah paket, ia mendaftar di UI dan diterima di Fakultas Hukum incarannya. Saat ospek, ia sempat merasa minder karena teman-teman seangkatannya berasal dari SMA bergengsi. Namun, ia yakin ia bisa masuk ke kampusnya karena ia berhak untuk itu. Rizki pun belajar keras, tapi juga aktif di kegiatan kemahasiswaan. Rizki berhasil lulus kuliah S1 tercepat di angkatannya, hanya 3 tahun pada usia 20 tahun dan mendapat gelar cum laude. Kereen.
Because I'm Possible, itulah motto Rizki.
Nggak peduli lo sekolah dimana, ortu lo siapa, lo pasti bisa kalau berusaha.
5 Keys to make it possible, yang kita butuhkan untuk bertahan:
1. Have Faith
2. Love What You Do
3. Open Mind
4. Have Character
5. Sincerity, ketulusan & Kepasrahan pada-Nya
Di usia 23 tahun, Rizki kini sudah bekerja menjadi konsultan hukum di firma asing, selain itu ia juga mendirikan sekolah gratis untuk anak putus sekolah namanya YPAB, Yayasan Pemimpin Anak Bangsa. Pengajar di YPAB terdiri dari orang-orang muda yang peduli pendidikan dari berbagai profesi dan latar belakang, bekerja menjadi pengajar tanpa bayaran. Yang Muda Berani Beda, Rizki dan teman-temannya di YPAB.
Subhanallah.
Kita sering mendengar kalau Indonesia itu bobrok, korupsi merajalela, kriminalitas dan pornografi menggurita, anak muda dan orang tua semakin terbiasa cuek dan hedon. Tapi, kalau kita masih memiliki anak-anak muda seperti Enes Kusuma dan Andri Rizki Putra, dakuw yakin kita akan survive. Kita akan bertahan. Indonesia akan baik-baik saja. Aamiin.
Photo Courtesy of Mas Syafiq
Tags:
Kenal Lebih Dekat
Yang muda yang menginspirasi
ReplyDeletebingiit maak :)
ReplyDeleteLuarrrr biasa
ReplyDeletengapain nunggu tua ya :)
ReplyDeleteSangat berani beda dan menginspiradi :)
ReplyDeleteWhua jadi inget status seorang temen yang pernah bilang, "Indonesia ini kebanyakan gagal fokus." Hal-hal yang kayak gini malah seringkali terabaikan. Smoga semakin banyak Enes-enes dan Rizky-rizky lainnya
ReplyDeletewaaa...nge-fans saya sama keduanya haha
ReplyDeleteMenurut saya ortunya juga hebat ya Mbak. Harus terus belajar nih sebagai ortu.
ReplyDeleteHebat... 10 jenpol dech...
ReplyDeleteYa ampun Mak, datang kesini pertama kali langsung disodorin postingan ini. Duuuh, makin greget sama Kak Rizki nih >u< Dia memang pinter dan keren banget, ganteng pula :D
ReplyDeleteYa ampun Mak, datang kesini pertama kali langsung disodorin postingan ini. Duuuh, makin greget sama Kak Rizki nih >u< Dia memang pinter dan keren banget, ganteng pula :D
ReplyDelete@rizka: iya mak, ortunya hebat..di seminar ini terutama Enes, banyak mengupas cara pendidikan orangtuanya..ya diantara lain rapat kerja keluarga itu, seperti perusahaan ya :)
ReplyDelete@syifa: hihi iyaa kek orang Korea :D
ReplyDeleteduh... malu saya sama anak2 muda itu...
ReplyDeleteanak luuar biasa seperti itu pasti dibesarkan oleh orang tua yg luar biasa jg yah...
Ijin share ya, Kak :)
ReplyDelete@KIS: monggo miin..:) nuhuun..
ReplyDelete2nathalia:bener mba, semoga kita bisa jadi ortu yang hebat juga aamiin..
ReplyDeleteharapan saya ternyata masih ada,
ReplyDeletebenar-benar calon pemimpin Indonesia baru ini, tampan dan berprinsip... kutunggu hari kiprahmu, :)
Keren2, semoga semakin banyak Enes2 dan Rizki2 lainnya di Indonesia ini :)
ReplyDeleteAlhamdulillah, membuktikan bhw generasi muda indonesia tak cuma sekedar mengejar mimpi utk ngetop,hidup glamor jd artis...tapi sayangnya hal seperti inilah yg selalu saja di blow up shg mempengaruhi pemuda2 yg lain. Semestinya anak bangsa sprti enes dan rizki ini yg selalu digaungkan agar pemuda indonesia ini termotivasi membawa bngsa ini keluar dr keterpurukan...
ReplyDeleteAlhamdulillah, membuktikan bhw generasi muda indonesia tak cuma sekedar mengejar mimpi utk ngetop,hidup glamor jd artis...tapi sayangnya hal seperti inilah yg selalu saja di blow up shg mempengaruhi pemuda2 yg lain. Semestinya anak bangsa sprti enes dan rizki ini yg selalu digaungkan agar pemuda indonesia ini termotivasi membawa bngsa ini keluar dr keterpurukan...
ReplyDelete