Dear Temans,
Lanjut cerita #FamtripJateng yaa :)
Jalan-jalan di Kota batik Pekalongan bersama teman-teman blogger hari itu memang temanya batik.
Betapa besar kecintaan masyarakat Pekalongan pada batik, tak heran kota ini dipilih Unesco sebagai Kota kreatif dunia untuk kategori kerajinan dan kesenian rakayat. Wow!
Museum Batik Pekalongan Foto: Bobby Ertanto |
Persinggahan kami berikutnya setelah menyantap Garang Asem khas Pekalongan adalah Museum Batik Pekalongan. Letaknya di pusat kota, beralamat di Jalan Jatayu No.3 Pekalongan.
Lelah setelah menjelajah Curug Sewu terasa surut begitu menginjakkan kaki di museum ini.
Kami disambut dan diajak berkeliling museum oleh mas pemandu. Museum ini menempati bangunan kuno dari zaman VOC Belanda yang bentuknya masih asli. Hanya sedikit penambahan bangunan tapi tidak merusak keindahan gedung. Dulunya, gedung ini dikenal sebagai City Hall lalu kemudian menjadi kantor keuangan yang membawahi pabrik gula yang berjaya pada masanya.
Untuk masuk Museum Batik Pekalongan, hanya dikenakan Rp.5000. Museum ini memiliki tiga ruang pamer. Mas Danu, sang pemandu mengantar kami melihat sekeliling.
canting berbagai ukuran dipajang di museum pekalongan |
Di Ruang Pamer I, kami diperkenalkan dengan alat-alat membatik seperti canting dan malam. Canting, alat memulas batik, ternyata memiliki banyak ukuran tergantung fungsinya. Untuk membatik motif kecil, digunakan canting kecil. Sedangkan yang besar untuk memblok bidang yang besar.
Tinta untuk membatik disebut malam. Pewarna yang digunakan untuk membatik pun bermacam-macam. Ada pewarna alami dari tumbuhan untuk menghasilkan warna kecoklatan dan pewarna dari bahan kimia.
Selain bahan membatik, dipamerkan pula kain-kain batik dari berbagai kota di Indonesia.
Ternyata, banyak sekali ya batik Indonesia! Ada batik karya Maestro Batik Almarhum Iwan Tirta. Beliau menyumbangkan batik Jakarta yaitu motif lereng bunga rampai dengan warna dasar kain hitam untuk museum.
Eh iyaa, ada batik dari Bogor lho! Motifnya kujang kijang yang tentu saja bergambar dua ikon Kota Bogor. yang terkenal kijang istana Bogor, dan kujang Aduh, kemana saja eyke?
Selain bahan membatik, dipamerkan pula kain-kain batik dari berbagai kota di Indonesia.
Ternyata, banyak sekali ya batik Indonesia! Ada batik karya Maestro Batik Almarhum Iwan Tirta. Beliau menyumbangkan batik Jakarta yaitu motif lereng bunga rampai dengan warna dasar kain hitam untuk museum.
Batik karya Iwan Tirta dihibahkan untuk museum batik |
Eh iyaa, ada batik dari Bogor lho! Motifnya kujang kijang yang tentu saja bergambar dua ikon Kota Bogor. yang terkenal kijang istana Bogor, dan kujang Aduh, kemana saja eyke?
Selain itu, ada batik seri dongeng yang berasal dari Pekalongan. Salah satu karya baru yaitu motif Cinderella, bo, Ceritanya ya kisah Cinderella. Hihi kreatif yaa.
Oh iyaa, Ada pula motif batik yang khusus dipakai untuk orang yang sudah dewasa dan tegar menghadapi kehidupan. Orang labil, hobi galau dan susah mup on dilarang keras pakai batik ini! Hahaha. Selain batik asal Indonesia adapula batik dari luar negeri seperti India dan Myanmar. Keren.
Batik Motif Cinderella buatan Pekalongan |
Oh iyaa, Ada pula motif batik yang khusus dipakai untuk orang yang sudah dewasa dan tegar menghadapi kehidupan. Orang labil, hobi galau dan susah mup on dilarang keras pakai batik ini! Hahaha. Selain batik asal Indonesia adapula batik dari luar negeri seperti India dan Myanmar. Keren.
Keluar dari Ruang Utama, ternyata pemandangan indah. Bukan, bukan cowok ganteng lagi berbaris. Di tengah gedung, ada taman cantik nan hijau. Dengan kolam ikan kecil yang membuat hati nyaman dan menggiurkan untuk digoreng #eh.
