|
Pak Yusqon dan Kang GG ngobrol
akrab |
Saat itu, saya dikenalkan Kang GG pada seorang bapak bertubuh agak subur. Nama beliau Pak Yusqon. Ya, namanya
singkat saja. Hanya Yusqon. Pembawaannya tenang dan penampilannya
sederhana. Ternyata, beliau doktor, lho. Pak Yusqon adalah seorang kepala
sekolah sebuah SMK favorit di Kota Tegal.
Di waktu luangnya Pak Yusqon
mencurahkan tenaga dan pikiran untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat bawah.
Bagaimana caranya agar mereka berrwawasan luas?
Lelaki berusia 47 tahun ini
terpanggil untuk mendirikan Taman Bacaan Masyarakat. Uniknya, TBM yang
diberi nama Sakila Kerti ini didirikan di ruang publik yaitu Terminal Kota
Tegal. Letak TBM persis di sebelah ruang tunggu penumpang terminal bus
Tegal. Koleksi bukunya mencapai 900 eksemplar dan setiap hari dikunjungi
15-20 orang.
Ide awal Pak Yusqon membangun
terminal ini terbetik ketika ia kuliah di Universitas Negeri Semarang, Pak
Yusqon penumpang setia bus di Terminal Tegal. Ia kerap bolak-balik Kota
Tegal-Semarang.
Ketika menunggu bus tiba, ia
kebingungan mau melakukan apa. Pak Yusqon lalu berpikir seru juga kalau di
terminal ada taman bacaan gratis. Jadi,calon penumpang nggak mati gaya lagi, hehe.
Tak disangka, Pengunjung TBM tak
hanya calon penumpang, para pedagang asongan yang beroperasi di sekitar
terminal tertarik ikut membaca. Pak Yusqon terharu melihat antusiasme para
pedagang asongan.
“Saya ingin mereka maju. Kalaupun
mereka tidak bakal jadi burung elang, tetap burung emprit. Jadilah burung
emprit yang perkasa.” Kata beliau yang diamini Kang Gol A Gong.
“Dengan membaca, mereka jadi terbuka
wawasannya. Berusaha menjadi lebih baik.”
Misalnya dari segi penampilan.
Mereka diajak untuk berpenampilan lebih rapi dan bersih. Tidak kumuh. Keren ya,
para pedagang asongan ini hobi membaca. Kombinasi yang unik.
Tak hanya kegiatan pinjam-meminjam buku.
Pak Kegiatan TBM Sakila Kerti beragam. Mulai dari kegiatan kesenian seperti
karnaval budaya, rebana, acara cerdas cermat, mengundang penulis dan tokoh dari
berbagai profesi untuk sharing, bahkan bikin lomba ora kumuh, hehe.
Tahun 2014, Pak Yusqon membangun
koperasi untuk pedagang asongan. Dimana mereka bisa menabung setiap hari.
Sesuai kemampuan. Bisa meminjam uang, jika ada keperluan. Jika ada yang sakit,
saling bantu.
“Mereka sangat solider satu-sama
lain. Saling membantu.” ujar Pak Yusqon bangga.
Ketika Kang Gol A Gong berkunjung ke
TBM Sakila Kerti, beliau berhasil membujuk Pak Yusqon membuat akun Facebook Sakila
Kerti, hal yang ditolak terus oleh beliau.
“Masa orang beken nggak punya FB?”
seloroh Kang GG saat itu.
Subhanallah. Mantap ya, gebrakan Pak
Yusqon and the gank. Impossible is nothing. Semoga ruang publik di
tempat lain bisa menyusul, dilengkapi taman bacaan seperti TBM Sakila Kerti.
Agar masyarakat Indonesia makin cerdas dan keren secara merata. Aamiin!
Semangat ya, Pak Doktor!
Photo Courtesy: Pribadi & FB Sakila Kerti
|
Wah kereen...memasyarakatkan hobi membaca dikalangan pedagang asongan
ReplyDeletekeren banget...
ReplyDeletewow, salut Pak Yusqon and the gank, peduli pd warga sekitar. Patut dicontoh.
ReplyDeletewaah... idenya hebat ya.. :)
ReplyDeleteDulu, pas kuliah, aku sempat ada rencana juga mendirikan taman baca bareng temen-temen kuliah. Cuma karena waktu itu kita semua sibuk skripsi dan akhirnya kerja, rencana itu belum terealisasikan.
ReplyDeleteSetelah baca postingan ini jadi semangat lagi deh, semoga rencana yang tertunda bisa terealisasikan nantinya.. Amiiiiin..
Tokoh yg inspiratif dan peduli ya Mba Pak Yusqon itu..
ReplyDeletebapak yg inspiratif sekali ya, saya jadi ingin juga punya taman bacaan
ReplyDeletewaaa inspiratif sekali,kapan hari juga lhat berita,penjual mie ayam sekaligus menjadi penulis novel...
ReplyDeletedoktor gini nih yang dibutuhkan masyarakat. bukan doktor yang kalau mau diajak membumi malah pergi..:(
ReplyDelete