Dear Temans,
"Wah, mukamu kinclong!"
"Iya dong. aku dua bulan ini perawatan. muka jadi bersih," jawab teman dengan berbinar. Wajahnya memang mulus lus kek pantat bayi.
"Ya iyalah. Aku ke dokter kecantikan S, racikan sendiri kosmetiknya."
Aku mengangguk-angguk. Takjub pula ketika ia menyebut angka ratusan ribu untuk dua tube krim malam dan siang.
Ya, ada harga ada rupa. Lebih baik mahal daripada berbahaya. Benarkah?
Baru-baru ini dakuw membaca berita menyesakkan dada.
Tribun Jateng menuliskan bahwa konsumen kosmetik ilegal berbahaya di Purwokerto kebanyakan salon dan dokter kecantikan. Sekitar 60 orang dokter adalah pelanggan perusahaan itu. Sebagian besar mengaku tidak tahu kalau itu ilegal.
Miris.
Kita sudah sering mendengar kosmetik berbahaya beredar di Indonesia. Buatan Cina. Mengandung merkuri, hidroquinon dan lainnya, zat berbahaya yang bisa mengakibatkan alerg hingga kanker. BPOM sudah sering melakukan inspeksi.
Ternyata, Indonesia pun sudah memiliki pabrik kosmetik berbahaya tersebut. Mereka membuat krimnya dari obat untuk infeksi. Dan lebih sedih lagi, pelanggannya adalah dokter kecantikan.
Yup, kalau salon, kita masih ragu. Banyak pemilik salon yang hanya memiliki pengetahuan sekedarnya.
Lah ini, dokter? Dokter kecantikan pula.
Tentu ekspektasi kita tinggi terhadap mereka.
Kita pergi ke dokter kecantikan karena takut kosmetik abal-abal dan berbahaya.
Selain ongkos perawatannya jauh lebih mahal, kerap dokter kecantikan mengaku kalau krim ini itu adalah racikannya sendiri.
Kita yang awam ya, percaya. Mereka dokter, mengerti medis. Mengerti betul bahaya zat kimia dalam kosmetik.
Dan ternyata, para dokter ini mengambil kosmetik dari perusahaan kosmetik ilegal. Dan mengaku tak tahu menahu.
Jleb.
Sedih. Prihatin.
Teringat seorang teman yang berlangganan klinik dokter hingga 10 tahun. Bagaimana kalau ternyata obatnya abal-abal? Hiks.
Teringat pula bagaimana seorang dokter kecantikan di Semarang, ngetop sangat. Pasiennya hingga puluhan per hari. Tak hanya dari Semarang, tapi kota lain di Jawa. Duh, gimana kalau ternyata krim dokternya berbahaya? Fatal pisan!
Baru-baru ini ditawari teman krim yang dahsyat. Konon, itu racikan dokter X. Wallahu Alam benar tidaknya racikan dokter itu.
Apalagi, ke-60 dokter itu tidak diumumkan siapa saja. Jadi, kita nggak tahu siapa saja mereka. Jangan-jangan dokter langganan kita?
Kita telah bertahun-tahun memakai krim berbahaya?
Siapa yang bertanggung jawab, coba?
So, temans, yuk lebih waspada lagi. Jangan cepat percaya krim kosmetik yang ditawarkan saat ini. Apalagi dengan embel-embel putih instan, segera mulus dalam waktu 3 hari, dan lainnya.
Lebih baik memakai kosmetik yang dilabeli oleh BPOM, hasilnya biar lambat asal selamat, atau back to nature, menggunakan masker tomat, masker bengkoang dan lain-lain untuk perawatan kecantikan. Gali kembali resep nenek moyang kita :)
Tags:
My Life as A Mom