Taman Cantik di tengah museum batik pekalongan |
Kami masuk ke ruang kedua yaitu ruang pamer Batik Nusantara.
Batik tidak melulu Jawa, saudara-saudara! Ada batik Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.Terkesima deh melihat kain-kain cantik yang dipamerkan. Indah bingiiit! *lap iler, mupeng abis!
Ruang Pamer II Batik Nusantara |
Kami mengagumi batik Pekalongan yang bermotif Sam Pek Entay.Keistimewaan motif Sam Pek Entay ini, selembar batik punya dua motif dan warna. Jadi bisa dipakai bolak-balik dalam dua kesempatan. Hemat yaa. Konon, dibuat di zaman penjajahan yang serba sulit tapi orang ingin tetap fashionable.
Lanjut ruang pamer ketiga, koleksinya diperbarui setiap tiga bulan sekali.
Saat ini tema batik yang dipamerkan adalah motif Jlamprang. Motif batik klasik Jlamprang berasal dari Pekalongan dan berciri khas motif geometris seperti segi empat, bintang dan lainnya. Motif ini dipengaruhi kebudayaan India. Ya, lagi-lagi karena akulturasi budaya. Warna batik Jlamprang pun beraneka ragam.
Wah, keren juga nih kalau kemeja batik oleh-oleh buat si mas beli yang motifnya Jlamprang, ada nggak ya? Si Mas malah nitip kemeja batik yang motifnya wayang. Ternyata, sekarang kemeja batik motif wayang seperti Arjuna, Hanoman, sedang hits. Demam serial Mahabharata apa ya, hihi.
Ruang terakhir dan yang paling bikin teman-teman excited.
Tadaa..Ruang workshop! Hehe.
Disinilah, pengunjung museum bisa berkreasi dan belajar membuat batik. Tahu tidak, biaya untuk praktek membatik tidak mahal lhoo berkisar Rp.20.000-Rp.65.000 per paket. Asyik kan?
Disinilah, pengunjung museum bisa berkreasi dan belajar membuat batik. Tahu tidak, biaya untuk praktek membatik tidak mahal lhoo berkisar Rp.20.000-Rp.65.000 per paket. Asyik kan?
plat batik cap di museum batik pekalongan |
Pertama kami diajak ke bagian worskhop batik cap.
Di rak tiga susun, sudah tersedia plat atau cetakan batik cap.
Pemandu mengajari kami cara mengecap kain dengan plat yang tersedia.
Kain putih polos diletakkan di atas meja yang dialasi karton yang sudah dibasahi air jadi lembab terus. Gunanya, agar malam tidak meleber.
hasil karya workshop batik |
Plat batik cap ditempelkan di tatakan berisi lilin panas di atas tungku menyala.
Lalu kita ayun-ayunkan biar malam tidak meleber.
Setelah dirasa cukup, baru deh ditempelkan ke kain dengan hati-hati. jangan sampai berantakan! Apalagi sampai nggak nyambung dengan cetakan motif sebelumnya. Kudu diulang dari awal pekerjaannya. Waa, susah ternyata! Kami lalu bergantian mencoba membuat batik cap.
Setelah dirasa cukup, baru deh ditempelkan ke kain dengan hati-hati. jangan sampai berantakan! Apalagi sampai nggak nyambung dengan cetakan motif sebelumnya. Kudu diulang dari awal pekerjaannya. Waa, susah ternyata! Kami lalu bergantian mencoba membuat batik cap.
praktek membuat batik cap di museum |
Setelah itu, kami diajak melihat proses pembuatan batik tulis. Ini lebih ajib lagi. Lebih ribet lagi,. Tak heran, harga batik cap dan tulis mahal sekali, saudara-saudara, bikinnya encok nian! Nggak ngeluh lagi deh kalau harga batik mahal! Ini sebuah karya seni.
Ismi membatik #famtripjateng dengan tekun |
Ismi, blogger Semarang, membuat pola dulu di selembar kain lalu melapisi motifnya dengan malam, tentu saja kali ini pakai canting. Prosesnya harus hati-hati jika ingin mendapatkan hasil yang rapi dan cantik. Huhuhu.
Miya memamerkan batik motif #Famtripjateng karya Ismi dkk hehe |
Mengobrol dengan pemandu kami, ternyata para pegawai bahkan petugas keamanan museum wajib bisa membatik lho. Mereka mengikuti workshop membatik sepulang bekerja. Wow, keren ya!
