Dear
Temans,
Alhamdulillah,
hari Jumat lalu (16/08) kami mengadakan acara Kopdar bulanan dan Halbi IIDN Semarang.
Nggak
cuma bersilaturahim, hari itu acara kami diisi oleh dua anggota IIDN Semarang
sharing tentang prestasinya. Insya
Allah, daku tulis sharingnya dalam dua bagian yaa. Semoga bermanfaat.
Sharing
pertama diisi oleh Winda Oetomo, arsitek yang juga ibu dua anak ganteng ini
baru saja jadi juara ketiga esai non fiksi lomba Tulis Nusantara 2014 lho!
Keren
sangaat! Iri to the max deh.
Tak
hanya Winda, Wuri Nugraeni dan Mak Siti Maryamah dari IIDN Semarang juga berhasil
menjadi finalis lomba Tulis Nusantara tahun ini. Aah, nderek hepi lan bangga!
Back
to Mak Winda,
Ternyata,
dari tahun 2012, Mak Winda mengincar lomba Tulis Nusantara ini. Lomba bergengsi
yang diadakan sejak 2012 ini memang bergengsi. Selain hadiahnya menggiurkan,
temanya juga menantang yaitu tentang kearifan lokal. Ia punya ide tapi belum
dieksekusi.
Saat
pengumuman lomba Tulis Nusantara, ia mulai mencari ide. Mak Winda semakin
mantap ikut lomba ketika membaca sharing jawara Tulis Nusantara Mbak Siti
Maryamah di grup IIDN Semarang. Kala itu, Mbak Siti sharing gimana behind the
story tulisannya yang menjadi juara 1 di TN 2013. Mbak Siti juga memajang
karyany untuk kami pelajari.
Mak Winda pun
menuliskan esainya. Tak lupa mencari referensi dari internet. Tak berharap
banyak, tapi puas karena berhasil menulis esai dan mengirimkannya. Tak
disangka, esai Winda menjadi juara tiga ajang tahun ini. Kejutan manis. Apalagi, Ia tahu
kabar bahagia itu dari mension Mbak Dian Nafi di Grup IIDN Semarang. Wow.
Esainya
berjudul menggelitik, Piring Terbang, mengangkat tradisi yang masih bertahan di
Solo. Yaitu tradisi mengantarkan piring berisi makanan untuk para tamu di acara
kondangan. Beda dengan yang lazim kita temui di kondangan, para tamu yang antre
mengambil makanan yang ditata ala prasmanan, para tamu di kondangan Solo akan
diantarkan makanan oleh para panitia acara. Mulai dari makanan utama hingga
desert. Wow, tamu adalah raja benar-benar diterapkan disini.
Tradisi
ini sebenarnya dilakukan juga di Kudus, Semarang dan beberapa kota lain di Jawa
Tengah. Hanya saja, Solo masih bertahan dengan tradisi ini. Winda menggali
filosofinya bahwa tradisi ini bertahan di Solo karena budaya orang Solo makan itu harus duduk.
Menurut
Mak Winda, ceritanya sederhana. Tapi ternyata berhasil memikat hati juri ya. Tapi,
ia menuliskan beberapa tips penting:
1.
Cerita sesuai tema. Pelajari tema lomba sebaik-baiknya.
2.
Ingat, temanya budaya lokal. Cari tradisi yang mungkin masih
jarang diketahui khalayak ramai, gali lebih dalam filosofinya.
3.
Buka mata pasang telinga, ide sering didapat dari
kehidupan sehari-hari kok. Sederhana bisa jadi menarik jika dieksekusi dengan baik.
4.
Judul yang menggelitik, menarik perhatian juri. Peserta
Tulis Nusantara ribuan orang, agar juri semangat membacanya, pilih judul tak
biasa.
5.
Paragraf pertama
yang menghentak. Jangan biarkan juri menyingkirkan naskahmu bahkan sebelum
kelar membaca keseluruhan ceritanya. So, bikin paragraph pertama yang nendang. Mak
Winda menuliskan tentang alien dan piring terbang UFO di awal esainya.
6.
Pelajari selera juri. Setiap woro-woro lomba TN,
biasanya menyertakan daftar nama juri. Selidiki gaya tulisan mereka. Jika mereka
sering jadi juri lomba, lebih mudah melacaknya. Baca tulisan pemenangnya.
7.
Baca tulisan pemenang TN tahun-tahun sebelumnya.
8.
Walaupun menurutmu ceritamu sederhana, tema biasa saja,
harus ada satu poin yang penting dalam cerita itu. Yaitu nilai filosofis budaya
tersebut. Kenapa ada Piring terbang di Solo? Kenapa masih bertahan? Apa
manfaatnya? Mak Winda menjabarkan sesuai pemikirannya.
9.
Penasaran ya dengan esai Mak Winda? Kita nantikan yaa
beliau posting karyanya di blog.
10. Jangan
hanya sebatas wacana, ingin ikut lomba dll, mulai berburu ide dan tulislah
karyamu!
Makasih
ya Mak Winda, sudah berbagi dengan kami.
Didoakan perjalanannya ke ibukota RI
lancar, jangan lupa bawa spanduk IIDN Semarang yaa *haha numpang eksis.
Yuk,
makin semangat nulis ya teman, semoga bisa meniru semangat juang dan prestasi Mak
Winda.Ingin kenal lebih dekat dengan Winda? Klik FB atau follow Twitter @windoei.
Photo Courtesy of Winda Oetomo & Lestari
Photo Courtesy of Winda Oetomo & Lestari
Point terakhir tuh mak, bagian eksekusi. Kadang suka menunda, akhirnya mepet deadline, & ga jadi. Xixi
ReplyDeleteKapan2 mau mak ikutan kalo ada kopdar IIDN :d
tulisan yang bermanfaat sekali ^^
ReplyDeleteMak Windul emang uhuuuyy....
ReplyDeleteUhhuuuuyyy, keren bingits. Thanks untuk sharingnya yaa....
ReplyDeleteMakasih sharingnya. sangat bermanfaat
ReplyDeleteAlhamdulillah, seneng daku mak-mak kalau postingannya bermanfaat, makasih udah berkunjung yaa, Insya Allah nanti kunjungan balik..*kecuup
ReplyDelete