Mati
lampu..hufft gaswat..kada bisa bikin apa-apa ini..
Bleder pakai
listrik, chopper pakai listrik, kompor juga, oven listrik..
#libur jualan
home made food dulu today
Itulah status Facebook teman saya Fika, seorang
penjual online hari ini.
No listrik, mati gaya.
Nggak bisa dipungkiri, Listrik
adalah salah satu hal vital dalam menunjang kehidupan. Apalagi manusia modern,
tanpa pasokan listrik, melongo kita. Sehari-hari kita begitu tergantug pada listrik.
Mulai dari kegiatan pribadi, rumah tangga, sekolah, industri dan segala bidang
kegiatan membutuhkan jaringan listrik.
Kecanggihan ilmu kedokteran menemukan
piranti kesehatan mutakhir, perusahaan teknologi berlomba-lomba membuat ponsel, tablet, laptop tercanggih
semua tak ada gunanya tanpa listrik. Gimana caranya berselancar di dunia maya
tanpa listrik?
Betapa banyak dari kita yang
misuh-misuh ketika jaringan listrik padam sedangkan kita harus bekerja di depan
komputer? Sedang menonton film? Sedang mencharge baterai ponsel? Sedang mengunduh
lagu di internet? Kalau udah begitu, siapa yang jadi sasaran makian ya? Hehe.
Di Indonesia, PT PLN (Persero) atau
Perusahaan Listrik Negara adalah BUMN yang bertugas mengelola masalah
kelistrikan Negara kita. PLN telah berdiri sejak Indonesia merdeka yaitu pada
tahun 1945. Wow, itu berarti telah 67 tahun PLN melayani bangsa ini.
Tugas ini tentu saja bukan hal
sepele. Rumit bahkan. Indonesia adalah Negara yang sangat luas wilayahnya,
beratus juta penduduknya dan tersebar di pulau-pulau. Bagaimana menyediakan
listrik yang merata bagi segenap penduduk Indonesia serta memberikan pelayanan super kepada segenap masyarakat adalah sebuah pekerjaan rumah yang
besar bagi PLN dan Pemerintah.
Ya, karena PLN bukan hanya milik masyarakat kota besar saja. Bukan
milik penduduk pulau Jawa. Bukan hanya
milik warga Negara ini yang sehari-hari menikmati internet dan teknologi canggih lainnya.
Pada tanggal 05 Oktober 2012, usai memberikan Kuliah Umum di
UGM, Menteri Riset dan Teknologi, Bapak Gusti Muhammad Hatta mengatakan PLN
baru bisa menjangkau 67% wilayah
Indonesia
Dan itu berarti, ada 33% penduduk Indonesia yang belum
menikmati kenyamanan hidup dengan listrik. Bahkan untuk sekedar digunakan
adik-adik kita di pelosok untuk belajar dan bikin PR di malam hari. Hiks.
Tak hanya daerah tepencil
seperti pedalaman Kalimantan, Papua dll.
Beberapa daerah di Jawa ternyata ada yang belum menikmati listrik. Seperti berita
www.suaramerdeka.com tanggal 05 Oktober 2011. Menurut artikel tersebut. sekitar
20 persen warga Karesidenan Kedu, Kab.
Magelang belum mendapat aliran listrik. Hal ini disebabkan terpencilnya daerah
tersebut.
Tak adanya listrik disebabkan
mahalnya infrastruktur serta mahalnya biaya sumber energi. Untuk contoh, di daerah
terpencil. PLN terpaksa menggunakan solar untuk sebagai sumber energi, padahal
harga solar sangat mahal. PLN harus membayar ongkos yang lebih besar daripada
yang dibebankan kepada pelanggan. Tekor deh PLN.
PLN telah mencanangkan PLN Bersih yaitu kembali menegaskan
komitmen perusahaan Negara ini untuk selalu memperbaiki pelayanan mereka, menerapkan
prinsip anti KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) sekaligus menegakkan Good Corporate Governance (GCG) dalam
tugasnya menyediakan tenaga listrik untuk masyarakat Indonesia.
Tentu saja, pencanangan itu patut kita acungi jempol. Namun,
kita tak dapat lepas tangan begitu saja. Pasif menikmati listrik. Sebagai bagian
dari masyarakat Indonesia, kita harus mendukung dan mengawal PLN Bersih ini agar
sesuai tujuan.
