Dear Temans,
Alhamdulillah, lagi-lagi jadi bodyguard Kak Nai ikut fieldtrip Sekolah Kucica. Emaknya yang tukang jalan jadi dapat pengalaman baru hihi. Kali ini, Sekolah Kucica mengadakan field trip ke Desa Tapak, Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu, Semarang. Ada apa sih disana?
Anak-anak Sekolah Kucica akan merayakan Hari Bumi yang jatuh pada 22 April 2014 dengan menanam bakau di Desa Tapak. Wow, penasaran. Bakau aka mangrove kan di daerah pantai? Apakah kami akan menanam bakau di Pantai Marina? *tahunya Pantai Marina doang di Semarang hihi.
Hari Minggu (2704) sebelum pukul 07.00 teng, dakuw dan kedua bocah sudah sampai di meeting point, Lapangan Sebantengan. Gara-garanya, Alde dan Nai nggak sabaran mau berangkat. Alhamdulillah, bus pariwisata yang disewa sekolah sudah nongkrong.
siap-siap berangkat |
Tak lama kemudian, kami bertolak ke lokasi. Perjalanan tak terasa karena kami lewat jalan tol Ungaran yang pemandangannya aduhai indah. Di seberang Taman Lele, salah satu tempat wisata di Semarang, kami pun berbelok. Ada gapura bertuliskan Desa Tapak.
Setelah melewati rumah-rumah penduduk, beberapa pabrik, akhirnya bus berhenti dan parkir. Pemandangan sekitar kami adalah tambak-tambak bertuliskan memancing Rp.20.000,-
Apakah sudah sampai? Oww..oww..ternyata belum!
Rombongan kami masih berjalan kaki menyusuri tambak. Jalanannya kecil tapi masih bisa dilalui kendaraan kok. Kalau jalan kaki, capeek tapi herannya anak-anak malah semangat banget.
"Mana pantainya?" tanya Alde berulangkali..
Jagoanku itu melangkah gagah nggak mau digendong hihi. Untung yaa, secara emak bawa gembolan gede aka ransel hihi.
Rombongan kami masih berjalan kaki menyusuri tambak. Jalanannya kecil tapi masih bisa dilalui kendaraan kok. Kalau jalan kaki, capeek tapi herannya anak-anak malah semangat banget.
"Mana pantainya?" tanya Alde berulangkali..
Jagoanku itu melangkah gagah nggak mau digendong hihi. Untung yaa, secara emak bawa gembolan gede aka ransel hihi.
menyeberangi tambak |
Semakin kedalam, tanaman makin merapat. Air di rawa pun makin gelap. jadi teringat film Swampthing, manusia rawa hiiy hihi. Panas terik membakar muka yang sedang perawatan nano spray *hala iklan terselubung. Untung, bawa peralatan tempur: payung pinky!
Tak lama kemudian, kami disuruh berkumpul oleh seorang pemuda dari Komunitas Prenjak yang berkaos hijau. Komunitas ini beranggotakan pemuda-pemuda Desa Tapak yang aktif melestarikan lingkungan mereka sejak tahun 2003. Wow, keren ya.
Komunitas ini lahir karena keprihatinan akan lingkungan mereka yang dekat pantai semakin mengalami kemunduran seperti abrasi, juga pencemaran dari limbah pabrik-pabrik yang berlokasi di Desa Tapak. Kegiatan mereka salah satunya konservasi alam dengan menanam bakau di sepanjang pantai, bekerja sama dengan berbagai pihak.
Selain itu, mereka berusaha mengenalkan cinta lingkungan dengan menyelenggarakan pendidikan lingkungan melalui ecotour yang seperti kami ikuti ini.
Apa sih guna mangrove? tanya si kakak pada anak-anak TK yang kepanasan.
"Mangrove ini ditanam di sepanjang pantai, tujuannya untuk menjaga lingkungan. Melindungi pantai dari abrasi hingga daratan berkurang. Terus melindungi pantai dari limbah pabrik. Bisa juga mengurangi Rob yang melanda Kota Semarang."
Setelah diperkenalkan manfaat mangrove, Ibunya Mahes mewakili Sekolah Kucica menyerahkan sedikit donasi dari para orangtua Kucica untuk membantu program Prenjak. Semoga bermanfaat aamiin.
