Berawal
dari berita duka.
Ponakan
seorang sahabat, yang baru berusia 5 tahun menghembuskan nafas terakhirnya di
sebuah rumah sakit di Bandung. Bocah ganteng itu sempat koma.
Sebelumnya,
menurut cerita sahabat, ia sempat jajan di depan sekolahnya. Lalu ketika pulang,
ia mengeluh pusing dan sakit perut. Ia pun dibawa ke RS dan dirawat. Sayangnya,
ia memburuk dengan cepat.
Miris.
Sedih. Melihat foto anak lelaki ganteng itu.
Mengingat
betapa besar kesedihan keluarganya. Ibunya. Ayahnya.
Sahabat
saya kini gencar mengadakan kampanye jajanan sehat sebagai peringatan untuk
para orangtua agar lebih berhati-hati dan waspada dengan makanan yang
dikonsumsi anak-anak.
Jleb.
Sungguh,
saya tertohok. Saya menangis.
Ya, Perubahan harus dimulai. Sekarang.
Saya harus masak lebih rajin untuk
anak-anak.
Ya,
jujur, saya bukan masak lover. Masak bagi saya lebih ke pekerjaan melelahkan. Setelah
lelah memotong-motong bahan, panas-panasan di depan kompor, setelah selesai pun
masih ada setumpuk piring kotor yang harus dibersihkan *bergidik.
Untuk
jajanan anak-anak. Saya memilih yang siap saji seperti biscuit atau roti bakar isi
keju atau coklat, Ya, diusahakan tanpa MSG dan menghindari pemanis dan pewarna
buatan.
Nailah
masih TK dan tidak suka jajan. Di sekolah pun tak ada tukang jualan kaki lima. Tapi,
bagaimana kalau nanti Nai nanti jadi bersekolah di SD Negeri dekat rumah? Banyak
jajanan menggiurkan yang memanggil-manggilnya untuk mencicipi. Hiks. Jajanan murmer
yang tidak jelas kandungan dan bahannya.
Bismillah,
saya pun mulai mencari resep-resep bekal makanan dan cemilan di internet. Salah
satunya, www.chef-dokter.blogspot.com
milik dokter keren, Khusnul Dwi Tysari. Saya suka mengubek-ubek blognya dan
menemukan banyak resep yang cukup mudah dipraktekkan oleh pemula seperti saya.
Menurut
buku yang saya baca, makanan balita sebaiknya meminimalisasi penggunaan gula
dan garam. Itulah yang saya praktekkan. Saya mencoba membuat resep bola-bola
kriuk mie ayam veggie untuk bekal sekolah Nailah. Bahannya mudah, murah dan caran
bikinnya pun gampang. Gue banget nih, pikir saya girang ketika menemukan resep
ini di entri terpopuler bu dokter. Saya sharing resepnya ya :)
Bahan:
- 100 gr Mie Cap Ayam 2 Telor (bungkus merah) yang
sudah direbus sesuai petunjuk dan ditiriskan lalu potong-potong 5 cm
- 100 gram ayam
kampung/ayam negeri bersih, buang kulitnya, cincang
- 100 gram wortel, parut
dengan parutan keju
- 100 gram buncis, iris
tipis
- ½ siung bawang bombay,
cincang
- 1 siung bawang putih,
cincang
- 2 butir telur ayam
kampung/negeri
- 50 gram tepung maizena
- 2 sdt lada
- 1 sdt garam
- 1 sdm minyak untuk
menumis
- 100 gram tepung panir
(untuk pelapis)
Cara
Membuat:
- Tumis bawang bombay
dan bawang putih dengan minyak sampai harum
- Masukkan ayam, masak
sampai berubah warna
- Masukkan wortel dan
buncis, masak sebentar sampai matang
- Dalam wadah, kocok
telur, tambahkan mie yang sudah direbus, tumisan ayam, garam dan lada
- Tambahkan tepung
maizena, aduk rata
- Ambil adonan
menggunakan sendok, bentuk lonjong, gulingkan pada tepung panir. Lakukan sampai
adonan habis
- Goreng dengan minyak
yang panas dan banyak hingga kecoklatan. Angkat dan tiriskan.
Alhamdulillah,
ternyata saya bisa! Hihi walau gosong sedikit, bu dokter. Saya pun joget-joget Zaskia Gotik dengan hebohnya dengan Nailah di dapur. Hihi maafkan kenorakan saya, teman-teman. habisnya, memang jarang sih berhasil haha.
Nailah pun bersorak
dan bilang, "Mama berhasil!"
Kebiasaan
dia, sering bersorak: mama gagal! Kalau saya memasak.
Ya, saya tidak tersinggung, sih. Karena Mamanya memang terbukti hobi bikin masakan gosong, hehe.
Jadilah,
hari itu Nailah membawa bekal beda. Ia senang sekali dengan bola-bola mie yang
unyu. Dan Mama pun tersenyum lebar hingga kuping saking bahagia dan bangganya. Ternyata,
Dibutuhkan pengorbanan, determination, kerja keras, tekad untuk jadi juara
*halah, apaan sih.
Saya
bisa! *jingkrak-jingkrak kegirangan.
Saya
makin bersemangat mengoleksi buku-buku resep cemilan ringan.
Kali kedua, saya mencoba buat macaroni skutel abal-abal, hehe.
Nailah dan Alde penggemar keju. Jadilah, keju yang ditabur agak banyak biar
mereka suka, hihi. Sengaja, biar rasa masakan Mama yang aneh ketutupan lezatnya keju.
Kali
lain, Mama mencoba membuat fillet kakap goreng ala resto. Dibawa ke sekolah dengan nasi, jus jeruk. Dan, tandas! Horee!
Yak,
officially, Emak menemukan kesenangan baru, masak-masak *membayangkan diri sekece
eh sejago Farah Quinn. Jadi ketagihan deh. Mengoleksi resep masakan baik dari
guggling internet, hingga membeli buku resep di toko buku.
Membuat
makanan cemilan sehat untuk anak-anak. Pandai-pandai memutar otak untuk membuat
variasi cemilan.
Memasak
sendiri memang top.
Bebas
pewarna, pemanis buatan, apalagi MSG. minyak gorengnya yang terbaik. Tidak dipakai
berulang kali hingga menghitam seperti andalan abang-abang jualan.
Kantong
pun jadi lebih tebal karena bikin cemilan sendiri lebih murmer. Dan yang
terpenting, Insya Allah anak-anak sehat, ceria dan aktif karena makan makanan
yang tak hanya enak, tapi juga sehat, bergizi dan aman.
Tak
kalah membahagiakan, wajah bahagia anak-anak kita menyantap makanan dengan
lahap. Akhirnya, saya menemukan rahasia kebahagiaan memasak *ceilee nggayamu, Deeew!
Tags:
My Kiddos
haduuh kayaknya nanti aku bakal bernasib sama dg mak dedew.. berusaha keras masak demi... -_-
ReplyDeletesehat past ya kalau homemade
ReplyDeletemo nyoba ah...diliatnya udah enak apalagi makannya...
ReplyDeleteHaduuuuh keren abis ya mbak, ikutan deh nyobain, makasih infonya ya mbak
ReplyDeleteInspiratif nih mbak Dewi. Pingin coba yang macaroni scutelnya aaaah :D
ReplyDelete