Caranya? Cukup mudah yaitu nggak bosan untuk memberikan
kritik dan saran yang bermanfaat untuk perbaikan pelayanan PLN.Kita harus
peduli. Kita harus sadar kalau banyak saudara-saudara kita yang tidak
seberuntung kita menikmati kemajuan teknologi dan listrik. Untuk itu, kita
harus hemat energi dong.
Di usia 67 tahun dan tak muda lagi, tentu saja aku berharap
PLN makin bersinar bak remaja ABG. Ada sejumlah harapan yang ingin kusampaikan
untuk PLN:
1. PLN bekerja lebih serius agar listrik tersedia merata bagi seluruh rakyat Indonesia. PLN
dapat bekerjasama dengan banyak pihak misalnya para masyarakat di daerah
terpencil, ilmuwan dan mahasiswa, kampus-kampus
untuk mencari alternatif pembangkit energi yang bisa diperbarui, sesuai
dengan situasi dan kondisi daerah masing-masing serta murah. Tidak tergantung
pada energi seperti batubara yang persediaannya makin sedikit.
2. Pelayanan ditingkatkan, agar pelanggan lebih puas. Bagaimana caranya agar pelanggan
bisa membayar iuran tanpa mengantri lama, bagaimana caranya agar pelanggan
mendapat respon yang cepat ketika menyampaikan keluhan dan permintaan.
3. Ketiga, PLN lebih proaktif berkampanye hemat energi. Kampanye ini dilakukan bekerja
sama dengan pihak media massa, LSM, Sekolah dan kampus, kantor-kantor dan
banyak pihak, ayo libatkan semua orang. Jadikan SM*SH boyband ternama Indoesia sebagai
duta listrik, misalnya. Biar anak-anak muda belajar hemat listrik, hehe.
4. Sebagai
pelanggan, kita tak bisa hanya berpangku tangan dan mengeluhkan kinerja PLN. Masalah
listrik ini adalah masalah kita juga. Kita harus proaktif demi masa depan
Bangsa Indonesia. Kita mengerti, kalau sumber energi untuk listrik terbatas dan
mahal, banyak saudara kita belum menikmati listrik.
Maka, mari kita bersama PLN
mengampanyekan hemat energi dengan lebih semangat. Jadikan hemat energi adalah
napas kita. Mungkin kelihatannya sepele, hanya mematikan lampu ketika akan
tidur, tapi efeknya dahsyat. Satu lampu dikalikan 10 rumah? 50 rumah? 100 juta
rumah?
Tahu nggak
kawan-kawan, kalau Earth Hour yang kita lakukan hanya sejam tiap tahun ternyata
sungguh berarti? Menurut sebuah artikel di
www.merdeka.com
(http://www.merdeka.com/peristiwa/earth-hour-bisa-hemat-biaya-pln-hingga-rp-660-juta.html)
Earth Hour 1 jam pada 31 maret 2012 ternyata
menghemat uang negara sebesar 660 juta rupiah! Yup, Satu jam pemadaman listrik
bisa mengurangi beban listrik sebesar 600 MW. Wow.
So, Banyak yang
bisa kita lakukan untuk hemat energi, kawan:
a. Mencabut
stop kontak charger, kabel tivi
setelah dipakai. Tidak dibiarkan begitu saja karena mengisap energi.
b. Mematikan
peralatan elektronik ketika pergi atau tak terpakai, kalau perlu pakai timer biar nggak bablas.
c. Mendesain
rumah ramah energi dengan memperbanyak lubang ventilasi dan jendela sehingga
tidak perlu menyalakan lampu siang bolong dan AC terus-terusan.
d. Mengurangi
pemakaian lisntrik di jam sibuk yaitu malam hari sekitar pukul 19.00
e. Membeli
peralatan elektronik yang hemat energi seperti AC, lampu dan kulkas.
Gampang
kan?
Insya
Allah, dengan penghematan yang kita lakukan. Maka pasokan listrik lebih
mencukupi untuk saudara-saudara kita. Sehingga kita semua bisa kebagian listrik
tanpa byar pet.
Tags:
my writing project
semoga PLN ga suka mati lagi ya,,, udah ulang tahun nih :)
ReplyDelete