Setelah itu, kami diajak menelusuri jalan di sekitar rawa yang makin sempit. Capekkah anak-anak? Nggak! Alde dan Nailah bersemangat hihi. Sambil jalan, mereka ditunjukkan keramba kepiting oleh kakak pemandu. Ada kepiting-kepiting yang berusaha memanjat keluar keramba hihi. Beberapa petugas TNI mengawal kami.
keramba kepiting |
Waa..asiknya outbond buu!
Tak lama kemudian, kami dipersilakan naik perahu tempel. Aduh, langsung parno deh eyke! Buset, perahunya kecil amat ya! Disediakan pelampung di perahu. Pas mau naik, perahu bergoyang dahsyat. Huaaa!
"Tenang Bu, aman kok." jawab pak supir gondola tersenyum maklum melihat muka pucat para orangtua haha.
naik naik kapal keciil |
Dengan merapal berbagai doa keselamatan, aku naik bersama anak-anak.
Mana ranselku berat pula! Bahaya nih kalau terbalik perahunya *lebay. Kami memakai pelampung lalu Bismillah, perahu pun satu-persatu berangkat.
Aku sampai nggak berani duduk karena tegang hihi.
Alde dan Nai mukanya tegang. Tapi, ketakutan mulai sirna ketika kapal menyusuri hutan bakau yang rindang.
hutan mangrove |
Subhanallah, indahnya.
Camar laut menukik. Ada kepiting, ikan. Desau angin semilir. Hening kecuali suara mesin perahu.
Srakk.
Mesin motor tiba-tiba terhenti. Ya, perahu kandas. Huhuhu. Nyangkut sesuatu.
Pak nelayan bergerak. Perahu oleng sedikit. Huaa. Heboh deh teriakan para ibu.
"Tenang, tenang..it's okey.." hibur Ibu di belakangku.
Alhamdulillah, tak lama, perahu mulai jalan lagi. Kami sudah keluar dari hutan bakau. Kini laut lepas di depan mata. Amazing. Tak lama kemudian, Pak supir merapatkan perahunya di sebuah pulau kecil bernama Pulau Tirang.
Kami berlabuh.
Anak-anak langsung excited. Tanpa ba-bi-bu, langsung nyebur di pantai dengan pakaian seragam sekolah yang berwarna merah putih. Hihi merdekaa!
Lho kok rombongan lain belum datang? Ternyata, mereka salah rute dan jalan memutar hihi.
Setelah rombongan berkumpul,
Kakak-kakak Prenjak mengeluarkan kantong sampah raksasa. Anak-anak dan orangtua diajak memungut sampah yang berserakan di pantai akibat terbawa ombak. Duh, miris deh. Tak hanya berupa kertas, botol bekas minum, kantong plastik, tapi ada juga sendal bekas dan baju terdampar! Dashyat ya manusia merusak lingkungan.
"Bu, ada popok!" teriak Fayla.
"Ya, diaper itu sampah yang paling susah hancur anak-anak. Butuh ratusan tahun untuk terurai."
mengumpulkan sampah di pantai yuk |
Nai dan Alde bergantian kuberi air mineral agar tidak dehidrasi. Panaas bo!
Untung ada payung! Daku duduk ngesot di pasir sambil mengawasi bocah-bocah main. Sesekali bercanda dengan para ibu.
siap-siap menanam pohon |
Setelah itu, anak-anak berkumpul membuat lingkaran. Mereka dibagikan sebatang bibit pohon api-api oleh kakak-kakak pemandu. Dibantu orangtua dan guru, mereka menanam pohon masing-masing. Setelah selesai, diberi sebatang kayu agar pohon kuat diterpa angin. Setiap pohon diberi nametag masing-masing anak.
Mama dan Nailah menanam mangrove |
Wow, anak-anak nampak excited.
Moga pohonnya tumbuh besar ya Nak, biar pantainya terjaga. Aamiin..
yeaaah pohonnya berhasil ditanam tumbuh yaa tumbuh |
Setelah foto-foto, kami diajak ke bibir pantai di ujung Pulau Tirang, sambil berjalan, anak-anak memunguti sampah lagi.
Temuan-temuan sampah anak-anak makin ajaib.