Setelah diajak keliling, kami diajak ke ruang audio visual untuk menonton film tentang sejarah batik. Alhamdulillah, pengalaman berharga sekali hari ini bisa berkunjung ke Museum Batik Pekalongan, bikin dakuw makin cinta pada batik. Kalau ke Pekalongan, jangan lupa main kesini yaa!
Tags:
jalan-jalan
Motif Jlamprangnya keren banget ya mbak, bisa dibeli di mana nih? Dibikin gamis oke tugh :)
ReplyDeleteWoooow mupeng, pengin ke sini lagi.
ReplyDeletePernah ke sini ikutan pak Ipung dinas ke Batang 2011, Lantip masih kecil.
Batiknya cakep cakep y mbak..
ReplyDeleteDikasih ilmu mmebatik jg lagi...
uwaaa,seru bangettt..diajarin dan praktek mbatik pula^^
ReplyDeleteMBak kalau ukuran canting itu fugsinya beda atau sama ya?
ReplyDeleteMotif batik dan sorenya bagus mabk dew
ReplyDeleteSayangnya kemarin lembar Batik Indonesia yang dibuat oleh KRT Hardjonagoro nggak dipasang. Sedihh... Mungkin pas jatahnya dicopot dan diganti koleksi lainnya kali ya ^^
ReplyDeleteAyoo..ayoo..ke Pekalongan & ke Museum Batik ini... :)
ReplyDeleteHwaaa jadi kangen Pekalongan. Pernah sekolah disana :((
ReplyDeleteKeren museumnya, gratis atau bayar masuknya mbak?
ReplyDeleteAaaaak... kapan yah bisa ke sana. Cakep banget. Btw, batik tabir khas Riau juga cakep-cakep lho Mbak :)
ReplyDelete@ilham:dekeet..jabar dan jateng mah dekat, cuti sebentar ngetrip liat2 keunikan budaya Jateng :)
ReplyDelete@mba wati: sepertinya banyak mba kayak di IBC gitu, motifnya tuh unik, kotak-kotak, bulat-bulat...
ReplyDeletemba tatit: ayoo main lagii..sekarang pekalongan makin cantik. Ada beberapa hotel bagus dibangun
ReplyDelete@inda: iya, sepaket dengan tiket masuk, kita diajak membatik, ada juga kursus bagi yang serius ingin belajar..seru ya :)
ReplyDelete@hana: iyaaa..banyak ilmu baru masuk sini, berkesan banget :)
ReplyDelete@zaqia: hihi iyaa...khusus untuk orang dewasa ternyata ada batik khususunya...
ReplyDeleteAiiih.....hebat banget ya Mbak Pekalongan. Semoga bisa mampir ke musium ini.
ReplyDeleteSalut, semua sdm termasuk petugas keamanan jadinya pada bisa membatik.
ReplyDeleteSalam!
Pengen juga ke museum kayak gini, blajar membatik... ira
ReplyDeleteSering pakai batik dan nggak pernah lihat proses membat batik. Pingin juga belajar dan melentikkan jari mendesign batik. Semoga diberikan kesempatan Oleh NYA. Aamiin.
ReplyDeleteBatiknya bagus-bagus.. pengalaman yang seru ya ..bisa berkunjung ke musiumnya sambil belajar membatik.
ReplyDeleteSaya penasaran pengen belajar ngebatik :D
ReplyDeleteKirain kalau cap jadi gampang gitu Mbak, garek ngecapin, eh nggak juga ya ternyata...
ReplyDeleteIiih.. pengen banget mampir ke museum ini... seru ya, bisa belajar ngebatik juga.
ReplyDeleteBisa jadi list objek wisata yang kudu dikunjungi neh kalo ke pekalongan, seru belajar mbatik tuh.
ReplyDeleteYa ampun, murah banget tiket masuknya udah all in.
ReplyDeletebaguuus nih museumnyaaa...aku pasti hebooh kalau ke sini :). paling suka belajar membatik, pada kreatif2 pastinyaa..
ReplyDeleteWah ada batiknya iwan tirta juga. Kalau ke pengalongan harus kesini :)
ReplyDeletenaksir berat sama batik karya Iwan Tirta
ReplyDeletetjakep banget
masih ada yg jual gak ya
museumnya bikin kangen pekalongan :((
ReplyDeleteSaya pun terkesima disini. Cuma kudu ditingkatkan lagilah, trus cari ide2 kreatif supaya banyak anak2 muda ganteng seperti saya yg kepincut dan terkesima juga dimuseum ini mba.
ReplyDeleteBTW aku pun terkesima sama template blog kamu yang kece. hehehe