Mereka bersemangat memasukkannya ke kantong.
ubur-ubuuur |
Pantainya tidak terlalu bersih. Hiks. Tapi, lumayan dibanding Pantai di Tegal dan Pekalongan yang aku kunjungi dulu. Sedih.
Anak-anak kembali bermain air.
Ada yang menemukan ubur-ubur.
Bulu babi.
Adrenalline rush again haha.
berlabuh kembali fiuuh |
Di sebuah rumah penduduk, kami disuguhi masakan rumahan yang nikmat seperti otak-otak bandeng, nugget bandeng, udang asam manis, urap, sayur sop hingga rujak buah. Enaak..sampai lupa difoto hihihi.
Oh iya, Ibu-ibu penduduk Desa Tapak juga punya usaha kecil lho, seperti membuat pepes bandeng, nuget ikan, hingga peyek ikan dan peyek udang. Rame deh diborong orangtua untuk oleh-oleh. Setelah kenyang, anak-anak diajak memancing di tambak. Senangnyaa, walau tak ada yang dapat ikan. Eh, Darryl dapat ikan kecil hihi. Hebatnya, walau nggak dapat ikan, anak-anak bisa bawa pulang dua ekor ikan bandeng dalam plastik! Ajaib yaa!
Nailah dan Viola dapat ikan bandeng dari bu guru horeee |
Alhamdulillah, pengalaman baru yang mengasyikkan.
Terima kasih Sekolah Kucica dan Komunitas Prenjak. What a great day :)
Photo Courtesy of Irene Indriasari Wibowo & Ferry Numi
Luar Biasaaaa ya acara Extreme Outbound buat Kiddos...namun YAKIN manfaatnya buata para Kiddos...akan melekat dikepala mereka harus menjaga alam dan kebersihan alam....
ReplyDeleteThey feel and understand the message of thiss field trip.....(gak perlu repot lagi nyuruh para kidos buang sampah ditempatnya, mencintai lingkungan dll karena mereka merasakan sensasi petualangannya)
Terima kasih Mama Dew-dew..keep on writting yaaaa
Asik bangeeet...aku aja yg warga kota ini belum pernah kemari >=<
ReplyDeleteKomunitas yang keren ^_^
ReplyDelete@mba ferry numi: beneer mba..Alhamdulillah, meski agak berat ternyata anak2 hepi dan berkesaan banget..semoga mereka makin mencintai lingkungan yaa aamiin..kayak mas D yang ogh buang sampah sembarangan...:*
ReplyDeleteAku yang pernah tinggal di dekat sini malah belom pernah klsini huhu, keren skolahnya Nai ya banyak kegiatan serunyaa
ReplyDeleteini masih di Semarang toh mbak
ReplyDelete@rahmi: iyo mii aku aj ngga nyangka ada tempat seperti ini di semarang hihihi..iya kreatif skulnya mi..
ReplyDelete@Lidya
ReplyDeleteIya mak lid, malah di kota pisan, pesawat berseliweran mo mendarat hihihi
Woooww... kebersamaan yang indah ya Mbak Dew, ortu n anak2 alumni Kucica tetep kompaaakkk.... Semoga tahun depan makin hebooohhh jalan2nya. :-D
ReplyDeletebunda uzan: iya mbaa, seru ya reunian lagi..Insya Allah ikutan lagi yuuk..
ReplyDeleteMba Dew-dew...asyik banget acaranya the krucils, inspiratif bgt...btw, gimana yah caranya klo mo ajak komunitas the krucils kesana??pengen juga ngajak anak-anak dan temen2 anakku kesana? apakah harus menghubungi komunitas prenjak dulu atau bgmn yah??terimakasih infonya ya...mba, klo persyaratannya panjang lebar, bisa tolong email ke aku yah..
ReplyDeleteAlamt emailnya setya.ririn@yahoo.com
Blog nya seru , haha.
ReplyDeletekalo boleh tau ada gambaran di mana tempatnya , soal nya saya sudah cari desa tapak di google enggak ada , terims :)
@ivanda: Ancer-ancernya masuk di jalanan seberang Taman Lele mbak...coba guggling taman lele, jalannya ada gapura tulisan desa tapak
ReplyDeletembak, apakah mbak memiliki kontak salah seorang anggota komunitas prenjak? saya prita, seorang mahasiswa yang ingin melakukan wawancara. terima kasih :)
ReplyDelete